Prolog

70 4 1
                                        

Memang benar, kita sebagai umat manusia hanya bisa merencanakan, berusaha, berjuang dan berdoa. Semua yang kita inginkan dan mau belum tentu semuanya tercapai. Hanya Tuhan yang berhak menentukan jalan takdir kita sebagai umatnya. Tak ada yang bisa mengelak ketika takdir kita sudah ditentukan oleh sang Pencipta. Semua umatnya sejak masih didalam kandungan, sudah mempunyai garis takdir nya masing-masing. Tidak ada yang tahu akan seperti apa dan bagaimana.

Kita bisa senang, ketika apa yang kita inginkan dan kita impikan bisa sesuai dengan garis takdir. Kita juga bisa sedih, ketika semua nya tidak sesuai dengan apa yang kita mau. Tetapi kita masih bisa berusaha untuk memulai nya dari awal, untuk bisa mencapai apa yang kita impikan.

Karena kita tidak akan pernah tahu, kemana garis takdir kita berjalan.

Angin disore hari begitu sejuk ketika berhembus mengenai tubuh. Rasa nya sedikit demi sedikit mulai menjalar keseluruh tubuh bahkan sampai terasa kedalam tubuh.

Dengan pandangan lurus kedepan, seorang gadis berambut panjang mengusap kedua bahu nya seraya memeluk dirinya sendiri. Pemandangan langit sore begitu jelas dari tempat ia berdiri sekarang, balkon kamarnya.

Ia tidak suka senja. Tetapi ia hanya menikmati apa yang ada dihadapan nya sekarang ini. Sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Dan ntah apa yang membawa nya untuk berdiri disini, menikmati apa yang sebenarnya telah ia lewatkan semasa hidupnya.

Sangat Indah.

Itulah yang diucapkan nya ketika pertama kali menyaksikan dan menikmati suasana senja. Bukan berarti karena ia melihat dan menyaksikan, ia menjadi suka. Salah, ia tetap tidak menyukai senja. Ntah apa alasan nya. Ia menatap dengan tatapan guratan sendu. Tatapan yang bahkan oranglain menatap nya, menimbulkan kebingungan serta tanda tanya yang mendalam.

Ada apa? Kenapa?

Mungkinkah karena ia tak menyukai senja? Lalu untuk apa ia memandangi dan menikmati nya. Bukankah memang ia tak menyukai. Mungkinkah juga, ada alasan lain dari sekian banyak nya orang senang ketika menikmati senja bahkan sangat-sangat menunggu, hanya ia lah yang menatap nya dengan sendu.

Ketika langit mulai perlahan menggelap, senjapun mulai meredup. Ia masih tetap berdiri tanpa ada pergerakan sama sekali. Dantanpa terasa, setetes air mata pun mulai turun membasahi wajah cantiknya.

365 daysWhere stories live. Discover now