Two

52 6 1
                                    

Reni yang membenanmkan kepalanya di meja tidak menghiraukan panggilan dari teman temannya, prasaannya saat ini benar benar kacau.

"Reni lo kenapa? Rasya lagi" kata Febi sahabat Reni.

"Yaampun Reni sampai kapan lo kayak gini? Kapan lo itu muve on? Lo itu cantik Reni, masih banyak yang mau sama lo, ucap Ana yang mulai geram dengan sikap Reni.

Reni mendongakan kepalanya menatap nanar mata Ana.

"Gue pengen Rasya balik, cuma Rasya" ucap Reni dengan penekanan.

"Terserah lo deh Ren, gue cuma ngingetin, jangan cuma stuck pada satu orang yang jelas jelas dia enggak ngarepepin lo lagi". Kata Ana yang langsung mendapat tatap tajam dari Reni.

Reni tersenyum miring, "Rasya cuma milik gue, gak ada yang bisa merebut dia dari gue".

"Tapi Reni, Rasya kan".

seketika ucapan Ana terpotong. " gue kasih tau lo sekali lagi, hanya Rasya!" Ucapan Reni penuh penekanan

*

Aga menyusuri stiap kelas yang ia lewati, Aga melihat seseorang yang ia sangat kenali walaupun ia melihat dari belakang.

Aga menepuk pundak gadis itu, "Dian?".

Dian adalah sahabat Aga sejak kecil, namun  semenjak pengumuman kelulusan smp ia sudah tidak pernah bertemu.

"Aga lo sekolah sini juga, ko lo gak bilang si kalo mau sekolah disini",  "hehee iya" Aga sambil mengusap tengkuknya yang tak gatal.

"Ibuk yang nyuruh gue sekolah disini, yang deket dari rumah katanya, tadinya si pengennya di luar kota biar bisa mandiri, taunya malah nggak boleh".

"Tadi waktu kumpul lo dimana ko gue gak liat",

"Gue di bagian belakang".

"Pantes gue gak liat, gue di depan tadi sambil liat kak ketua osis yang super duper ganteng itu".

"Ganteng tapi cuek" gumam Aga yang nggak di dengar Dian.

"Lo udah ngumpulin 100 tanda tangan senior". Ucap Aga ke Dian.

"Udah ni tinggal di kumpul aja"

"Gue tinggal satu lagi ni, bingung mau cari kemana lagi".

"Ikut gue", tiba tiba Dian menarik lengan Aga untuk mengikutinya.

Rasya yang sedang fokus membaca komik detekitif conan miliknya, mendengar ada yang mamanggil Rasya mendongakan kepalanya kedepan dua gadis yang berdiri di depannya.

Rasya kembali membaca komiknya tidak menghiraukan kedua gadis itu."kak",  "hem adapa" sambil mebaca. "Ini teman ku mau meminta tanda tangan".

"Saya masih kelas 2 jadi kalian boleh pergi sekarang".

"Emm iyaudah maaf kalo  mengganggu waktu kaka". Dian dan Aga pun pergi dari hadapan Rasya.

"Lagian ngapain sih lo nyamperin manusia purba yang kakunya melebihi besi baja itu" ucap pelam Aga namun masih sempat di dengar Rasya.

Namun Rasya hanya menatap acuh membiarkan dia mau mengatakan apapun tentantang dirinya.

**

"Rasya!" Panggil Kei dan Rey sahabat Rasya.

Tapi Rasya tidak menghiraukan panggilan dua sahabatnya. Ia memilih untuk pergi karena tidak ingin waktu membacanya terganggu.

"Kemana lo" ucap Kei, "lo gak masuk? Bukannya lo harus masuk aula perkumpulan ngurusin tu anak anak baru".

"Males" ucap Rasya sambil melangkah pergi, Rasya memang paling males dengan hal yang seperti itu. Jika bukan karena pak Salim yang mendaftarkan namanya dalam pemilihan calon ketua osis mungkin dia tidak akan menjadi ketua osis di musa school sekarang.

"Lo mau kemana?".

"Gudang". Gudang adalah markas Dark, tempat itu yang biasanya di gunakan untuk mereka bolos ketika  malas untuk belajar.

***
Aga dan Dian memasuki aula perkumpulan, Aga memilih duduk di tempat paling belakang yang di ikuti Dian, karena menurutnya tempat yang paling nyaman di situ.

Langkah kaki dari pintu aula membat semua pandangan tertuju kepada cowok yang memakai rompi biru yang di sbelah kanannya bertuliskan osis, namun itu bukan Rasya.

"Astaga ganteng banget" ucap nadin sambil menggoyah goyah pundak Aga,

"apaan si lo lebay".

"Yee emang ganteng ko, mata lo gak bisa liat cowok seganteng itu".

"Gantengan juga kak Rasya" ucap lirih Aga namun masih bisa di dengar Dian.

"Apa kak Rasya? ciyeee jangan jangan lo suka yaa?"

"Apaan si orang gue gak ngomong apa apa". "Egheem!" seketika obrolan itu terpotong karen suara cowok di depan sana. Aga dan Dian sontak terdiam dan memperhatikan cowok yang akan berbicara di depan sana.

"Tolong minta waktunya adik adik, perkenalkan nama saya Raka Novandika, kalian bisa panggil saya Novan", novan adala wakil ketua osis di musa school ini yang tidak jauh gantengnya dari Rasya. "saya minta kalian jangan canggung saat bertemu dengan saya" ucap Novan sambil tersenyum.

"saya adalah wakil ketua osis dan disini saya menggantikan Rasya karena dia tidak bisa masuk dan saya yang mengantikannya".

"Kak emang kak rasyanya kemana?" Ucap salah satu siswi baru.

"Dia lagi mengerjakan tugas lain", ucap novan bohong.

"Oke karena besok adalah hari terahir mos, kalian belom sempat memperkenalkan diri kalian masing, saya harap kalian bisa memperkenalkan diri kalian sekarang, akan saya panggil acak". Novan membuka lembaran kertas berisi daftar nama nama siswa.

***

Novan melirik jam di tangan sambil membuka lembaran kertas, mengecek apa semua siswa siswi ini sudah memperkenalkan dirinya semua. "Oke karena waktu sudah meng?. Sebentar sebentar ada yang tertinggal, Aga Cantika?".

Namun sang pemilik nama tidak mendengarnya karena asik tidur. "Aga lo di panggil" ucap dian yang menepuk pundaknya.

Aga mendongakan kepalanya melihat kanan kiri yang semua sedang menatapnya.

Aga berjalan dengan menunduk kepalanya menuju kedepan. Semua menatapnya, juga Novan yang tidak melepas pandanganny  dari Aga, "manis" gumam novan.

Saat Aga sudah selesai memperkenalkan dirinya dan akan kembali kemejanya, tiba tiba Novan memegang lengan Aga, "lain kali jangan menunduk saat berbicara cantikmu hilang".

Sontak aga sangat seneng medapat perlakuan seperti itu.

"Oke kalian boleh pulang dan sampai bertemu besok".




Trimakasih yang sudah mau membaca. Maaf jika terdapat banyak kesalahan.

Jangan lupa vote dan komen.........

RASA YANG KEMBALI HIDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang