01. Misteri Kelas 12 IPA 7

2.6K 316 69
                                    

Hari ini kelas 12 IPA 7 sedang mengadakan ulangan harian dadakan untuk pelajaran Fisika. Tentu saja hal ini membuat kegaduhan dan kericuhan sebelumnya karena semua anak tidak ada yang siap dengan ulangan tersebut.

Bahkan saking ricuhnya, cara mereka demo juga aneh-aneh. Seperti naik-naik bangku agar ulangan dimundurkan, teriak-teriak gak jelas, dan masih banyak lagi.

Padahal, Bu Mai selaku guru fisika pada kesempatan kali ini memperbolehkan untuk open book. Namun gara-gara kelakuan murid-muridnya yang membuat Ia geram, akhirnya dilakukan not open book.

Dan sekarang, ketika semua murid sedang asyik mengerjakan soal juga berbagi contekan, tiba-tiba terdengar suara decitan bangku di pojok sendiri. Hal ini sontak membuat semua orang merinding. Pasalnya di kelas mereka, tidak ada yang mau menempati posisi pojok. Baik pojok kanan maupun kiri.

Choi Arin--Gadis yang duduknya di depan bangku yang barusan berdecit itupun langsung ketakutan tiada henti. Bahkan tangannya sampai gemetaran dan tak sanggup untuk memegang bolpen.

Sedangkan Mark Lee yang duduknya bersebelahan saja hanya pura-pura tidak tahu dan tetap fokus mengerjakan soal. Meskipun ekor matanya sesekali melirik bangku di sebelahnya.

"Waktu mengerjakan kurang 15 menit lagi."

Suara Bu Mai yang menginterupsi sisa waktu pengerjaan ulangan, membuat semua anak tergesa-gesa mengerjakannya. Bahkan ada yang pasrah akan mendapatkan nilai berapa.

Sampai tiba-tiba...

BRUKK

BRAKK

Tubuh semua orang menegang melihat bangku yang ada di pojok kanan dan kiri jatuh secara bersamaan. Keringat dingin mulai bercucuran dengan badan bergetar ketakutan.

"Anak-anak, silahkan kumpulkan hasil ulangan kalian sekarang. Tidak ada remidi dan kalian akan mendapatkan nilai tambahan karena mendadaknya ujian ini."

BRUKKK

BRAKKK

Tiba-tiba Meja yang ada di bangku yang barusan terjatuh tadi, melayang di udara dengan sendirinya dan langsung terhempas begitu saja ke bawah. Semua orang menutup telinga saking kencangnya bunyi yang dihasilkan.

Selesai mengumpulkan hasil ulangan, semua orang satu persatu keluar dari kelas dan mulai menuju ke lapangan. Bahkan Bu Mai sendiri terlihat pucat pasi setelah kejadian ini.

"Asli... gue takutt..." lirih seorang perempuan yang bernama Yoojung.

"Lu kira kita semua gak takut gitu?" balas Haknyeon dengan nada lumayan nge gas.

"Kalian mau denger gak kisah ruang kelas kita?" Semua orang sontak menoleh ke Xiao Jun yang barusan berbicara. Sehingga membuat mereka semua mendekati laki-laki itu untuk mendengarkan ceritanya.

"Jadi gini. Ruang kelas kita dulu itu pernah ada kasus bullying yang menyebabkan korbannya meninggal di tangan pelaku. Nah, korban ini duduknya di bangku pojok sebelah kiri. Terus pelakunya duduk di bangku pojok sebelah kanan."

"Konon katanya, korban meninggal setelah ditendang perutnya berkali-kali sampai pingsan. Waktu dibawa ke UKS, ternyata dia udah meninggal. Dan kalian tahu, si Pelaku ini merasa bersalah setelah membunuh korban. Dia mulai di cap pembunuh sama semua warga sekolah, padahal bapaknya dia kepala sekolah disini dulunya. Bahkan bapaknya sendiri gak mau ngakuin kalo dia itu anaknya."

"Karena frustasi dan takut di laporkan ke polisi, pelaku memilih bunuh diri dengan cara gantung diri di bangkunya."

"Makanya kalo meja dan bangku pojok kiri kanan tiba-tiba kebanting sendiri, artinya si pelaku sama korban lagi ganggu kita."

BRAKKKK

BRAKKKK

BRAKKKKK

Suara bantingan-bantingan kembali terdengar dari arah ruang kelas 12 IPA 7. Sontak, semua murid berlarian untuk mengecek apa yang terjadi di dalam.

Alangkah terkejutnya mereka melihat ruang kelas mereka porak poranda. Bangku dan Kursi jatuh berhamburan dimana-mana, begitu pula dengan tas para murid. Bahkan ada banyak bercak darah yang entah berasal darimana.

Lebih kagetnya lagi, ada seutas tali tambang tergantung diatas bangku pojok sebelah kanan yang entah darimana asalnya.

***

kurang serem ya :'

Another ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang