Jisoo menatap arloji di tangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 00.50 KST saat dia sampai di rumahnya. Jisoo mengusap wajah nya kesal. Sesaat tampak gadis itu menarik napas kasar lantas masuk ke dalam rumah nya..
"Dari mana aja kamu?" Suara dingin yang menyambut Jisoo itu sukses membuat nya merinding ngeri.
"Kerja.." ucap nya singkat. Menatap malas pada Jennie.
"Jisoo kamu kenapa sih hmm? Aku ada salah? Atau kamu marah sama aku? Karena apa Ji?"
Jisoo tak menjawab. Dia melepaskan blazer nya lantas berlalu meninggalkan Jennie yang masih berdiam diri menatap punggungnya nanar.
Tak mau ambil pusing, Jennie melangkah kan kaki nya menuju kamar. Suara gemericik air menandakan bahwa Jisoo masih membersihkan tubuhnya.
Lagi² Jennie menangis. Sudah 3 bulan belakangan ini Jisoo berubah. Istri nya itu semakin tampak menjauh dari nya. Ntah apa penyebab nya Jennie tak mengetahuinya.
•••
"Eomma,, bangun eomma.. Ella ada ujian eomma.. palli..."
Jisoo mengerjapkan mata nya berkali² saat di rasa tangan nya di tarik cukup kencang oleh putri kecil nya..
"Aisshhh,, Ella, Eomma masih mengantuk. Sama mommy mu saja, yaa?" Jisoo menanggapi anak nya dengan suara serak khas baru bangun.
"Daniel sedang sakit Eomma, Mommy sibuk dengan Daniel. Come on, Ma. Wake up.."
"Aisshhh,, baik lahh.." Jisoo akhirnya memutuskan untuk bangun. Menatap malas pada Ella yang kini sudah tersenyum manis.
"Kamu tunggu di luar. Eomma mau mandi dulu.." Jisoo beranjak mengambil handuk nya lantas beranjak ke kamar mandi.
Setelah mengenakan pakaian kerja nya Jisoo beranjak ke luar. Lebih tepatnya menuju ruang makan untuk sekedar sarapan.
"Sayang,, kamu nanti pulang jam berapa?" Jennie bertanya saat Jisoo baru saja sampai.
"Aku gak tau.."
"Jangan lama² yaa.""Gak bisa.."
"Kenapa?"
"Kerjaan aku banyak Jen. Aku sibuk. Aku gak sempat kalau harus ngurusin rumah lagi. Udah lah..""Aku gak minta kamu buat ngurusin rumah sayang.. apa aku salah kalo minta supaya kamu cepat pulang??.."
Jisoo melempar garpu dan sendok di tangan nya. Menatap tajam pada Jennie.
"Iya kamu salah. Udah lah aku Uda cukup capek sama pekerjaan. Jangan bikin aku badmood sama rengekan gak jelas kamu itu.."
Ucapan Jisoo sontak membuat Jennie berkaca². Jennie masih berusaha untuk menggenggam tangan Jisoo lembut. Mencoba mencari akar permasalahan Jisoo.
"Ji, kalo kamu capek kerja kamu bisa istirahat. Aku juga masih bisa kerja. Perusahaan Papa masih minta aku untuk jadi direktur di sana.."
"Ohh trus supaya Papa kamu semakin mandang aku remeh gitu? Atau jangan-jangan itu alasan kamu aja biar bisa cerai dari aku. Iya kan?"
Jennie menggeleng tak percaya atas penuturan Jisoo. Gadis itu buru² menghapus air mata nya kasar.
"I don't know what happened to you. I don't know what my mistake is. I'm really confused about your chameleon's attitude. Kalo kamu gini terus aku gak bakal bisa paham sama apa yang terjadi di antara pernikahan kita. Kamu nyadar gak sih Ji? Kelakuan kamu tiga bulan ini benar² nyiksa aku banget. Aku capek harus bersabar sama semua ini.."
