Taehyung mencapai lobby kantor tepat dibelakang mobil Maserati ber-plat Busan. Yang mengherankan adalah Jungkook turun dari sisi penumpang. Ia bahkan melambai riang saat hendak memasuki gedung. Sedikit rasa resah menyusup ke relung hati Taehyung. Ia pun turun dari mobil dan memasuki gedung. Mereka bertemu di depan lift.
"Selamat pagi Kim Sajangnim" sapa Jungkook.
"Selamat pagi Jeon Jungkook, sepertinya pagimu menyenangkan."
"Terima kasih atas perhatiannya Kim Sajangnim."
Mereka tidak melanjutkan pembicaraan lagi mengingat banyaknya pegawai lain yang mulai berkumpul menunggu lift. Jungkook ikut turun di lantai yang sama dengan Taehyung, namun tujuannya adalah bertemu sekretaris Min seperti pesan yang ia terima kemarin sore.
Senyum cerah masih menghiasi bibir Jungkook membuat Taehyung kesal. Baru saja Taehyung hendak bertanya, terlihat olehnya Min Yoongi berjalan di ujung lorong, menyebabkan urun bertanya.
"Selamat Pagi Kim Sajangnim. Selamat pagi Jeon Jungkook. Sajangnim memiliki agenda jam 10 di ruang meeting besar setelah pertemuan dengan Jungkook-ssi" Sekretaris Min menyapa sekaligus menjabarkan agenda secara ringkas.
Jungkook terkejut karena ternyata tujuan Sekretaris Min memanggilnya adalah untuk menghadap Taehyung. Maka ia mengikuti Taehyung memasuki ruangan besarnya. Di dalam ruangan, Jungkook merasa resah. Belum ada bayangan apa rencana Taehyung kepada dirinya di Victory Group. Jungkook benar-benar berharap dengan tawaran Hyungsik sebelum ini.
Taehyung juga hanya diam saja dari tadi, pandangannya sulit diartikan. Jungkook jadi bingung apa yang sebaiknya dilakukan. Mereka hanya duduk dalam diam hingga seseorang masuk dan menyajikan minuman kepada keduanya kemudian kembali keluar ruangan.
"Baby.. ada yang mau diceritakan?"
"Lho, aku pikir dipanggil kesini karena Sajangnim mau beri tau sesuatu. Seperti kelanjutan nasib aku disini, misalnya."
"Ya memang itu tujuanku. Bagaimana jika kita bertukar cerita saja? Kamu mengenai temanmu dan aku mengenai dirimu."
"Oogh.. tadi aku diantar Mingyu, dia temanku dari Busan. Hari ini kebetulan sedang berada di Seoul dan karena sudah lama tidak ketemu, tadi sekalian sarapan bareng."
"Mingyu itu teman video call mu?" tanya Taehyung tajam.
"Bukan, itu Eunwoo. Dia masih kuliah di US. Kasian anaknya susah dapat teman disana, ganteng-ganteng tapi pemalu" Jungkook menjawab santai. Penasaran dengan maksud Taehyung menanyakan tentang teman-temannya. Taehyung menjeda sebentar sebelum akhirnya membuka suara.
"Aku ingin dengar pendapatmu terlebih dahulu, mengenai apa yang ingin kamu lakukan kedepannya."
Jungkook menarik napas sebelum berbicara,
"Kau tau Sajangnim. Baru-baru ini cinta aku ditolak, tapi kami masih melanjutkan hubungan mutualisme tanpa nama.
Aku tau aku sanggup menjalani ini selama dirinya masih menginginkanku. Yah siapa tau suatu saat nanti dia dapat membalas perasaanku" Taehyung tersenyum mendengar Jungkook bicara blak-blakan mengenai hubungan mereka berdua.
"Semalaman Hyungsik Hyung dan Sunghwan Hyung memperebutkan dirimu. Setelah kupertimbangkan, sebaiknya kamu bergabung dengan Hyungsik Hyung. Karena Sunghwan Hyung dapat menjalankan proposalmu dengan timnya sendiri. Namun sebaiknya kamu tetap membantu Direktur Kwon jika dibutuhkan."
Mata Jungkook berbinar senang, akhirnya ia mendapatkan posisi di Victory Group. Bagai meloncat, ia memeluk Taehyung erat dan duduk disebelah yang lebih tua.
"Kamu sebahagia itu Baby? Tidak ingin kembali ke Busan?" tanya Taehyung menelisik.
"Selama masih bisa bersama Daddy tentu saja aku senang."
Taehyung tersenyum lega, tangannya terulur dan segera disambut Jungkook. Taehyung menarik Jungkook ke atas pangkuannya dengan Jungkook menghadap Taehyung sepenuhnya.
"Jangan lelah menungguku sayang" ujar Taehyung sebelum mencium Jungkook dengan sebelah tangan menahan tengkuk Jungkook.
Ciuman itu dalam, membawa Jungkook terbang ke angkasa. Bagaimana kedua belah bibir tercipta begitu pas satu sama lain, lidah yang bertautan saling memuja dan suara erangan bagaikan nanyian surgawi.
Taehyung menyandarkan punggung nya di sofa, membiarkan Jungkook menguasainya. Yang lebih muda bersorak mendapati Daddy menyerahkan diri padanya. Ciuman Jungkook semakin ganas, lidahnya liar menjelajah rongga mulut Taehyung, berdecap menikmati bibir sintal. Tangan Jungkook bergerilya dikepala Taehyung, jemarinya meremat rambut yang lebih tua membuatnya berantakan kemudian turun menyusuri rahang dan berniat membuka dasi tersimpul rapih.
Mereka bahkan tidak menyadari suara ketukan hingga Hyungsik membuka pintu dan pekik kagetnya membuat Jungkook terlonjak. Benar-benar melompat namun terbentur meja hingga jatuh tersungkur di karpet karena terburu-buru melepaskan diri dari Taehyung.
"Astaga, maafkan aku.. aku.. aku kembali saja" ucap Hyungsik berantakan.
"Hyung, kemarilah. Ada keperluan apa?" suara Taehyung normal, datar. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Jungkook Baby, kamu gapapa sayang?" tanya Taehyung tanpa menurunkan volume.
Ingin rasanya Jungkook menonjok paras rupawan itu. Sekalian saja ditanyakan melalui speaker gedung supaya semua orang tau. Taehyung membantu Jungkook bangkit dan duduk disebelahnya. Disebrang mereka Hyungsik duduk dengan canggung.
"Kebetulan sekali Hyung, tadi kami sedang membicarakan Jungkook menjadi bagian dari divisi Marketing" Taehyung mengabarkan, sebelah tangannya menaut jemari Jungkook walaupun yang muda berusaha menariknya mati-matian.
"Sejak kapan? Maksud aku, kalian?" tanya Hyungsik menunjuk keduanya bergantian, ia tidak dapat menyembunyikan rasa penasaran.
"Sejak aku bertemu dengannya. Dia manis kan" Taehyung tersenyum kearah wajah Jungkook yang sudah bagaikan kepiting rebus. Belum selesai terkejut ketangkap basah, sekarang Taehyung malah bicara terbuka mengenai mereka. Jangan-jangan jika dibiarkan Taehyung akan bercerita mengenai borgol dan pecut.
"Ah ya.. Jadi.. Oke.. So, Jungkook-ssi lanjut di marketing ya" ujar Hyungsik terbata.
"Aku kembali dulu, jika kalian sudah selesai aku tunggu Jungkook-ssi di ruanganku" lanjut Hyungsik kemudian terbirit meninggalkan ruangan Taehyung.
Taehyung menantap Jungkook yang mengekeret disebelahnya. Tatapan hangat memandang tatapan kacau.
"Daddy aku maluuu" semprot Jungkook yang ditanggapi dengan tawa oleh Taehyung.
"Sini, lanjutkan yang tadi" Taehyung menarik Jungkook namun yang lebih muda menepis tangannya. Walaupun tertarik, mana mungkin Jungkook bisa melanjutkan dengan mood yang sudah nge-drop seperti ini.
"Dasar CEO kelebihan hormon" Jungkook bangkit dan merapihkan baju serta rambutnya sekilas.
"Daddy jangan lupa sisiran abis ini, aku ketemu Direktur Park dulu" Jungkook mencium bibir Taehyung sekilas sebelum meninggalkan ruangan.
>> tbc >>
KAMU SEDANG MEMBACA
Drowning
Fanfiction[FIN] ⚠️Boys Love⚠️ 🔞 an adult Taekook Story 🔞 Homophobic ⛔ Go Away! PERINGATAN ‼ untuk 20 tahun keatas. Di cek dulu KTP nya. Kebijaksanaan pembaca sangat diperlukan !!! 🔞 contains: Mature BDSM Whore nsfw BoyxBoy Tae!Top KTH = 37 yo JJK = 22 yo S...
