Chap 8

2.2K 166 23
                                    

Happy reading.
Thx votmen.

✖️✖️✖️

Waktu bergulir begitu cepat. Tak terasa sudah berjalan 6 bulan masa kehamilan Plan.

"Apa kamu sudah bosan hidup, hah?"

Min menatap tajam ke arah Plan yang hanya diam tidak bergeming, rasanya Min ingin meremukan wajah menyebalkan Plan dengan satu tangannya.

Namun untuk kesekian kalinya sorot mata indah Plan selalu bisa membuat emosi Min yang meledak-ledak menjadi tenang terkendali.

"Kamu pikir sedang melihat siapa?"
Min mendorong dahi Plan berkali-kali, merasa kesal karena tak membalas tatapan nya.

Plan menepis tangan Min kasar.
"Singkirkan tangan kotor mu itu dari wajahku!"
Desis Plan lancang.

Min menyeringai, tanpa di duga melempar piring yang sejak tadi di salah satu tangannya. Para pelayan dan penjaga bergidik ngeri berharap bahwa tidak akan ada seorang pun terkena imbas dari pelampiasan Min Tuan mereka.

"Aku sudah berusaha menjadi baik karena kamu..."
Min menarik nafas dalam, mencoba menahan emosi.
"Apa susahnya membuka mulut, sayang? Atau kamu ingin sekalian aku menghilangkan mulut kamu?"

Plan mendengus.
"Aku tidak pernah meminta kamu untuk berbuat baik padaku..."

"Kalau begitu kamu mau di kurung di dalam kamar lagi? Ah mungkin lebih baik aku mengembalikan kamu ke dalam jeruji sana. Bagaimana?"

Tubuh Plan membeku. Tidak menyukai usul Min yang mulai gila ini. Membayangkan jeruji itu saja membuat Plan muak.

Min terkekeh sinis.
"Tidak mau kan? Jadi lebih baik kamu tetap menjadi anak yang baik, nurut dan habiskan makanan kamu itu sekarang juga..."

"Aku sudah kenyang. .."
Jawab Plan memalingkan wajahnya menolak menatap mata coklat milik Min.

Min mengepalkan tangan nya kuat-kuat. Memejamkan mata sejenak, lalu membuka menatap Plan kembali.
"Sayang, kamu memilih waktu yang tidak tepat untuk berdebat denganku. Aku melakukan semua ini karena kamu tengah hamil. Asal kamu tahu aku sendiri tidak akan peduli. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada anak-anak ku karena sifat ke kanak-kanakanmu itu. Tidak mau makan karena memusuhi orang yang sudah membuatmu hamil. O'ya aku ini Ayah dari anak yang kamu kandung..."
Min berucap panjang lebar. Bahkan garis wajah Min terlihat begitu tegang, menahan emosi.

Plan mengernyit bingung. Mungkin bukan Plan saja yang merasa heran menatap Min di ruangan makan ini. Karena ini kali pertamanya Min berbicara panjang lebar.

Butuh beberapa detik untuk Plan mencerna perkataan Min.
"Benar, kamu bersikap manis hanya karena aku sedang mengandung anak kamu..."
Ucap Plan pelan, lebih pada dirinya sendiri.

Min mengagguk.
"Memang aku melakukan hal membosankan seperti ini demi siapa lagi?"

Plan tersenyum miris.
"Kalau begitu, setelah kedua anak kamu lahir, apa kamu benar-benar akan membunuhku?"

Min mencabikan bibir bawahnya lalu berkata.
"Selama kamu tidak membuat aku marah, selalu mematuhi perintahku, aku akan memikirkan ulang apa yang akan aku lakukan setelah kamu melahirkan. Untuk saat ini aku belum bisa untuk menahan diri untuk tidak membunuhmu..."

"Lebih baik kamu bunuh saja aku sekarang karena mungkin akan lebih menyusahkan kamu nanti..."
Plan mengangkat dahu untuk menantang Min walaupun Plan sendiri merasa ngeri.

Senyum sinis tetukir pada wajah Min. Yang dengan bodohnya membuat dada Plan menjadi berdetak tidak karuan.

Plan selalu melupakan Min di lahirkan dengan fisik yang begitu sempurna dan wajah mempesona. Mungkin Plan tidak memperhatikan Min dulu karena Plan sangat membencinya.

𝙻𝚄𝚂𝚃 𝙸𝚁𝙾𝙽 𝙱𝙰𝚁𝚂 (𝙴𝚗𝚍) 𝚂𝙴𝙱𝙰𝙶𝙸𝙰𝙽 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝚄𝙽𝙱𝚄𝙿 Where stories live. Discover now