AKU TAK SEPERTI MEREKA, AKU TERSISIHKAN

8K 47 1
                                    


Apa yang terjadi dalam hidup seseorang memang tidak akan pernah bisa di duga, bahkan untuk sesuatu yang umumnya seharusnya baik pun terkadang bisa melenceng dari kebiasaan yang seharusnya tersebut.

Cerita sedih ini berawal dari sebuah kejadian luar biasa yang sering di sebut dengan istilah kelahiran yaitu sekitar kurang lebih lima belas tahun yang lalu.

Waktu itu, sebuah keluarga kecil sedang menanti dengan harap-harap cemas sebuah peristiwa penting yaitu akan lahirnya anak ketiga yang sehat dan sesuai keinginan dan harapan mereka.

Keluarga ini bukan keluarga biasa, mereka adalah sebuah keluarga eksentrik, berada, mampu dan memiliki adat dan kebiasaan yang biasa di sebut masyarakat kelas tinggi. Semua yang berhubungan dengan mereka diharuskan sempurna, tak ada satu kekurangan pun.

Ya, kenyataannya selama ini pun mereka mendapatkan semua yang sesuai dengan harapan dan keinginan. Dari mulai hal terkecil sampai hal besar mereka selalu mendapatkan yang sesuai. Bahkan untuk seorang pembantu pun kriteria yang diperlukan begitu banyak bak seorang artis atau miss dunia saja.


Malang, peristiwa kelahiran yang diharapkan akan menyempurnakan kebahagiaan yang telah mereka alami selama ini berubah menjadi sebuah kekecewaan yang dalam. Pasalnya bayi yang dilahirkan oleh sang ibu - ternyata - memiliki keterbatasan yaitu telinganya kecil sebelah.

Karena keadaan itu, keluarga yang sangat kuat menjunjung tradisi dan citra tersebut sempat tidak ingin mengakui dan ingin membuang bayi tak berdosa tersebut.

"Nda, bagaimana ini, masa kita memiliki keluarga yang seperti ini, apa kita tidak malu??"
"Sudah diam kamu, ini urusan ayah dan bunda, diam!"
"Pokoknya aku tidak mau punya adik seperti dia!!"

"Nda, bagaimana ini, masa kita memiliki keluarga yang seperti ini, apa kita tidak malu??""Sudah diam kamu, ini urusan ayah dan bunda, diam!""Pokoknya aku tidak mau punya adik seperti dia!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sebenarnya, mereka benar-benar tertekan dan mengalami dilema. Mereka malu karena keluarganya yang selama ini sempurna di mata masyarakat harus memiliki anak wanita yang catat tak sempurna. Meski sebenarnya dalam hati mereka yang paling dalam mereka merasa sedih dan tak berdaya.

oOo


Hari berganti, bulan berlalu, lima belas tahun sudah mereka memendam perasaan tersebut sampai akhirnya terkuak dan pecahlah emosi mereka. Ternyata, anak bungsu keluarga tersebut memiliki tabiat, gaya dan tingkah laku yang sangat berbeda dengan anggota keluarga lainnya.

Kalau yang lain sangat menjaga gengsi dan citra, sang bungsu justru sangat rendah hati, sopan, kasih sayang dan tidak pernah menganggap remeh orang lain meski mereka berbeda drajat.

Atas emosi yang terpendam dan tidak adanya keikhlasan akhirnya pelan dan pasti perlakuan mereka berubah. Kini ayah, ibu dan kakak-kakaknya selalu membedakan perlakuannya kepada si bungsu. Dari sinilah akhirnya si bungsu memulai menjalani hidup yang perih, di kucilkan keluarga.

Si bungsu selalu saja mendapatkan perlakuan yang berbeda dan mulai tidak dianggap penting dalam keluarga tersebut.

Si bungsu selalu saja mendapatkan perlakuan yang berbeda dan mulai tidak dianggap penting dalam keluarga tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karena usia yang semakin dewasa maka si bungsu mulai merasakan perbedaan tersebut. Ia mulai menyadari ada yang salah dalam perlakuan keluarganya tersebut. Tentu saja, ia merasa begitu sedih dan kecewa.

"Ya Alloh, aku tidak meminta-Mu untuk melahirkanku dalam keadaan seperti ini, tolonglah aku dari penderitaan ini.." ucapnya dalam sesak tangis di setiap malam-malamnya.

"Kak, kenapa kalian memperlakukan aku seperti itu, aku juga kan adik kalian..."
"Siapa bilang, kamu itu anak pungut yang di usia 17 tahun nanti harus jadi pembantu di rumah ini!"

Bukan hanya perlakuan-perlakuan kecil, saat berlibur sang bungsu pun tidak diajak, berbelanja ke mall di tinggal, acara keluarga selalu saja diabaikan. Begitulah, bagi keluarga tersebut, si bungsu dianggap sebuah kutukan padahal sebenarnya ialah yang menjadi dewi penyelamat atas bagi keluarga tersebut.

Atas kesombongan dan keangkuhan keluarga itu, jika tidak ada si bungsu mungkin saja keluarga tersebut telah di hukum dan di azab oleh Alloh. Tapi begitulah, takdir belum menggariskan mereka untuk berubah dan bertobat.

- bangridlo456

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang