Tiga Puluh Satu

5.6K 195 1
                                    

Follow ig vandesca16

Andre berdecak kesal melihat kakaknya yang masih setia memeluk guling. Sudah terhitung empat jam Navasha tidur. Tapi sepertinya gadis itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

"Woi, Kak! Bangun! Sholat ashar Kakak udah kelewat." Andre menggoyang-goyangkan badan Navasha yang dibalas erangan oleh gadis itu.

"Lagi cuti. Sana, jangan ganggu," kata Navasha tidak jelas. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada guling kesayangannya.

"Udah empat jam Kakak tidur. Bangun, Jom! Mandi! Jangan jorok." Andre tidak menyerah membangunkan Navasha yang memang super kebo itu. Gadis itu sangat menyukai tidur dibanding apapun. Ia bahkan bisa tidur seharian saat libur.

"Jangan berisik!" Navasha menendang-nendang kakinya absurd seakan ia menendang Andre agar menjauh dan tidak menganggu tidurnya.

"Udah jam enam lewat, Kak. Udah magrib. Nggak baik jam segini masih tidur."

"HAH? JAM ENAM?" Mata Navasha seketika terbuka lebar. Ia menoleh pada jam dinding di kamarnya. Pukul enam lewat lima belas menit. "Anjir, gue ketiduran."

Navasha segera bangkit dari tidurnya dan menyambar handuk yang tergantung rapi di sudut kamar.

"Eh, eh, Kak. Kenapa?" tanya Andre bingung melihat Navasha yang tergesa-gesa seperti orang kebakaran jenggot.

"Kakak ada janji makan malam sama Emil. Sana kamu keluar. Kakak mau siap-siap," usir Navasha pada adiknya. Ia masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya, meninggalkan Andre yang bengong melihat kelakuannya.

"Kakak gue emang kelakuannya paling ajaib sedunia," gumam Andre takjub. Ia menggelengkan kepalanya lalu keluar kamar Navasha. Bisa ngamuk gadis itu jika mendapati Andre masih di kamarnya.

"Kakakmu udah bangun?" tanya Yoga yang baru saja keluar kamar pada Andre.

"Udah. Buru-buru mandi malah. Katanya ada janji sama Bang Emil malam ini," jelas Andre.

"Rajin amat Kakak ketemu Emil akhir-akhir ini. Mereka pacaran?" tanya Nina yang tiba-tiba muncul di belakang Yoga.

"Astaghfirullah, Ma. Jangan ngagetin gitu." Yoga mengusap dadanya karena terkejut.

"Papa nggak usah lebay, deh," kata Nina cuek. Lalu kembali menatap anak tengahnya. "Kakakmu pacaran sama Emil, Ndre?"

"Mana Andre tahu, Ma. Nggak bilang apa-apa si Kakak. Anak Mama yang satu itu kan emang nggak jelas," kata Andre lalu terkekeh yang spontan mendapat jitakan gratis dari ibunya.

"Kakak sendiri diledek. Sana kamu panggil Rafa. Dari tadi Mama liatin dia asik sama ponselnya terus," suruh Nina.

"Mama kayak nggak paham aja. Si playboy lagi beraksi, Ma."

***

"Kak! Bang Emil udah datang," teriak Rafa dari luar kamar. Navasha yang sedang merapikan rambutnya balas berteriak.

"Bentar lagi Kakak turun."

Navasha mengikat rambutnya menjadi pony tail lalu menyemprotkan parfum di beberapa titik pada tubuhnya. Ia melihatnya penampilannya sekilas di cermin lalu meraih tasnya dan segera keluar kamar.

"Nggak makan malam dulu, Kak?" tanya Yoga ketika Navasha sudah di ruang tamu. Di sana juga sudah ada Emil yang menunggunya. Laki-laki itu tampak tampan dengan kemeja hitam yang lengannya digulung hingga siku dan celana jeans berwarna abu-abu.

"Nggak, Pa. Kami mau makan malam di luar aja," kata Navasha.

"Mau kencan, Pa. Biasalah," ledek Rafa dari ruang sebelah yang asik main game online.

FatumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang