Es Krim

10 4 0
                                    

"Nin, jangan marah sama gue. Gue minta maaf ya?" kataku seraya mengedip-ngedipkan mata pada Nindy. Cara yang biasanya ampuh untuk mendapatkan maaf darinya.

Tetapi untuk kali ini sepertinya tidak. Karena Nindy tetap berjalan lurus menuju sekretariat.

"Gue beliin es krim di depan kampus deh. Tapi yang tiga ribu aja ya."

Saat ini kami sedang duduk bersebelahan di sekretariat. Kutunggu balasan dari Nindy yang sudah mau menoleh ke arahku.

"Lo mau beliin gue es krim?" tanya Nindy. Kuanggukkan kepala dengan cepat tanda ya.

"Yaudah gue tunggu."

Ucapan tersebut membuatku membayangkan keadaan yang panas di luar sana. Meski jam di tangan sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Sekarang banget ya?"

"Yaudah gak usah," balas Nindy cepat tanpa mengalihkan pandangannya dari benda persegi panjang di tangannya.

Kuhela napas panjang dan beranjak dari tempat duduk tadi. Lalu segera menuju depan kampus untuk membeli es krim Nindy.

♧♧♧

Jakarta, 26 Oktober 2019

Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang