lost and found

452 61 25
                                    

Partnernya menghilang.

Setidaknya sudah dua hari.

Yohan yakin rekannya, Hangyul, tidak akan sekedar pergi ataupun kabur begitu saja dari tugas mereka. Ia orang yang bertanggung jawab, tipikal orang yang akan menuntaskan segala macam pekerjaan, mulai dari yang mudah hingga yang berbahaya.

Mereka sudah sepakat untuk berpencar selama beberapa saat. Namun Yohan mulai merasa khawatir saat nomor ponsel Hangyul tidak bisa dihubungi.

Nomor yang anda tuju tidak aktif, ujar sistem
seluler memberitahunya.

Ia terus menempelkan ponsel ke kupingnya sembari menatap pemandangan kota Gyeryong dari balik kaca mobilnya, berharap keajaiban akan datang.

Yohan menelusuri jalanan sempit yang menghampar di depannya, mencari petunjuk di antara pedesaan indah, sesekali mengeluarkan umpatan - umpatan kasar dari mulutnya.

Sial, sial, bangsat.

Ia marah. Ia marah pada dirinya sendiri karena telah memberitahu Hangyul ide yang buruk, yaitu ide untuk berpencar. Padahal sebelumnya mereka selalu bekerja beriringan, dan tak pernah mencoba berpencar sebelumnya.

Kini Hangyul menghilang. Jika Hangyul ditemukan dengan tidak selamat, maka ia tak akan memaafkan dirinya sendiri.

Iapun ragu bahwa partnernya akan datang kembali padanya dengan tanpa goresan sedikitpun. Keduanya sedang menghadapi tugas penyelidikan terberat dalam karir kepolisian mereka.

Mereka ditugaskan untuk menangkap seorang pencuri permata kelas kakap yang dipercaya tengah bersembunyi di Gyeryong.


===============


Yohan jelas kesulitan untuk melanjutkan tugasnya saat pikiran tentang Hangyul mendominasi otaknya.

Ada rasa nyeri dalam hatinya yang tak bisa ia jelaskan. Rasa bersalah, sesal, dan khawatir tercampur aduk menjadi satu, memberinya rasa mual yang tak kunjung hilang.

Ia tak punya alternatif lain selain mengunjungi pub kecil terdekat, dan menenggak alkohol murah demi menghilangkan bebannya.

Pikirnya tak disangka - sangka malah menjadi jauh lebih kacau. Alkohol itu membuatnya terbang ke memori lamanya bersama Hangyul.

Beberapa tahun yang lalu, saat keduanya belum bersahabat dan masih menjadi murid di akademi polisi, ia sempat membenci Hangyul. Hangyul yang cemerlang, mengalihkan pandangan semua orang yang tadinya tertuju padanya, jadi menuju pria yang lebih muda darinya beberapa bulan itu.

Yohan benci itu. Yohan benci saat ia tak menjadi nomor satu di mata orang lain.

Yohan juga cemerlang. Namun satu hal yang ia pelajari dari Hangyul, Hangyul bukan hanya cemerlang, tapi juga baik hati.

Otaknya kembali memutar memori di saat Hangyul menggotongnya sehabis ia terkilir saat berlari mengelilingi bukit, saat teman - temannya yang lain dengan bebas melewati tubuhnya yang lemah, terus berlari demi mengejar waktu tanpa mempedulikannya. Hangyul. Hanya Hangyul yang peduli, Hangyul yang ia benci.

Sungguh, Ia sudah tak peduli bayaran besar dan jatah cuti yang dijanjikan oleh atasannya. Yohan hanya ingin Hangyul kembali. Itu saja.

Tak terasa pipinya telah basah oleh cairan yang keluar dari matanya. Nafasnya sesak karena terlalu banyak sesenggukan.

Setelah beberapa menit ia habiskan untuk menangis, seseorang mengusap air matanya, menangkup wajahnya dengan dua tangan secara lembut, dan mengarahkan pandangannya ke atas.

ENCHANT [Yohangyul]Kde žijí příběhy. Začni objevovat