"Oke."
Panggilan terputus, aku beranjak ke jendela untuk membuka tirai agar sinar mentari sore masuk lebih banyak ke kamarku.
Namun mataku menangkap pemandangan yang sangat menyakitkan hatiku. Di bawah sana, aku melihat kak Panji dengan seorang gadis berciuman. Gadis yang sama saat aku bertemu di mall.
Aku segera keluar sedikit berlari untuk menghampiri Kak Panji. Saat tepat di belakangnya, aku menarik bahunya. Dia menoleh dan begitu terkejut melihatku.
PLAAAAAK.....!!!!!
Aku menamparnya, dan dia begitu kaget dengan apa yang aku perbuat padanya. Seketika rasa cinta yang aku rasa berubah menjadi benci.
Baru dua hari yang lalu dia minta break karena ingin fokus pada skripsinya tapi saat ini sudah berciuman dengan wanita lain. Aku sungguh kecewa dan muak.
"Alea..."
"Lo lupa kost gue disini, makanya dengan seenaknya ciuman, hah?!! Oh jadi ini yang namanya break? Kita putus dulu trus lo mastiin 'cadangan' lo mau apa nggak diajak pacaran. Kalo gak mau, kita balik lagi?"
"Al..."
"Ternyata begini sifat asli lo, bangsat!!!Bajingan yang bersembunyi di balik wajah sok polos lo. Hal yang paling gue sesali, adalah kenal dan jatuh cinta ama lo, Dasar semua pria sama saja. Baik lo maupun ayah gue. Semuanya brengsek.!!! Gue benci ama lo, Bangsat!!!!"
Aku meluapkan semua yang aku rasakan. Tanpa mendengar penjelasannya lagi aku pergi meninggalkan dia yang masih kaget dengan sikapku. Persetan dengan dia.
Rasa cintaku padanya seketika berubah menjdi Benci. Aku benci melihatnya.
***
"Vy, bisa bicara?" Tanya Virzu di suatu sore.
"Bisa Kak. Ayo ke kantin aja." Ajak Ivy.
Virzu langsung beranjak, Tanpa bicara lagi, Ivy mengekori Virzu dengan senyum manis merekah. Tumben-tumbenan Virzu mau bicara duluan karena biasanya Ivy yang menghampirinya.
Virzu duduk di kursi yang terletak di pojokan. Ivy langsung duduk di depannya.
"Pesen apa Kak? Aku pesenin, Kakak capek kan abis main basket?"
"Lo pesen apa? Gue pesenin." Jawab Virzu dingin.
"Hmm jus alpukat aja kak." Jawab Ivy.
Virzu langsung beranjak untuk memesan minuman mereka berdua. Sedangkan Ivy hanya tersenyum melihat Virzu.
Tak berapa lama Virzu datang dengan membawa 2 minuman da menyerahkan minuman Ivy di depannya. Dia sendiri hanya memesan air mineral.
"Kakak kok gak pesen es juga?" Tanya
"Gpp."
"Mau bicara apa Kak?" Tanya Ivy sambil meminum minumannya.
Virzu menghela nafas berat dan menatap Ivy. Merasa di tatap, Ivy jadi salah tingkah.
"Gue minta maaf." Ucap Virzu
"Kenapa kak?" Tanya Ivy, tiba-tiba perasaannya tidak enak.
"Gue gak mau lo berharap ama gue lagi. Gue mau Kita putus."
Ivy mencelos mendengar penuturan Virzu, dia menatap Virzu berusaha mencari kebohongan di matanya. Tapi dia tidak menemukan apa yang di cari.
"Kenapa Kak?"
"Gue gak bisa nyakitin lo ama perasaan gue. Gue gak bisa cinta ama lo."
"Selama ini kakak ga cinta?"
YOU ARE READING
Dirimu Dan Dirinya (End)
Teen FictionSequel dari Aleanor (anak yang terabaikan). "Kak Panji janji ya. Jangan sakitin aku. Kalo Kakak nyakitin aku, jangan salahin aku saat aku udah gak respect ama kakak. Bahkan bisa aja aku benci ama kakak." - Aleanor - "Nyaman banget dan cantik. Gue s...
34. 💔
Start from the beginning
