29 - twenty nine

68.3K 2.9K 323
                                        

       

-= Last Chapter =-
     
 

 
 
Esok nya Taehyung hanya mengantar Jungkook hingga lift penthouse. Hasil perundingan yang disetujui semalam oleh Taehyung dalam keadaan terikat.

Jungkook bertemu dengan rekan-rekan setim nya di Bandara. Total ada tujuh orang dari divisi yang berbeda namun didominasi oleh tim marketing. Dalam perjalanan rekan-rekan Jungkook ribut membahas Private Jet CEO yang mereka gunakan, karena biasanya hanya jajaran Direksi yang menggunakan fasilitas tersebut.

Sesampainya di Singapura, Jungkook dan rekan-rekan pria menempati sebuah apartemen besar yang terdiri dari tiga kamar. Sedangkan rekan wanita berada di apartemen lain dalam lantai yang sama. Setelah meletakkan barang, semuanya memutuskan untuk jalan-jalan. Baru saja Jungkook akan menutup pintu kamar, pangilan video call dari Taehyung masuk. Jungkook menggeser tombol hijau, menampilkan wajah Taehyung.

"Ga ngabarin sayang sudah sampai?"

"Maaf Daddy tadi lagi ribet, ini sudah mau keluar sama yang lain" Taehyung manyun mendengar jawaban Jungkook.

"Hahaha.. sebentar Daddy aku kasih tau yang lain supaya mereka jalan duluan. Abis ini aku call, okey?" Jungkook menutup panggilan dan menemui rekan-rekannya dan segera kembali ke kamar untuk video call dengan Taehyung.

Malamnya Taehyung bergerak gelisah di kasurnya. Dia tidak bisa tidur, berusaha rebahan di sisi kasur Jungkook juga percuma karena hanya mendapatkan wangi cucian baru. Asistennya telah mengganti seprai menghilangkan wangi Jungkook.

Sedangkan di video call sebelum tidur, Jungkook dengan bangga memamerkan kaos yang terakhir Taehyung pakai, ia bawa untuk menemani tidurnya. Taehyung kesal kepada dirinya sendiri, tadi masih video call dengan Baby nya, Taehyung berlari ke keranjang pakaian kotor hendak mencari baju dengan jejak wangi Jungkook namun sayang nya asistennya sudah mencuci semua pakaian kotor.

Udah bucin gitu apalagi yang dipertimbangkan sih Taehyung?

Jungkook sudah tidur duluan saat masih video call dengan Taehyung. Namun sayangnya layar ponsel Jungkook jatuh ke kasur sehingga Taehyung hanya melihat gelap. Terpaksa sambungan panggilan diputus oleh Taehyung.

Taehyung kesusahan tidur selama empat malam, di kantor justru beberapa kali tertidur di kursinya, membuat seluruh badannya tambah remuk redam. Sedangkan Jungkook nun jauh disana sangat bahagia dengan aktifitasnya. Tim yang ia bawa bekerja sesuai ekspektasi, belum lagi ternyata semua nya mudah akrab walaupun baru sekali ini berkerja bersama.

Setiap malam Jungkook video call dengan Taehyung melihat kantong mata Daddy semakin tebal. Ia tau Taehyung mengalami insomia namun Taehyung tidak pernah mengeluhkannya. Jungkook sudah membeli tiket pesawat kembali untuk hari Jumat malam sekalian ke Singapura lagi di minggu malam.

Seperti biasa tim Jungkook berangkat kerja bersama-sama dan hanya perlu jalan kaki sepuluh menit untuk mencapai working space yang terletak di salah satu kantor cabang Victory Group. Jumat sore ini Jungkook terburu keluar dari gedung kantor hendak mengejar penerbangan ke Seoul namun langkah kakinya terhenti di lobby gedung saat melihat Mark berdiri disebelah mobil Audi.

Dengan riang Jungkook melangkah kaki menuju Mark setelah menyapa singkat dia masuk ke kursi belakang dan langsung direngkuh erat oleh Taehyung. Jungkook menyesuaikan duduknya ke atas pangkuan Taehyung, membiarkan yang lebih tua memeluk dan menempelkan telinga diatas debaran jantungnya. Mark membawa kedua insan yang saling melepas rindu ke Pulau Sentosa dan berhenti disebuah resort yang telah dibooking Taehyung.

Disinilah Jungkook sekarang, diatas ranjang dipeluk erat oleh Taehyung sehabis menyalurkan hasrat selama tidak bertemu. Taehyung tidur begitu pulas maka Jungkook beringsut pelan-pelan untuk mengambil handuk dengan air hangat dan membersihkan tubuh Taehyung. Jungkook kembali menyusup dalam rengkuhan Taehyung setelah membersihkan badan. Sumpah, Jungkook rindu tidur dalam pelukan Taehyung.

Drowning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang