Memories

64 2 0
                                    

Nat lekas balik badan setelah menutup pintu pagar dan memasang gembok. Ia mendongak ke arah balkon, melambaikan tangan, dan melempar senyuman, lalu bergegas masuk. Bunyi sepatunya memiliki irama khas saat melewati tangga. Gery mendengarkan sambil menghitung dalam langkah keberapa Nat akan muncul di hadapannya.

"Seharusnya, kamu memutar setir ke kanan saat roda depan sudah menginjak garis putih. Aku mengecat paving itu bukan sebagai hiasan." Kata Gery saat Nat meletakkan tasnya di kursi berwarna merah dan duduk di kursi sebelahnya.

"Yaa yaa.." Nat mengambil gelas Gery dan menyesap minuman di dalamnya. Ia mengernyit, alkohol sedikit terasa panas di tenggorokannya.

"Itu tadi nyaris menggores bemper Sunny!" Gery menunjuk mobil kuning miliknya.

"Tapi belum, kan? Aku mengeremnya tepat waktu."

"Seminggu ini kamu sudah membuatnya lecet di tiga bagian dan pesok di pintu depannya!"

"Aku sudah minta maaf, Ge! Kalau kamu selalu mengomel tentang cara menyetirku. Jual saja mobilnya dan mulai antar jemput aku." Nat melempar kunci mobil yang ditangkap sempurna oleh Gery.

"Oke." Gery melepas nafas panjang dan mengambil ponselnya dari saku celana. "Sepertinya aku masih punya foto mobilmu." Katanya sembari mencari- cari di galeri foto.

"Kalau ku post sekarang, mungkin besok sudah laku." Gery menggumam.

"Stop!" Nat merebut ponsel Gery. "Sabtu ini ajari aku di lapangan. Aku janji nyetir lebih baik lagi. Aku mau mandi dulu. Oke?" Ia berdiri mendekat ke Gery dan mengecupnya. "Uhh, bau! Kamu minum terlalu banyak, Ge."

Nat menjauh sambil merapikan rambutnya dengan sebelah tangan, lalu tangan lain mengikatnya dengan pita merah. Sebelum membuka pintu, ia berbalik untuk tersenyum pada Gery yang juga menatapnya.

Pintu terbuka...

"Gery! Ayo cepat!" Tom berjalan mendekat. "Kamu minum lagi? Di hari sepenting ini? Ooh.. Come on..." Ia menarik tangan Gery.

"Tunggu, Nat mau mandi dulu." Mereka berpandangan. Gery menggeleng. "Jangan... Jangan bilang aku mabuk Tom! Kalian berpapasan barusan di pintu!" Gery menghabiskan minumannya dalam sekali teguk. "Tuh! Kamu nggak dengar suara sepatunya?"

"Ger..." Tom melepas cengkramannya, menarik kursi mendekat, dan duduk di depan Gery. "Natasha pasti sedih kalau setelah dua tahun kepergiannya, kamu masih begini."

Gery memejam. Bening mengalir di pipinya satu demi satu.


Cause the drinks bring back all the memories.
And the memories bring back, memories bring back you.

Flash Fiction - Dari Sebuah LaguWhere stories live. Discover now