Entahlah, setiap Kali Ada gadis yang mendekati Virzu saat bersama denganku, dia akan memperlakukanku seperti kekasihnya. Seperti yang barusan. Dan bisa aku lihat, ekspresi Maba tadi langsung masam.

"Gue balik ama temen-temen aja Kak." Ucap Maba Wanita tadi lalu beranjak pergi.

Aku dan Rury terkekeh melihat ekspresi maba tadi, sedangkan Virzu hanya mematap kami datar.

Waktu ishoma sudah berakhir, saatnya bagi kami yang istirahat. Kami memutuskan untuk sholat dulu lalu makan. Namun ketika menuju ke musholla, kami berpapasan dengan kak Panji.

"Kalian baru istrahat?" tanya Kak Panji menghentikan langkah kami bertiga.

"Iya, Kak. Kami rolling buat jagain peserta yang di basecamp kesehatan." Jawab Rury.

"Banyak yang sakit?" Tanyanya dengan wajah datarnya.

"Lumayan Kak. Sekitar 10 anak." Jawab Rury.

"Ya sudah. Istrahat dulu." Ucap Kak Panji. Kami segera berlalu.

"Oh iya Alea.. Tunggu bentar." Panggilnya lagi.

Mendengar namaku dipanggil, aku menghentikan langkahku.

"Ada apa Kak?" tanyaku.

"Bisa bicara berdua."

"Alea, kita ke musholla duluan ya." Pamit Rury. Aku mengangguk.

"Ada apa Kak?" tanyaku begitu Rury dan Virzu pergi.

"ish kakak kangen tau." Ucap Kak Panji melembut dan wajahnya sumringah.

"Heh? Kayaknya pacarku ini berkepribadian ganda deh. Sebentar datar sebentar hangat gini." Pikirku.

Kak Panji mengikis jarak dan mengulurkan tangannya akan membelai pipiku. Sontak aku mengelak.

"Maaf Kak. Bukannya angkatan kakak yang mengajarkan kita untuk profesional kalo lagi proker. Saya tidak ingin membuat angkatan saya jelek karena sikap saya. Saya harap kakak mengerti."

Ya, memang. Sudah menjadi Aturan BEM selama proker, kita harus bersikap formal pada senior, dan aku ingin menerapkan apa yang diajarkan senior.

Karena aku tidak ingin angkatanku di cap sebagai angkatan bebal yang tidak patuh dengan aturan senior.

"Hmm peraturan makan tuan. Ntar malem, aku ke kostmu."

"Nanti malam saya ada rapat dengan panitia, Kak. Jadi mungkin pulangnya lebih malam dari Disma. Kalo tidak ada lagi, saya mau istrahat."

"Baiklah. Selamat istirahat jangan telat makan." Ucap kak Panji.

Aku melihat raut kekecewaan di wajah kak Panji. Tapi biarlah, hanya sementara. Akhir-akhir ini aku jarang bersama kak Panji karena sibuk dengan acara Ospek ini.

Aku memang sepulang ospek masih ada rapat dengan panitia untuk membahas acara penutupan ospek.

***

Author pov

"Apa kata kak Panji?" tanya Rury.

"Oh Dia bilang tinta printer di sekret hampir habis, makanya nyuruh gue beli." Bohong Alea.

"Iya, kemaren waktu gue ngeprint buat surat tinggal dikit. Gue lupa mau bilang ke lo."

"Ya udah ayo sholat dulu."

Mereka langsung sholat di lanjut makan siang. Alea dan Virzu segera memesan Soto ayam dan Rury membuka bekalnya.

"Liburan kemaren lo gak pulkam Alea?" tanya Rury.

Dirimu Dan Dirinya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang