U

17.4K 2.8K 145
                                    

Baekhyun tidak menerima lamarannya.

Namun, dia juga tidak menolak.

Si cantik itu ingin menikah dengan Chanyeol. Tapi, tidak dalam waktu dekat.

Masih banyak yang harus ia urus. Menuju wisuda saja masih ribet. Lalu, ia juga ingin pindahan. Harus mencari kerja. Ia ingin memiliki penghasilan terlebih dahulu.

Sudah cukup ia menyusahkan Chanyeol. Dia tidak ingin di acara sakral itu, harus Chanyeol juga yang mengeluarkan segalanya. Mungkin menunggu sedikit lebih lama akan lebih baik.

Jadi, Baekhyun mencoba untuk memberi pengertian pada kekasih jangkungnya. Cincin yang diberi, ia terima. Sebagai tanda, bahwa mereka terikat lebih dari sekadar 'pacaran'. Namun, mereka akan menikah, ketika keduanya siap.

Benar-benar siap, dalam segi apapun.

Jika ditanya apa Chanyeol kecewa, tentu saja ia kecewa. Namun, ia paham. Baekhyun bukan tipe orang manja. Ketika Chanyeol memanjanya, Baekhyun memang menerima. Tapi, dia tidak akan senang jika terus-terusan dimanja.

Baekhyun juga ingin berdiri sendiri. Dia ingin membanggakan dirinya dahulu. Menghasilkan uang, membeli barang dari hasil kerja, merasakan lelahnya suatu pekerjaan, dan masih banyak lagi.

Tidak harus merasakan semuanya. Tapi, setidaknya ia ingin menikah dengan Chanyeol dalam keadaan 'pria mapan'. Walau ia tahu, Chanyeol tidak akan mempermasalahkan apapun yang ada didirinya.

Chanyeol tidak mempermasalahkan 'lamarannya' yang tertangguhkan. Namun, ia memaksa ketika Baekhyun ingin pindah, maka Baekhyun harus pindahan ke apartemennya. Tidak ke tempat lain. Dan Baekhyun setuju.

"Baekhyun tidak ingin pindah dalam waktu dekat?" tanya Chanyeol pelan. Mata besarnya menatap lekat sang kekasih yang tengah makan. Sudah sejak dulu, dia ingin Baekhyun untuk angkat kaki dari rumah tersebut.

Kunyahan Baekhyun melambat. Lalu, ditelan. Tatapan Chanyeol dibalas, "You know..." kedua bahunya ia angkat. Bibir bawah dijilat, "He's still my Dad," gumam Baekhyun. Ia menunduk, "Setidaknya aku... ingin keluar dengan.. baik."

Sebelah tangannya Chanyeol genggam.

Baekhyun terkekeh, "Dia tidak memukulku setiap hari. Chanyeol tenang saja, oke?"

"Ketika Baekhyun sudah ingin pergi, Chanyeol akan membantu membawa barang-barang."

"No," balas Baekhyun cepat, "Aku akan melakukannya sendiri."

"Kenapa?"

"Aku tahu kau, Chanyeol," sipit itu menatap dalam. Bibirnya tersenyum, "Kau akan membantuku, lalu ketika ada kesempatan, kau akan balas memukulnya."

Yang lebih besar menatap tak terima, "Dia pantas mendapatkannya."

"Chanyeol, ingat kataku tadi," genggaman tangan, Baekhyun eratkan, "Dia masih Ayahku."

"Dan dia tidak akan pernah jadi 'mantan Ayah', Baekhyun. Statusnya tidak akan bisa berubah. Lalu, kapan Chanyeol bisa memukulnya?"

"Tidak akan pernah."

Tatapan tak terima kembali dilayangkan, "Kenapa?"

"Dengar," Baekhyun membawa tangan yang lebih besar ke dalam tangkupan kedua tangannya. Memijat punggung tangan itu pelan. Lalu, tersenyum menenangkan, "Kau tidak perlu memukulnya, oke? Kita tidak harus membalas semua pukulan dengan pukulan juga--"

"Tentu saja itu harus!"

"Hei, aku ingin kau menjadi orang baik!" seru Baekhyun kesal, "Berusahalah memaafkannya, seperti aku yang memaafkannya."

"Tapi, Baekhyun membencinya."

Ucapan itu cukup untuk membuat bibir Baekhyun tertutup rapat. Tatapan mereka tak terputus. Oksigen dihirup. Baekhyun menelan ludah.

"Tetap saja, Chanyeol. Dia orang tuaku. Dia tidak memiliki siapa-siapa lagi selain aku. Dia... Dia pernah menyayangiku, dan mungkin masih menyayangiku. Ketika aku pergi nanti, akan ada... bagian hatinya yang terluka. Mungkin.. dia akan menyadari kesalahannya setelah itu," lirih Baekhyun.

"Bagaimana jika dia tidak?"

"Tidak apa-apa. Setelah aku keluar, aku milikmu. Jika dia menggangguku... kau boleh melakukan apapun. Tapi, aku harap Chanyeol tidak menggunakan kekerasan."

Keheningan melanda selama beberapa detik. Chanyeol mendesah lelah. Tangan Baekhyun ia tarik, untuk dikecup.

"...oke," balas Chanyeol. Memunculkan senyum senang di wajah Baekhyun. Itu baru kekasih baiknya :)

"Oh. Can you do me a favor?" Si jangkung mengerling.

Baekhyun kembali menyendokkan makanannya dan mengangguk.

"Sleep with me tonight."

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!"

Baekhyun harap tidak ada yang menguping pembicaraan mereka barusan.

Oh, tentu saja. Sleep yang Chanyeol maksudkan kali ini, bukanlah sleep yang sesungguhnya.

Seseorang, tolong bantu Baekhyun untuk memukul kepala Chanyeol agar dia bisa lebih waras dan tidak mengajaknya tidur di tempat umum.

TampangBaekhyunCantik

[1] PREMAN [ChanBaek][SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang