Sekretaris

17 5 0
                                    

Dosen yang tidak hadir mengakibatkan kami berada di tempat ini. Kalau kata Qanita sih cuci mata. Kali aja lihat sesuatu yang menarik hati. Padahal kami cuma lagi makan di kantin kampus.

Tadinya aku ingin berdiam diri di sekretariat untuk masuk ke alam mimpi. Namun keberadaan sekretaris pelaksana yang bersifat rongseng itu membuatku menguburkan keinginan itu.

Karena bukannya aku bisa tenang dalam tidur malah hatiku yang panas mendengar omelannya. Mungkin saja ia sedang datang bulan, tetapi rasanya hampir setiap waktu.

"Lo seenggak suka itu ya sama dia?" tanya Qanita setelah meledekku yang keluar kembali dari sekretariat tadi.

"Gue cuma nggak mau nambah dosa karena marah sama dia. Dia marah sama siapapun tapi gue yang panas dengarnya."

"Oiya dosa lo kan udah banyak, hahaha."

Tawa Qanita terdengar sangat menyebalkan saat ini. Mungkin aku sedang dalam keadaan sensitif saat ini. Kuarahkan pandangan ke arah pintu masuk kantin. Keadaannya sangat cerah di luar sana.

Lama kumenatap ke arah sana sampai tidak sadar Qanita memanggil sejak tadi. Membuat ia berpikir bahwa aku menunggu kedatangan mas gebetan yang mungkin muncul tiba-tiba seperti waktu itu. Dasar halusinasi.

"Gimana kemarin tugas lo?"

"Parah sih, langsung ngebut ngerjain kayak dikejar setan. Mana ponakan gue bikin insiden segala. Pusing banget, untung sayang. Kalau nggak gue buang aja tuh anak."

Ingatan tertuju kepada keponakan gemasku. Walaupun sering kali berulah tetapi aku menyayanginya.

"Lo sih, gue bilangin terus masih nggak berubah. Capek juga 'kan lo kayak gitu?"

"Iya sih, tapi menurut pengalaman gue. Kalau udah ngerjain jauh-jauh hari tuh suka dicontekin orang. Suka capek juga gue sama yang begitu."

Percayalah aku pernah mengalaminya dulu. Saat masih sekolah. Pekerjaan yang kulakukan semalam suntuk berakhir di tangan orang lain di pagi harinya. Apa mereka tidak tahu apa yang kuperjuangkan untuk mengerjakan itu semua?

Hal tersebut membuatku berubah menjadi power rangers. Jadi orang yang malas untuk terlalu rajin.

♧♧♧

Jakarta, 15 Desember 2019

Apakah orang malas adalah orang lain yang tersakiti?

Terima kasih sudah membaca ♡

31 Days Writing Challenge 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang