Bab 4

1.2K 150 9
                                    

Halo Atsi...

Gimana nih udah ada gambarannya belum.

Semoga menghibur kalian ya.

Selamat membaca!

.

.

Hari ini Taehyung terpaksa membatalkan acara makan siangnya bersama para kolega. Pertemuannya kali ini lebih penting dari apa pun, Taehyung bahkan tidak peduli jika para kolega mencemooh dirinya atau bahkan mengomeli Kim Taeri.

Sejak beberapa menit yang lalu Taehyung sengaja mengabaikan rentetan pesan dari sepupunya.

Namun, Taeri tak berhenti menghubungi Taehyung sehingga membuat pria itu terpaksa harus menonaktifkan ponselnya. Lalu meletakkan benda pipih itu ke tengah-tengah meja persegi.

Di seberang meja, Namjoon mencoba untuk menyelami manik kelam Taehyung. Lelaki itu berharap dia bisa menemukan sebuah ketidakseriusan atas apa yang Sohyun sampaikan padanya tadi pagi.

Sayangnya Namjoon tidak bisa menemukan apa pun.

Taehyung itu pandai dalam mengubah ekspresi wajahnya sesuai situasi, anggap saja Taehyung seperti seekor bunglon yang dapat bertukar warna sesuai tempatnya.

Namjoon menghela napas berat. "Taehyung-ah, kau tahu? Kau baru saja menghianatiku." Itu adalah kata-kata seorang Kakak yang patah hati setelah mengetahui adiknya ingin menikah dengan sahabatnya sendiri.

Taehyung menegakkan punggungnya, bersandar pada sandaran bangku. Dia harus tetap terlihat tenang di tengah situasi yang tegang.

"Aku tahu Joon. Aku minta maaf karena merebut Sohyun darimu."

Pria dengan dimple-nya itu hanya mengulum senyum. Ada rasa sakit yang disertai kelegaan, karena ternyata pilihan Sohyun adalah sahabatnya Choi Taheyung.

Meskipun begitu sepertinya rasa sakit Namjoon jauh lebih besar.

Mungkin Namjoon terlihat biasa saja, tapi percayalah Namjoon sangat khawatir, dia takut jika adiknya akan dipermainkan oleh Taehyung.

Bukan ingin berpikir buruk tentang lelaki itu, Namjoon tahu betul bagaimana perasaan Taehyung terhadap teman sekelasnya Irena Lee.

Taehyung sangat mencintai Irena. Itu terbukti ketika Taehyung memilih untuk tetap sendiri setelah Irena pindah ke luar negeri.

Jadi tidak ada salahnya jika Namjoon takut adiknya akan terluka jika sewaktu-waktu Irena kembali dalam kehidupan Taehyung.

Bisa saja itu akan menjadi alasan Taehyung menyakiti adiknya. Tidak, itu ide yang buruk. Namjoon tidak mau adiknya menjadi korban dari keegoisan Taehyung.

Lagi pula, pertemuan pertama antara Taehyung dan Sohyun terbilang sangat singkat. Bagaimana mungkin Taehyung bisa langsung jatuh hati pada Sohyun.

"Joon. Kau baik-baik saja kan?"

"Ya, tentu." Lamunan Namjoon membuyar, pria itu tidak sadar jika pikirannya tengah berkelana ke mana-mana.

Untuk menghilangkan dahaganya, Namjoon meraih segelas lemon tea lalu menenggak minuman itu hingga tinggal setengah.

Alunan musik jazz menemani Konversasi mereka berdua. Taehyung masih setia menunggu perkataan Namjoon, dia berani bertaruh Namjoon pasti ingin mengetahui segalanya. Segala tentang perasaannya pada Sohyun.

Suasana kafetaria tiba-tiba terasa menegangkan, Namjoon menatap Taehyung dengan tatapan mengintimidasi.

"Sejak kapan kau mulai menyukai adikku?"

HOW LONG? ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن