Forever and Always | Part 28 ~ I won't give up

Start from the beginning
                                        

"Aku baik sampai kau datang dan mengacaukannya." Ketus Zee membalas.

Jordan tersenyum menyebalkan.

"Aku senang jika kau baik-baik saja," kata Jordan, "Ku tebak Ethan mengurusmu dengan baik," sambungnya.

Zee tidak membalas. Dan hal tersebut menghadirkan keheningan yang canggung dalam waktu cukup lama.

'Kenapa? Kenapa dia harus kembali bertemu dengan Jordan? Mengapa ia harus kembali di pertemukan dengan pria yang sedang ia coba untuk lupakan. Mengapa juga Jordan bisa dengan mudahnya masuk ke dalam hidup Zee yang mulai berangsur membaik setelah lama terpuruk. Apakah Jordan akan kembali membuatnya terpuruk oleh segala tindakannya?' Batin Zee bertanya-tanya dengan gelisah.

"Apa yang membawamu kemari Jordan?" tanya Zee datar.

"Memang apalagi alasanku hidup jika bukan untuk dirimu, menggapaimu." jawab Jordan membuat Zee menggeram.

"Tidak!" Zee berseru marah. "Kau tidak seharusnya kembali, aku tidak mau melihatmu lagi Jordan, aku tidak bisa tenang jika kau berada di dekatku, pergilah Jordan. Jangan pernah kau temui aku lagi!" papar Zee emosi.

Zee tidak sanggup. Dia tidak bisa berlama-lama lagi untuk bersama Jordan. Sebab itulah dengan gerakan cepat Zee mengambil tasnya setelah mengeluarkan beberapa lembar dollar dan meletakkannya di atas meja.

"Zee!" seru Jordan memanggilnya.

Zee terus berjalan tidak peduli akan panggilan Jordan dan tatapan para pengunjung disana.

Saat ini Zee hanya ingin segera masuk ke dalam mobilnya, pergi dari Jordan.

"Kau ini apa-apaan!" sentak Zee ketika Jordan berhasil mengejarnya dan mencekal pergelangan tangannya.

"Kenapa kau pergi meninggalkanku?"

"Karena hal itu adalah keputusan yang tepat, Jordan!"

"Sudah kukatakan bahwa aku tidak mau lagi melihatmu, aku tidak bisa Jordan, mengertilah." kata Zee menatap Jordan frustasi.

Jordan terdiam dengan mata hitamnya menatap dalam manik hitam Zee yang berkaca-kaca.

"Sebesar itu keinginanmu untukku pergi Zee?" gumam Jordan disertai senyum pahit. "Kenapa? Kenapa kau melakukan ini? Apa aku tidak termaafkan hingga kau merasa bahwa aku tidak pantas hidup dan menerima kesempatan serta maaf darimu."

Zee menarik tangannya yang Jordan genggam sementara matanya tidak berani untuk lebih lama memandang mata hitam penuh luka di depannya.

"Mengertilah Jordan, semua tidak lagi sama----"

"Karena kau tidak mencoba untuk membuat semuanya sama!" potong Jordan cepat.

Zee menggeleng, lalu berkata "Apa semua yang kau lakukan ini untuk mendapatkan maaf ku?"

"Karena jika itu yang kau inginkan maka aku sudah memaafkan dirimu." lirih Zee, "Meski awalnya aku sangat membencimu atas perbuatanmu dua tahun lalu. Tapi sekarang aku merasa percuma jika membencimu."

Jordan tertawa, tawa yang terlihat sangat dipaksakan.

"Begini rasanya di campakkan." gumamnya dengan nada suara yang pilu. "Aku benar-benar mendapat karma," sambungnya.

"Tapi perlu kau tahu Zee, tindakanku yang kembali memasuki hidupmu bukan sekedar untuk mendapatkan maaf darimu, tetapi kesempatan. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya, beri aku kesempatan untuk membuatmu kembali jatuh cinta lagi padaku."

"Aku tidak bisa," Zee menggeleng lemah.

"Karena kau tidak membiarkan aku mencobanya," Jordan menyahut cepat.

"Jika pun bisa, aku tetap tidak mau melakukannya," Aku sudah dimiliki pria lain. Sambung Zee dalam hati.

Lagi. Jordan lagi-lagi tertawa dan tawa itu membuat Zee mengepalkan tangan.

Jordan terluka dengan ucapannya.

Zee memejamkan mata, oh apa yang harus ia lakukan? Mengapa dia berada dalam keadaan seperti ini? Tidak bisakah ia hidup tenang? Cobaan apalagi yang akan sang kuasa berikan padanya?

"Sangat tidak adil rasanya," gumam Jordan membuat Zee menatap pria itu bingung.

"Kau telah berbuat tidak adil padaku dengan memberikan Ethan kesempatan. Padahal kau sendiri tahu reputasi pria itu yang sering memainkan wanita." ujar Jordan, "Kau memberikan kesempatan padanya begitu saja, mengapa kau tidak memberikan diriku hal serupa? Seharusnya aku yang di berikan kesempatan mengingat bahwa kesalahanku adalah terlambat menyadari perasaanku sendiri. Namun yang kau lakukan adalah hal yang nantinya akan menjadi masalah besar."

Zee tidak berkutik.

"Perlu kau tahu, penolakan mu adalah tanda semangat bagiku dalam merebut kembali dirimu dari Ethan." desis Jordan.

"Aku tidak akan menyerah, Zee." ucap Jordan tegas. "Sekalipun aku mati." sambungnya yang membuat Zee terpaku dan kehilangan kata-kata.

____________

THANK YOU

Forever And Always Where stories live. Discover now