19 - nineteen

43.7K 2.8K 38
                                        

Selama dalam perjalanan, baik Taehyung dan Jungkook duduk dengan tidak nyaman di bangku belakang sedangkan Mark dibalik kemudi.

Sebenarnya Taehyung sudah sangat ingin memeluk Jungkook sejak mereka bertemu kembali. Rasa rindu yang membuncah nyaris membuat Taehyung kehilangan akal.

Namun saat pandangan mata hampa yang ia terima saat melihat kedua netra Jungkook serta sikapnya yang selalu berusaha menjauh bahkan tidak bersedia melihat secara langsung membuat Taehyung sadar bahwa sikapnya kemarin pasti membuat Jungkook sakit hati padanya.

Taehyung masih belum dapat menentukan sikap apa yang akan dia ambil, hatinya masih bimbang untuk kembali melangkah dalam hubungan kasih sayang yang selama ini begitu ia jauhi.

Hal-hal tersebut membuat keduanya duduk dalam atmosfir canggung yang pekat di dalam mobil.

Begitu sampai penthouse, Jungkook dengan cepat meninggalkan Taehyung dan masuk ke dalam kamarnya sendiri. Terlalu banyak hal berlarian dalam pikirannya membuatnya ingin mendingin kepala. Bahkan masih dengan kemeja dan celana kerja, Jungkook berdiri di bawah shower yang menyala. Seolah ingin membuang segala pemikirannya bersama air yang mengalir.

Entah berapa lama Jungkook berada dibawah pancuran hingga akhirnya ia bersin dan menyadarkan bahwa dirinya sudah terlalu lama dibawah pancuran. Bahkan kulit telapak tangannya sudah keriput kedinginan.

Jungkook membuka sembarangan bajunya, mandi, keramas dan mengeringkan badan. Dengan asal mengambil baju dari almari dan segera tertidur begitu kepalanya menyentuh bantal.


Di ruangan lain, Taehyung tidak dapat tidur. Berada dikasurnya sendirian dimana biasanya selalu ada kehangatan Jungkook, membuatnya merasa resah. Berulang kali berusaha menutup mata, menghitung domba dan bahkan minum susu hangat. Namun semua itu tetap tidak dapat mengistirahatkan pikirannya dari Jungkook. Maka Taehyung menyerah dan bangkit menuju kamar Jungkook. Ia hanya ingin melihat Baby nya sebentar untuk sekedar melepas rindu.

Di kamar Jungkook dalam penerangan temaram, Taehyung melihat Jungkook tidur dalam resah. Saat Taehyung meraba kening Jungkook, ternyata Jungkook demam tinggi. Ia segera mengambil obat penurun panas dan kompres.

Taehyung berkali-kali mencoba membangunkan Jungkook untuk memberinya penurun panas namun Jungkook tidak kunjung bangun. Akhirnya dia hanya bisa mengkompres kening Jungkook. Kemudian dia segera kembali mengambil kotak P3K, mengeluarkan botol alkohol dan kapas.

Menuang alkohol banyak-banyak pada kapas dan tiada henti mengusap tangan dan kaki Jungkook dengan kapas beralkohol terutama pada bagian lipatan dalam siku dan lutut.

Perlahan Jungkook mulai berkeringat. Gerakan resahnya berkurang dan ia mulai dapat tidur dengan tenang. Taehyung masih setia mengganti kompres Jungkook secara teratur hingga akhirnya turut tertidur begitu saja.


Jungkook terbangun kala merasa badannya basah. Keringat yang dihasilkan tubuhnya membuat tidurnya tidak nyaman. Saat membuka mata, ia melihat Taehyung tertidur disisi kasur.

Dia menyingkirkan kompres yang berada di kening dan menyadari bahwa Taehyung merawatnya karena dia demam. Jungkook beringsut mengganti kaos yang basah, kemudian duduk di lantai menghadap Taehyung yang tertidur.

Rasanya Jungkook ingin menghentikan waktu, agar ia dapat puas melihat wajah yang dicintainya. Sekarang setelah paham dengan alasan dibalik penolakan terhadap dirinya, Jungkook hanya berharap agar dirinya diberi waktu lebih untuk sekedar melihat sosok yang ia dambakan.

Bukannya Jungkook tidak ingin memperjuangkan cintanya. Namun perlakuan ibu tirinya telak menghancurkan egonya yang begitu tinggi. Ia merasa tidak punya muka untuk bertemu dengan Taehyung.

Saat Jungkook sedang memandangi Taehyung dengan khidmat, Taehyung membuka mata. Jungkook dengan sigap segera bangkit menjauh namun Taehyung sudah lebih dulu mencekal pergelangan tangan yang lebih muda.

"Jungkook baby.." Taehyung berkata tentatif.

Jungkook perlahan memandang Taehyung, tepat dikedua netra yang lebih tua.

"Sudah enakan?" Jungkook mengangguk karena ia tidak sanggup berbicara, suaranya tersangkut dileher.

"Syukurlah, aku kembali dulu. Jika merasa tidak enak badan lagi, minum paracetamol yang sudah aku taruh di nakas."

Kemudian Taehyung melepas tangan Jungkook dan bangkit hendak keluar kamar. Baru saja Taehyung akan membuka pintu, tiba-tiba Jungkook memeluknya begitu erat. Menyembunyikan wajah di dada Taehyung dan menyesap wangi tubuh maskulin yang memabukkan. Taehyung membalas pelukan Jungkook, mencium puncak kepala yang lebih muda, menikmati wangi yang ia rindukan.

"Daddy maaf.."

Jungkook saat ini tidak memperdulikan apapun. Mendapat perhatian dari orang yang dicintai jelas merontokkan semua barrier yang ia bangun dihatinya. Jungkook hanya ingin bersama Taehyung, apapun konsekuensinya.

"Maaf atas apa Baby?"

"Aku baru tau kejadian 13 tahun lalu."

Taehyung tersenyum, sejujurnya dia berfikir Jungkook sudah mengetahui hal itu sejak awal. Sehingga kemarin ia tidak dengan gamblang memberitau alasannya saat Jungkook bertanya. Taehyung memainkan rambut panjang Jungkook dan membuka suara.

"Eomma lebih suka rambutmu pendek Baby, padahal untukku dengan model rambut apapun kamu akan selalu menawan."

"Daddy genit iih" Jungkook tertawa.

"Baby, Daddy kangen. Kangen tidur sampai pagi meluk Baby."

"Tidur yuk Dad, dari tadi Daddy merawat aku pasti capek" Taehyung mengangguk. Keduanya pun menuju kasur dan tidur dalam kehangatan.


>> tbc >>

Drowning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang