Te Amo Ata | Meluluhkan Ego

238 11 0
                                    

Aku tidak akan terus bertahan dengan ego ku ini, malah membuat ku  jatuh dalam jurang kesakitan.

















Vian sudah sampai dirumah dera mama darren, sebelum itu altha mengabari mama darren itu ia memasktikan dera ada di rumah. Dan benar saja vian dan altha sudah disambut oleh dera.

Dera memeluk altha yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

“tumben ta kesini?” Tanya dera.

“kangen sama mama.” Dera tersenyum mendegarkan perkataan altha itu.

“eh ada vian juga.”

“iya te.” Vian mencium punggung tangan dera.

“masuk yuk tadi mama buatin cake, altha kan suka cake buatan mama, wajib nyobakin.”

“siap ma, nanti kue mama udah abis duluan sama altha.” Ucap altha membuat dera terkekeh.

“yuk bang vi.” Vian, altha dan dera memasuki rumah yang cukup besar  itu.


🍰🍰

Altha mengikuti  dera menuju dapur untuk mengambil cake yang masih di oven.

Sedangkan vian ia menuju ke tempat devon berada. Vian beralasan akan menemui argha yang memang ada di rumah padahal dia menemui devon untuk memberitahu kalau adeknya itu ingin mendegar penjelasan devon.

“hummm wangi banget ma.” Altha mencium aroma cake, altha selalu saja suka dengan aroma ini dan tentu saja dengan rasa nya.

Dulu saat ke rumah darren dan bertepatan dengan mama dera sedang membuat cake, altha selalu saja tertarik. Sampai-sampai darren hanya merasakan sedikit cake buatan mamanya itu karena altha sudah memakannya terlebih dahulu dan hanya tersisah sedikit. Darren tidak  protes ia malah senang melihat altha dan mama nya itu sangat akrab.

“kamu nih, masakan apa sih yang mama buatin buat kamu dan kamu gak suka.” Ucap dera lebih kepernyataan.

“gak ada ma, semua masakan mama enak.”

“jadi keinget darren suka bilang gitu.”

Hening..

Altha tau dera pasti merindukan darren, dera pasti sangat terpukul saat darren tidak ada.

Bagaimana altha seegois ini, masih ada orang yang lebih sayang dengan darren, kasih sayang seorang ibu tidak  bisa ternilai.

“emm ma.” Altha mencoba memecahkan keheningan.

Dera menoleh kea rah altha. “apa sayang.”

“kata mama kan darren sempet nitip pesen.” Dera mendekat kearah altha.

“iya ta.”

“mama emang gak tau?” dera mengangguk.

“kenapa dera gak bilang sama altha.” Ucap altha selembut mungkin.

“mama gak berhak sayang.”

“kenapa ma?”

“itu amanah nya darren buat devon, mama gak berhak ikut campur.” Altha menatap kecewa kea rah dera.

“maafin mama ya ta.” Ucap dera.

“ma ini bukan salah mama.” Ucap altha, ia harus menyingkirkan ego nya ini. “altha akan nemuin devon.” Dera tersenyum mendengar perkataan altha.

“mama tau rasa sayang kamu ke darren jauh lebih besar dari pada ego kamu.” Dera mengelus rambut hitam milik altha. “semoga kamu selalu bahagia altha, mama selalu menyayangi kamu.”

“altha juga.” Altha memeluk dera kedalam dekapannya, dera menerima pelukkan altha. Sangat hangat seperti memeluk darren.

“ma.”

“apa ta.” Dera melepaskan pelukkannya.

“altha mau makan cake buatan mama.” Ucap altha cengegesan.

“heheh kamu nih, yok kita makan sama-sama papa argha, bang vian dan juga devon.”

“yok ma.”


🥧🥧

Makan cake sudah selesai, tadi altha hanya  berbicara dengan argha dan juga dera. Sedangkan devon berbicara dengan vian atau selebihnya diam. Ia belum bisa bicara dengan altha, takut nantinya akan membuat altha kecewa.

Altha  sudah seperti adek devon sendiri walaupun altha tidak menganggapnya. Perempuan itu sangat istimewa, dicintai oleh dua orang  kesayangan devon. Kembaran dan juga adik devon, itu mengapa devon akan selalu menjaga altha layaknya seorang adik.

Devon akan membalas kebaikan kedua saudara nya itu dengan menjaga altha.

“devon.” Panggil dera membuat si pemilik  nama yang dipanggil menoleh kearah  nya. “altha mau bicara sama kamu.” Lanjut dera.

Devon mengangguk, mengiyakan permintaan altha. “sebaiknya kamu biacara  di luar saja.” Ucap dera membuat vian menoleh ke arahnya.

“kamu tenang aja vian, kamu harus percaya sama mama devon gak akan ninggalin altha dalam keadaan apa pun yakan devon.” Ucap dera seperti mengetahui isi pikiran vian.

“iya ma.” Ucap devon.

“kamu harus percaya devon vian, ucapan seoarang laki-laki harus bisa dipegang.” Kini argha berbicara sambil menatap putra pertamanya itu.

Vian mengangguk mempercayakan altha dengan devon, walaupun rasa was-was masih ada dalam diri vian.

Jika terjadi sesuatu pada altha ia tidak akan memaafkan devon dan juga dirinya.

Sebelum berangkat dera membisikkan pesan kepada devon.

“buat penjelasan kamu seringan mungkin, jaga altha dia wanita baik. Sayangi dia layaknya kamu menyanyangi darren dan juga davin.” Ucapan dera dipengang teguh oleh devon, sebisah mungkin ia tidak melukai altha dengan kenyataan ini.














































Comment guys gimana perasaan kalian setelah tau endingnya? (B aja Thor)

Ya udah lah vote buat author nya seneng.
Jangan jadi silent reader kesayangan author 😘

Ig : @bunganovella

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang