3. Great Minds Think Alike

2.4K 459 228
                                    

"To infinity

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"To infinity... and beyond!"

Guanlin berseru dari ruang tengah, membeo frase Buzz Lightyear dari film animasi Toy Story yang sudah Seongwu putarkan di televisi dari setengah jam yang lalu. Masih dengan piyama batman berwarna biru nya, bocah itu tengah menonton dengan serius di atas sofa, sesekali menggigit buah pisang di genggamannya yang hanya tinggal sisa setengah bagian lagi.

Seongwu yang tengah membuat pancake di dapur hanya terkekeh gemas melihatnya. Sudah hampir tiga minggu sejak kepindahan mereka. Dan sudah dua minggu Seongwu mulai kembali bekerja. Untungnya ia bisa bekerja di rumah, terhitung hanya dua kali dalam seminggu yang mengharuskan ia pergi ke kantor. Tapi sejauh ini mereka baik-baik saja. Guanlin sudah mulai terbiasa tinggal di Korea. Bocah itu sepertinya semakin nyaman hari demi hari. Dan sepertinya Seongwu harus mulai mencari daycare yang bagus untuk Guanlin nanti.

"You are a sad, strange little man and you have my pity... Farewell."

Suara Guanlin kembali terdengar, ia kembali mengucapkan dialog Buzz dengan fasih, akibat sudah terlalu sering menonton ulang filmnya hingga bocah itu hapal skenario nya di luar kepala.

Sambil menuang adonan di wajan, Seongwu berteriak, "Guanlin, mau pakai sirup maple atau madu?"

Untuk beberapa saat tidak ada jawaban. Hanya audio televisi yang terdengar samar dari dapur. Seongwu membalikkan badan, melihat Guanlin yang tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya bersandar di sofa, sepertinya dia terlalu fokus hingga tidak mendengar Seongwu.

"Guaaaaaan!"

Guanlin akhirnya menoleh, dia memiringkan kepala, menatap sang Papa dengan mata bulatnya. "Yes, Papa?"

Seongwu mendesah, tapi kemudian tersenyum, "Sirup maple atau madu, sayang?"

Guanlin mengerucutkan bibir, "Noo, Guan mau selai stoberi." Katanya cukup keras agar sang Papa bisa mengdengarnya, "with a lot whipped cream!" tambahnya lagi.

Seongwu menggigit bibirnya, "Selai stroberi nya habis sayang."

Kedua alis Guanlin menyatu, bocah itu diam, lagi, tak langsung menjawab sang Papa hingga akhirnya Seongwu menambahkan. "Kita kan baru mau belanja siang nanti. Remember?"

Guanlin masih sedikit cemberut, baru akan menjawab sirup maple aja, sebelum sang Om muncul dari lantai dua dengan tergesa-gesa.

Jaehwan berlari kecil ke dapur, ketika ia melihat segelas kopi milik Seongwu di meja, dengan tanpa ijin segera meminumnya.

"Eh-eh! Itu kopi baru gue minum dikit doang ih Jaehwan!"

Jaehwan tak peduli dengan protes sang kakak, ia menghabiskan kopinya dalam sekejap. "Duh bikin lagi sih kak. Gue udah telat banget nih."

"Mau kemana sih? Ini hari minggu, baru jam tujuh lewat, biasanya juga lo bangun siang."

Jaehwan menggelengkan kepalanya. "Gue udah janji mau nganter Sewoon pulang ke Masan, eh gue telat ba- tuhkan dia udah nelponin terus," Jaehwan segera merogoh ponsel yang berdering dari saku celananya.

5 Reasons Why | OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang