0.4

17.3K 4.7K 789
                                    

"Hari ini kalian mulai sekolah, tapi bersikaplah seperti mereka."

"Baik, tapi bagaimana kalau kami tiba-tiba rusak?"

"Gak bakal, kalian terbuat dari bahan yang luar biasa canggih dan mahal. Kalian cukup sempurna."

"Tapi, apa tidak apa-apa kami melakukan ini? Kami takut terjadi hal buruk yang menimpa anda, tuan."

"Gak bakal. Satu hal lagi, jangan pernah ngomong bahasa baku dan jangan panggil gue tuan."

"Baik."

Dia tersenyum lalu memeluk kedua orang dengan senang. Akhirnya, usahanya selama ini tidak sia-sia.

"Kalo begitu, ayo kita sekolah!"









































"Jinyoung!"

Pemuda berwajah kecil yang sedang fokus membaca buku di kelasnya menoleh ke arah seorang murid perempuan bermata tajam yang datang menghampirinya.

"Ya? Kenapa, Ji?"

Yeji menunjuk-nunjuk ke luar kelas, tapi dia tidak mengatakan apapun karena nafasnya tak beraturan.

"Kenapa? Hyunjin berantem lagi?" Tanya Jinyoung kesal, namun Yeji menggeleng.

"Terus apa? Jangan bikin mood gue turun."

"Ah, lo ikut gue aja deh. Gue gak bisa ngasih tau lo secara langsung," ucap Yeji pada akhirnya lalu menarik tangan Jinyoung untuk ikut dengannya.

Jinyoung yang terkejut sampai tersandung kaki meja, untungnya tidak sampai jatuh.

"Ssh, Hwang Yeji, awas lo," ringis Jinyoung kesal seraya menyamakan kecepatan jalannya dengan Yeji.

"Jinyoung, lo tau apa yang Hyunjin lakuin selama ini, kan?" Tanya Yeji tiba-tiba.

"Ya, emang kenapa? Dia berbuat hal yang jauh lebih gila lagi?" Jawab Jinyoung seraya bertanya balik.

"Ini lebih gila dari yang lo bayangkan! Semuanya udah selesai, bahkan sekarang ada di sekolah!"

Jinyoung terbelalak. "Hah?! Lo serius? Ji, lo gak bohong, kan?!" Tanya Jinyoung dengan nada yang lumayan keras.

Yeji berhenti melangkah di tengah koridor utama. Kemudian, tangannya menunjuk Hyunjin yang baru datang dengan senyuman lebarnya. Dia terlihat senang.

Namun bukan itu yang membuat Jinyoung terkejut, tapi kedua orang yang mengekori sepupunya itu lah.

Bisik-bisik terkejut dan tak percaya mulai terdengar. Heboh, situasi sangat heboh!

"Hwang Hyunjin!" Teriak Jinyoung marah sembari melangkahkan kaki lebar-lebar ke arah pemuda Hwang tersebut.

"Apa yang lo lakuin, Hyunjin? Ini gak bener, apa yang lo lakuin gak bener!" Bentak Jinyoung marah, tapi Hyunjin hanya membalasnya dengan kekehan sinis.

"Gue pernah bilang, ini hidup gue, lo gak berhak mengatur kehidupan gue. Sekarang lo minggir, gue mau lewat."

Kesabaran Jinyoung telah habis. Tangannya langsung terangkat dan akan memukul Hyunjin.

Tapi gagal, karena salah satu orang yang sejak tadi diam di belakang Hyunjin menahan tangannya, membuat Jinyoung meringis karena cengkramannya terlalu kuat.

"Jangan pernah sakiti sahabat gue," perintahnya tak main-main lalu mendorong Jinyoung untuk mundur.

Ini tidak benar, sama sekali tidak benar.









































































Robot berbentuk manusia yang diciptakan Hyunjin telah selesai, mereka telah sempurna.






















































































Dan keduanya, sangat mirip dengan Lee Felix dan Han Jisung.

[iii] Someday | Hwang Hyunjin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang