Bagian dua puluh enam.The Boy in the Striped Pajamas (2008)
"You're my best friend, Shmuel. My best friend for life."
❀❀❀❀
Javier
Klien pertama kita adalah tukang batagor.
Iya, tukang batagor.
"Hah? Bukannya tukang batagor cuma butuh gerobak sama kulit pangsit?" di awal tahun 2016, gue masih gak paham kenapa harus ngajak Angkasa Rolando ke proyek ini.
"Kayaknya kalau tukang batagor gak butuh videographer deh, Jav," Aslan nyahut. "Kecuali si Kang Husni mau gue bikinin dokumenter gitu."
Ya iya sih.
"Biar kayak Steve Jobs."
"........ Ya juga ya, mana tau Kang Husni bisa bikin Batagor mendunia."
"Terus punya franchise deh sampai ke Amrik."
Gak apa-apa. Biarin aja.
Kata orang, kalau orang lagi berkhayal tuh gak boleh dikomentarin, apalagi dikatain. Soalnya selalu ada kesempatan buat jadi kenyataan.
Meskipun kesempatan cuma 1 dari 100 persen.
"Ya udah, kita mulai bikin logo dulu deh. Sama desain kantor," balas gue, melupakan sesuatu.
"Gerobak Jav. Bukan kantor," Aslan membetulkan.
"Oh iya."
Bicara soal mimpi, cita-cita, setiap kepikiran buat berbuat sesuatu yang besar dan excited karenanya, pasti ekspektasi lo jadi tinggi. Gak mungkin rendah, walaupun tetap tau diri dengan kapasitas lo.
Tapi ya itu manusia. Bilangnya tau diri, namun waktu ada kesempatan yang sekiranya besar di depan mata, langsung lupa sama tau dirinya.
Ujung-ujungnya kecewa. Bete sama diri sendiri.
"Woy! Gue kan udah bilang sama lo, kalo abis makan apa-apa tuh dibuang!" teriakan-teriakan begini gak baru datang beberapa kali dari Aslan.
"Ya udah sih tinggal dipinggirin aja, entar juga gue buang. Ribet lu." balas Lando sambil lanjut ngemil. Rasanya gue baru mengenalkan mereka sebulan lalu, tapi lihat mereka sekarang.
"Gak, pokoknya lo buat sekarang. Gara-gara lo studio gue jadi bau otak-otak!"
"Lah bau otak-otak kan enak.. Membumi! Daripada ruangan lo wangi rokok mulu kayak smoking area di parkiran, mendingan jadi wangi otak-otak."
Beranteeeem mulu. Persis kayak Samson sama Pampam di Tuyul dan Mbak Yul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukacita
General Fiction(SELESAI) Dari kami, orang-orang yang berhasil menggapai cita-cita, namun masih terluka karenanya. Teristimewa untuk penggiat industri kreatif dan pejuang perusahaan startup di Indonesia.