"Satu Caramel Frappucino dan Butter Cream Croissant."
Senyum itu lagi.
Dihiasi lesung pipi yang selalu terbentuk saat ia menarik bibirnya ke atas.
Menawan dan mempesona.
"Selamat untuk penerbitan bukumu yang kesepuluh New. Kudengar kali ini kau akan menerbitkan buku trilogi?"
Ia menaruh nampannya di atas meja dan menarik kursi untuk menempatkan diri di sebelahku. Tubuhnya yang mungil bergeser merapat ke arahku, mencoba mengintip sesuatu yang sedang kukerjakan di Macbook.
"Apakah ini untuk buku kedua dari cerita trilogi nya?"
Wajah penasarannya mendongak dan kami bertemu pandang.
Tanpa sadar aku mengamati lekuk wajahnya yang sudah sangat kuhafal namun tidak pernah membuat bosan.
Mulai dari surai hitamnya yang lembut saat diterpa angin.
Alisnya yang terbentuk dengan sempurna.
Bulu matanya yang panjang dan lentik membingkai matanya yang memancarkan binar kehidupan di dalamnya. Siapapun yang melihatnya akan tersedot masuk dan jatuh dalam pesonanya.
Seperti aku.
Hidungnya yang mancung dan pipinya yang belakangan ini mulai berisi. Beberapa kali membuatnya selalu protes dan membuat jadwal diet yang tak pernah sekalipun dijalankannya.
Bibirnya yang tebal dan berwarna pink selalu terlihat mengkilat akibat goresan lipbalm dan beberapa produk lipcare yang dimilikinya.
Indah dan mempesona.
Membuatku jatuh cinta.
"Hei aku bertanya kepadamu New! Katakan sesuatu!"
Bibirnya kan selalu mengerucut dengan lucu saat ia merajuk. Tangannya akan mulai memukul - mukul lengan lawan bicaranya yang membuatnya kesal. Seperti saat ini, ia memukuli tubuhku dengan gemas.
Tapi aku tidak peduli.
Karena aku mencintainya.
"Oh Tay!"
Ia berdiri dengan semangat. Mempersilahkan seorang pria bernama Tay Tawan untuk duduk di hadapanku.
Pria berperawakan tinggi besar itu berterima kasih kepadanya dan menghempaskan bokongnya di hadapanku.
"Aku akan bawakan pesanan favoritmu. Tunggu sebentar ya."
Sambil bersenandung dan sedikit berlenggok senang, ia meninggalkan kami dan menghilang ke arah dapur.
"Lupakan dia New."
"Apa?"
"Gun. Sudah berapa lama kau menyimpan perasaan untuknya. Apa dia tau kau menyukainya?"
Tay Tawan dan nasihatnya.
Ia selalu memulai percakapan yang tidak pernah ingin kubahas bersamanya.
Kenapa dia selalu ingin ikut campur tentang perasaanku? Memangnya dia siapa?
"Dia tidak perlu tau kalau aku mencintainya."
"New tapi ini tidak baik untukmu. Kau sudah menunggunya selama belasan tahun, dan sebentar lagi umurmu 37 tahun! Apa kau mau menjadi perjaka tulen?!"
Tay Tawan dan sarkasmenya.
Dia pikir mudah untukku menyembunyikan perasaan selama itu? Aku sudah berjuang mati - matian dan dia malah melecehkan perjuanganku!

KAMU SEDANG MEMBACA
COMPOUND
FanfictionOneshoot Story 🔥 Tentang ATP x everyone (pairing sesuka hati Kim) 🔥 Mostly about Offgun karena Kim bucin mereka 🔥 Berisikan fake chat dan atau narasi 🔥 Bisa saja menggunakan bahasa tidak baku 🔥 Bahasa campuran Eng - Ina 🔥 Bisa saja mengandung...