PART XXX: I Love You Wifey

1.5K 64 1
                                    

Lira bergelung manja di pelukan Leo, di hirup aroma maskulin dari suaminya itu dalam-dalam. Aroma yang sangat menenangkan terlebih di saat seperti ini, beberapa lama terjebak didalam drama yang tidak pernah Lira bayangkan akhirnya dia bisa sedekat ini lagi dengan suaminya. Lira mencium sekilas dada suaminya, Leo yang masih memeluk pinggang Lira pun tersenyum. Dikecup beberapa kali kepala Lira.
Jam di nakas sudah menunjukkan pukul 11 malam, Lira belum juga mau tidur. Membuat beberapa kali Leo harus menahan diri untuk tidak memaksanya tertidur, ucapan dokter sore tadi pun masih teringat jelas dimemorinya. Lira harus isthirahat total selama seminggu kedepan agar flek dari kandungannya berkurang.

"Sayang, kita tidur ya." Pinta Leo entah untuk yang keberapa kalinya, dan tidak di indahkan Lira. Lira menggeleng, dia semakin menyurukkan wajahnya ke dada Leo.

"Kata dokter kamu harus banyak isthirahat, kasian anak kita sayang." Lira mencebik.

"Tidur yuk, besok mas janji bakalan nemeni kamu seharian dirumah." Lira mendongakkan kepalanya dengan senyum sumringah.

"Beneran? Tapikan kamu harus selalu stay di kantor. kata mas jumlah tahanan narkoba semakin banyak."

"Untuk kali ini mas cuti sampai hari Minggu besok. Dan bawahan mas yang memback-up kerjaan mas." Senyum Lira semakin merekah. Leo gemas menatap wajah mengembang Lira yang baru dia sadari sebulan belakangan ini seperti musnah. Leo menundukkan kepalanya dan mengecup lama bibir manis Lira. Leo melerai ciuman panjang mereka, Lira tersipu. Di Elus punggung Lira pelan.

"Sekarang kita tidur ya." Lira menganggukkan kepalanya.

"I Love wifey."

"Me too mas." Lira kembali menyurukkan kepalanya ke dada Leo.

😍😍😍

Lira melenguh pelan saat di merasakan sesuatu yang kenyal menyentuh pipinya berkali-kali. Leo sengaja membangunkan Lira Dengan menciumi pipinya. Lira tidak bergeming, Leo pun semakin sering mengecup pipi Lira dan merambat keseluruhan wajah istrinya itu. Hingga beberapa kali Lira menepis pipinya. Leo tersenyum, didekatkan bibirnya di telinga Lira. Meniupnya pelan.

"Bangun sayang, kita sholat subuh dulu. Habis itu baru tidur lagi." Leo berbisik di telinga Lira hingga membuat Lira sepontan membuka matanya.

Senyum manis pun muncul dibibir Lira, Leo mengecupnya pelan. Dia bangkit dari tempat tidur dan langsung membopong Lira kekamar mandi untuk wudhu. Setelah berwudhu Leo segera mengambilkan mukenah istrinya itu. Lira tersenyun dan langsung memasangnya. Ditatap Leo lama yang tengah memakai sarung sholatnya. Wajah Leo yang menunduk dan serius menarik perhatian Lira. Dia sangat mencintai suaminya itu. Leo menginstrupsi lamunan Lira dengan iqamahnya. Dengan khusyuk menjalankan kewajiban mereka sebagai hamba lemah Allah SWT.

Setelah selesai sholat Lira membaringkan tubuhnya lagi ke tempat tidur sedangkan Leo sudah ada di ruang gym nya. Kali ini mata Lira tidak ingin terpejam lagi, di sibakkan selimut dari atas tubuhnya dengan perlahan menuruni tempat tidur. Tujuannya menyusul Leo di ruangan sebelah, seperti ada yang kurang saat Leo tidak ada di sekitarnya. Berlebihan memang mengingat Leo hanya berolahraga di ruangan sebelah.

Ketika Lira membuka pintu didepannya, terlihat Leo masih berlari di treadmill. Lira mendekat dan duduk tidak jauh dari Leo berada.  Dipandang lekat tubuh suaminya yang sudah basah dengan keringat. Sepertinya Leo sengaja tidak memakai bajunya dan Lira melihat beberapa bulir keringat mengalir di punggung tegap suaminya itu. Lira tersenyum malu melihatnya.

Kehadiran Lira akhirnya di sadari Leo yang tengah mengusap wajahnya dengan handuk kecil di samping treadmill. Leo segera menghampiri Lira.

"Sayang, kenapa kesini?" Lira hanya tersenyum. Di tundukkan wajahnya dalam.

"Kenapa?" Leo menyentuh dagu Lira pelan dan dengan lembut menariknya keatas. Mau tidak mau Lira menatap mata Leo. Pipi Lira merona melihat Leo belum menggunakan bajunya. Lira menubrukkan tubuhnya ke dalam pelukan Leo. Leo menyatukan alisnya.

"Mas keringatan sayang." Lira tidak menggubris perkataan Leo, dia semakin mengeratkan pelukannya di leher Leo. Leo akhirnya mengangkat tubuh mungil istrinya itu dan menggendongnya seperti koala. Lira yang terkejut melingkarkan kakinya di pinggang Leo. Untung perutnya yang sudah mulai membuncit tidak sampai terhimpit. Leo membawa Lira masuk kekamar lagi, diletakkan lembut tubuh Lira ditempat tidur.

"Tunggu sebentar sayang, mas bersih-bersih sebentar." Lira mengangguk.

Secepat kilat Leo masuk kedalam kamar mandi, Lira menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidur sambil menunggu Leo.  Tidak lama setelahnya Leo pun keluar kamar mandi dengan terlihat lebih segar dan sudah mengganti celana boxernya dengan celana jins selutut. Leo pun ikut gabung duduk di samping Lira yang masih menatapnya. Leo tersenyum, diselipkan lengan kokohnya di pinggang Lira dan mengangkat tubuh Lira agar duduk di atas pahanya. Lira meringsut memperbaiki duduknya agar lebih nyaman dan langsung memeluk tubuh Leo, kepalanya disembunyikan di lekukan leher Leo.

"Kenapa sayang?"

"Nggak mau jauh dari kamu." Leo tersenyum. Di kecup pipi Lira pelan dan semakin mengeratkan pelukan di pinggang Lira. Beberapa saat mereka terdiam, menikmati keintiman. Hingga akhirnya Lira bersuara.

"Aku udah titip permohonan resign di Safira mas, aku nggak peduli Sonya akan menyetujuinya atau tidak. Aku capek."

"Mas pastikan dia akan menyetujuinya sayang. Kamu tenang aja." Lira mengangguk.

"Hari ini kita akan dirumah aja ya, Bunda tadi juga udah anterin sarapan sama makan siang untuk kita. Mas udah cerita ke Bunda. Besok kita kesana, buat ngobrolin ini ya. Nenek harus di kasih pengertian sayang." Lira mengeratkan pelukannya.

"Tapi aku takut mas. Aku takut nenek semakin marah dan lebih tidak suka lagi sama aku."

"Gak sayang. Kita harus bisa merubah pandangan nenek. Mau tidak mau nenek harus mau terima kamu, bukan lagi terus mengurusi rumah tangga kita. Mas harus tegas terhadap nenek dan Sonya." Lira mengangguk.

"Selama ada Mas, tidak akan Mas biarkan siapapun nyentuh apa lagi nyakitin kamu." Lira tersenyum, di kecup leher Leo lama. Leo terkesiap menerima kecupan Lira di lehernya. Lira menahan tawanya saat mendengar Geraman Leo. Di tepuk dada Leo pelan.

"Sabar mas, seminggu lagi baru bisa ya. Masih ingatkan kalau anak kita masih kurang sehat diperut aku." Leo menghembuskan nafas frustasinya. Leo memilih diam dan semakin mengeratkan pelukannya. Diangkat kepala Lira dari lehernya dan langsung mencium bibir manis itu dengan intens.

"Nafsu sialan." Geram Leo disela ciumannya.

😍😍😍

Finally bisa update lagi. Walau pendek banget. Yang penting bisa update.

SALAM

DII

My Husband Police (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang