01. Maut yang Datang ke MAGNUS
Ψ
Guntur menggelegar,
ketika Taehyung menghentikan langkahnya di depan pagar besi hitam dengan ujung runcing setinggi tiga meter, di hadapannya berdiri kastil dengan tiga menara yang nampak dari luar gerbang. Di malam hari seperti ini, kastil itu terlihat seperti sebuah kastil hantu. Sayangnya, sebentar lagi di sanalah Taehyung akan tinggal.
Magnus Academy.
Oh, terpujilah ayahnya yang berada di underworld karena mengirimnya ke tempat ini tepat di ulang tahunnya yang ke tujuh belas.
Yeah, selamat ulang tahun Taehyung Kim. Selamat menjemput hadiah ulang tahunmu. Taehyung tersenyum sinis dibalik jubah hitam yang menutupi separuh wajahnya.
Taehyung tahu, dia tidak bisa masuk begitu saja melewati gerbang tinggi itu. Dia dapat melihat aliran energi yang membentengi sekeliling pagar juga tembok bata tinggi yang mengelilingi kastil. Pastilah para Dewa teramat menjaga tempat ini, tentu saja. Di dalam sana kan banyak 'anak-anak' mereka. Sialnya, Taehyung termasuk salah satu di antaranya. Anak-anak itu.
Kakinya sedikit melangkah mundur ketika melihat dua orang datang, lengkap dengan baju zirah Yunani dan tombak. Serius, nih? Taehyung pikir mereka yang ada di sini biasa berpakaian normal.
"Siapa kau?" suara salah satu penjaga terdengar sangat rendah, matanya memicing menyelidik Taehyung.
"Buku penutup kepalamu, orang asing!" seru penjaga yang satunya lagi.
Taehyung menghela napas, diturunkannya hati-hati tudung jubahnya hingga kedua penjaga itu dapat melihat wajahnya. Kedua prajurit nampak siaga, mengambil kuda-kuda dan mengarahkan ujung tombak ke arah Taehyung.
"Aku Taehyung Kim..." Taehyung menjeda kalimatnya, sebelum selanjutnya dan membuat kedua penjaga tadi mundur dua langkah, ketakutan.
"Putera Dewa kematian, Thanatos."
***
Langkah kaki tergesa terdengar di sepanjang lorong, mengisi kekosongan koridor yang telah sepi dikarenakan sekarang sudah pukul sepuluh malam dan itu artinya tidak boleh ada anak didik yang keluar dari asrama sejak pukul delapan malam."Apa kau yakin, Fergus?" pria setengah baya bertanya dengan raut wajah serius pada Fergus sang penjaga gerbang yang beberapa saat lalu melapor bahwa tepat di luar gerbang akademi ada seorang remaja mengklaim dirinya sebagai anak dewa kematian.
"Betul, Master Yue." Fergus menjawab dengan nada sedikit ketakutan, tentu saja dia takut dia baru saja berhadapan dengan anak dari dewa kematian. Salah langkah bisa saja nyawanya diambil malam ini.
Master Yue, kepala sekolah Magnus yang sudah menjabat lebih dari setengah abad itu mengerutkan kening sembari terus mengambil langkah lebar dan terburu agar segera sampai ke gerbang utama. Sang Demigod putera Apollo itu nampak resah, dia bahkan tidak mendapat tanda-tanda kalau akan ada Demigod lain yang datang ke akademi ini semenjak enam bulan yang lalu. Apalagi bukan sembarang Demigod biasa, meski ayahnya bukanlah merupakan tiga besar atau dua belas Dewa-Dewi Olympus tapi dia tahu ayah dari Demigod itu juga bukan sembarang dewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGNUS ACADEMY #1 : Son of Death
FanfictionTaehyung Kim, sudah menggenggam maut di tangannya semenjak ia kecil. Membuatnya selalu merasa bahwa hidupnya adalah sebuah kutukan dari para Dewa. Hingga diulang tahunnya yang ke tujuh belas, Taehyung dibawa ke sebuah tempat untuk menjalankan mi...