"Vano," Ruwi memanggil dengan suara lirih. "Lo gak berangkat kerja? Ini udah jam sepuluh, harusnya lo udah kerja di kafe."

Vano menggeleng semangat. "Aku tukar shift malam. Jadi, nanti aku kerjanya bareng kamu."

"Ck, katanya anak DEKAN, kok kerja?" singgung Zaidan.

Ruwi menggerutu saat Zaidan kembali mengeluarkan kata-kata yang bisa memancing emosi Vano. Dapat ditebak apa yang terjadi selanjutnya. Vano langsung terprovokasi dengan kata-kata itu.

"Serah gue! Bokap gue aja gak masalah kalo gue kerja. Ngapain lo mikirin hidup orang lain!"

"Berarti lo itu cuma ngaku-ngaku anaknya profesor!"

"Besok-besok gue kasih liat KK gue! Kalo perlu gue buktiin dengan tes DNA kalo gue itu anak kandung profesor Husein!"

Zaidan mengibaskan tangannya untuk menolak apa yang dikatakan Vano. "Sorry, gue gak mau ketemu lo lagi. Hari ini terakhir kalinya kita ketemu. Jadi, gak perlu repot-repot bawa tes DNA."

"Halah, bilang aja lo takut menerima fakta kalo gue anak profesor beneran!"

"Heh! Gue gak takut ya!" sanggah Zaidan secepatnya.

Ruwi benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Lagi-lagi ia hanya bisa menghela napas saat perdebatan kembali terjadi antara kedua cowok itu.

👣👣👣

Stevie berdecak saat melihat interaksi Ruwi dengan dua cowok itu. Ia semakin dibuat kesal saat melihat Ruwi terlihat akrab dengan Zaidan, mantan yang masih dia cintai. Dari sudut ruangan, dia bersama tiga temannya, termasuk Risti ternyata sudah mengamati gerak-gerik Ruwi sejak awal.

Mantan pacar Zaidan itu menatap teman-temannya satu persatu. "See?! Makin dibiarin, cewek itu makin lunjak!" Detik kemudian, ia menatap Risti yang sudah memasang ekspresi datar.

"Gue berencana mau kasih pelajaran ke dia. Lo bakal gabung sama kita 'kan, Ris?" tanyanya dengan tatapan penuh harap. "Seenggaknya kita harus beri dia pelajaran supaya dia gak rebut cowok orang lagi!"

"Ingat, Ris, Ruwi udah rebut Vano dari lo." ucap salah seorang cewek di samping Stevie.

"Benar. Jelas-jelas dia tau kalo lo suka sama Vano. Bukannya bantuin lo, tapi dia malah menusuk dari belakang." sambung cewek satunya.

"Dan dia juga udah hancurin hubungan gue sama Zaidan." imbuh Stevie. Cewek itu masih menatap tajam ke arah Ruwi.

"Terus, kalian bakal ngasih perhitungan apa ke dia?" tanya Risti kemudian.

Stevie yang seakan mendapat lampu hijau langsung menjawab, "kita mulai dengan melakukan sesuatu yang sederhana."

👣👣👣

12.00

Dua jam usai latihan, para mahasiswa diizinkan untuk makan siang dan salat Zuhur. Ruwi menghabiskan waktu 30 menit untuk melakukan keduanya. Waktu istirahat tersisa 15 menit lagi, ia pun menggunakannya untuk pergi ke toilet.

Saat itu tak ada orang lain di toilet. Hal itu membuat Ruwi lebih leluasa untuk menggunakan wastafel. Tak lama kemudian, ia dikejutkan dengan  suara pintu yang dibuka paksa. Terlihat Stevie beserta dua temannya sedang berjalan mendekat.

Tanpa basa-basi, Stevie langsung menyiramkan seember air bekas pel ke arah Ruwi. Ruwi yang tidak sempat menghindar langsung terkejut dengan apa yang menimpanya. Baju dan celananya basah kuyup, bau tak sedap langsung merebak memenuhi indra penciumannya.

Tawa ketiga pelaku meledak seketika saat melihat reaksi Ruwi. "Ini akibatnya kalo merusak hubungan orang lain!" celetuk Stevie.

"Stevie, lo tuh terlalu baik. Harusnya lo kasih pelajaran lebih supaya dia sadar diri!" kata seorang temannya.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Where stories live. Discover now