#7

81.3K 4.2K 45
                                    

Violet mengerjapkan mata beberapa kali kala sinar mentari telah menyinari ruangan kamar itu, membuat tidurnya menjadi terganggu. Perlahan, ia bangkit dari posisi awal dan mengedarkan pandangan.

Violet berusaha untuk mengingat kejadian kemarin ketika ingatan di mana ia menunggu Darren untuk makan malam kembali terputar. Perempuan berbola mata abu itu menarik napas panjang. Dia merasa dibodohi. Lalu sepersekian detik kemudian, Violet mulai merasa ada yang aneh. Ia menggaruk kepala dan bertanya-tanya ... bagaimana ia bisa tidur di atas ranjang?

"Seingatku kemarin aku terus menunggu di meja makan?" gumam Violet pada dirinya sendiri. "Apa aku tidur sambil berjalan?"

Suara berisik dari luar menarik perhatian Violet yang awalnya tengah bertanya-tanya tentang bagaimana ia bisa berakhir di atas kasur empuk. Perempuan itu mengerutkan dahi karena bingung.

Apa para pembersih sudah datang hari ini? Tapi bagaimana mereka masuk? batin Violet bertanya-tanya. Ia tahu akan ada beberapa orang asisten yang datang ke apartemen ini setiap tiga hari sekali untuk membantu Violet bersih-bersih, tapi jadwal kunjungan itu esok, bukan hari ini.

Lagi pula kalaupun mereka memang datang, seharusnya mereka tak bisa masuk, karena mereka tak tahu password apartemen Violet.

Jadi ... siapa yang ada di luar? Violet tak bisa memikirkan siapa pun. Tak ada yang tahu password untuk masuk ke dalam apartemen ini, bahkan Darren saja tidak tahu.

Pencuri? Violet mulai berpikir negatif. Di hari seterang ini? Seriously?

Karena tidak bisa menahan rasa penasaran, Violet akhirnya melangkah ke luar ruangan. Jam baru menunjuk pukul tujuh lewat sedikit. Ruangan kamarnya hanya memiliki sedikit barang karena banyak dus yang belum dibongkar, membuat Violet tak bisa mencari benda yang bisa ia gunakan sebagai senjata--kalau yang ada di luar memang benar-benar maling mungkin Violet akan menjerit kuat-kuat saja.

"D-darren?" Mulut Violet menganga ketika ia sudah sampai ke luar kamar dengan langkah sepelan yang ia bisa--karena ia takut ketahuan oleh pencuri yang ternyata adalah Darren.

Dahi Violet berkerut ketika menemukan Darren berada di dapur, tengah sibuk memasak tanpa mengenakan baju. Violet ulangi, Darren memasak tanpa menggunakan sehelai benang pun di bagian tubuh atasnya!

Otot lelaki itu begitu terbentuk. Tubuhnya besar dan kekar, tapi tidak berlebih dan pas.

"Darren apa yang sedang kaulakukan?" Violet bertanya ketika ia mendekat ke arah dapur karena tampaknya Darren tak sadar kalau Violet sudah bangun. Lelaki itu memasak sesuatu yang membuat aroma apartemen menjadi menggiurkan, tapi Violet tak yakin tentang makanan apa yang Darren buat. "Dan bagaimana kau masuk? Kapan kau pulang? Kenapa kau tidak memakai pakaian?"

"Kau ini cerewet sekali." Darren menatap Violet sekilas yang membuat Violet langsung memalingkan wajah karena ia tak sengaja melihat otot-otot di perut Darren. "Lagi pula, orang bodoh macam apa yang memasang tanggal pernikahan sebagai password? Pencuri bahkan bisa menebak itu."

Violet merasa pipinya memanas karena ucapan Darren. Dia tak tersinggung, hanya saja ... ia agak malu karena ketahuan memasang tanggal pernikahan mereka sebagai kata sandi.

Omong-omong, kemarin Violet sangat kecewa karena ucapan Darren ditelepon--tentang bagaimana cara lelaki itu menggambarkan pernikahan mereka dari sudut pandangnya yakni; buang-buang waktu dan tak penting. Violet benar-benar terkejut dan tak menyangka kalau Darren akan setega itu, hingga ia menangis tanpa ia sadari.

Violet tak tahu apakah lelaki itu memang memiliki kebiasaan berbicara kasar atau dia hanya tak menyukai Violet. Namun, setelah Violet ingat-ingat lagi, Darren tampak begitu ramah dengan tamu-tamu undangan di pernikahan mereka. Jadi, kesimpulannya adalah Darren hanya tak menyukai Violet, makanya dia kasar.

Marrying Mr. BASTARD! [TAMAT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant