Hari ini Jungkook akan melakukan presentasi di Divisi HRD, pagi sebelum berangkat Taehyung menanyakan apakah dirinya perlu menghadiri Presentasi Jungkook. Namun ditentang keras oleh Jungkook. Dia tidak ingin di cap sebagai anak kesayangan CEO.
Jungkook dapat menyelesaikan tugas dan presentasinya dengan baik bahkan mendapatkan pujian dari Direktur Choi. Taehyung memaksa malam ini harus merayakan dengan makan bersama di luar dan memesan tempat di sebuah restoran elit terkenal. Jungkook menyetujui asal mereka langsung bertemu di lokasi, ia pun menggunakan taxi menuju tempat pertemuan.
Sesampai di lokasi, host memandu Jungkook menuju tempat yang dipesan Taehyung. Ternyata meja tersebut berada di luar ruangan. Di sebuah teras menghadap danau dimana hanya terdapat satu meja saja disitu. Lilin-lilin menyala dengan cantik menghias pagar pembatas teras dengan danau. Jungkook suka disitu dan merasa senang.
Namun rasa sedih menyeruak, sudah beberapa hari ini ia memikirkannya. Seperti apa bentuk hubungan dirinya dengan Taehyung. Mereka melakukan semuanya atas dasar mau sama mau.
Dengan Taehyung yang sering memberikan perhatian membuat hati Jungkook menghangat. Dirinya cukup tau diri untuk tidak terlalu terbawa perasaan. Meskipun begitu, Jungkook tidak dapat menahan rasa yang semakin tumbuh di lubuk hatinya.
Beberapa kali Jungkook ingin menanyakan kepada Taehyung, namun urun. Sejak awal kedatangannya kesini hanyalah bersifat sementara, hingga ia dianggap layak untuk memimpin JJ Company. Artinya jelas dia akan kembali ke Busan. Tapi apakah mungkin dia dapat kembali ke kotanya dengan hati yang tertinggal di Seoul?
Saat sedang larut dalam pikiran, Taehyung datang dan memeluk Jungkook dari belakang. Ia mencium tengkuk Jungkook hangat dan mengajaknya duduk. Mereka berdua memesan mulai dari hidangan pembuka, main course hingga dessert serta tidak lupa sebotol wine sebagai perayaan.
Dibawah sinar bulan dan cahaya temaram dari lilin, membuat paras Taehyung terlihat lebih indah dari biasanya. Cara Taehyung tersenyum kotak terasa tidak manusiawi, seperti jelmaan Dewa yang turun ke bumi.
Taehyung merasa Jungkook tidak seceria biasanya, ia bertanya apakah Jungkook sakit. Namun yang lebih muda hanya menggeleng. Dia hanya memerlukan waktu untuk menata hatinya, meyakinkan dirinya agar baik-baik saja saat entitas yang kelewat tampan didepannya bukanlah siapa-siapa bagi dirinya.
Mereka menikmati makan malam yang indah dengan diiringi permainan biola. Setelah selesai makan, mereka tidak langsung kembali, namun menghabiskan waktu mengobrol memandangi bulan yang bersinar diatas danau dan kembali ke penthouse menjelang tengah malam.
.
Jungkook terbangun karena merasa haus, kesal karena lupa menyiapkan minum di nakas menyebabkannya harus turun ke dapur. Dia menoleh ke sampingnya dan terkejut karena tidak menemukan Taehyung. Jungkook memaksa dirinya menuruni tangga demi dahaganya.
Saat hampir mencapai dasar tangga, rungunya menangkap suara orang beradu mulut. Dia yakin salah satunya adalah Taehyung. Rasa penasaran membuatnya mencari sumber suara yang ternyata berasal dari ruang kerja Taehyung yang pintu nya sedikit terbuka.
Hanya sedikit yang dapat ia tangkap namun cukup membuatnya segera berbalik dan kembali ke kamar. Ia mendengar dengan telinganya sendiri saat Bogum marah kepada Taehyung karena sudah tidak mau bersamanya sejak kedatangan Jungkook. Ia cukup dewasa untuk menarik kesimpulan bahwa Taehyung dan Bogum memiliki hubungan yang mungkin sama dengannya. Hanya berdasarkan sama-sama mau tanpa adanya ikatan.
Jungkook hanya dapat menyembunyikan tangisnya dalam bantal, seluruh tubuhnya bergetar hebat akibat emosi. Ia pun meringkuk mencari kehangatan di dirinya sendiri hingga akhirnya tertidur karena lelah menangis.
Alarm membangunkan Jungkook, dengan mata sembab Jungkook berusaha bangkit namun terhenti mendapatkan sisi kasur sebelahnya kosong. Seprai diraba terasa dingin menandakan Taehyung tidak kembali sama sekali tadi malam. Dengan hati yang masih rapuh, Jungkook tidak kuasa menahan air matanya tumpah. Ia kembali menangis, tidak peduli sudah saat nya bersiap untuk berangkat bekerja. Hatinya terlalu lemah untuk menjalani hari ini.
Hampir sejam Jungkook menangis sendiri dan akhirnya memaksakan diri ke kamar mandi karena kebutuhan alam. Setelahnya Jungkook merasa lapar sehingga dengan enggan ia turun ke bawah. Jungkook berharap tidak bertemu dengan Bogum, ia tidak akan sanggup memandang wajahnya.
Baru saja ia mencapai lantai dasar saat dilihat olehnya sosok Taehyung yang tertidur di sofa dengan banyak botol minuman keras tergeletak di sekelilingnya. Sontak Jungkook lari menghampiri, ketika tangannya menyentuh tangan Taehyung rasanya sangat panas. Taehyung demam tinggi. Mungkin karena tidur semalaman di sofa yang dingin tanpa selimut.
Jungkook mengangkat tubuh Taehyung di pundaknya, dengan tergesa menaiki tangga kembali ke kamar Taehyung. Namun langkahnya terhenti di tengah tangga saat mendengar Taehyung mengigau.
“Jangan pergi hyung.”
Hati Jungkook teriris mendengarnya.
Ia menabahkan diri membawa Taehyung kembali ke kamar. Kondisi Taehyung tidak memungkinnya meminum obat penurun panas, maka Jungkook hanya dapat mengambil handuk dan air hangat kemudian mengompres kening dan kulit Taehyung untuk menurunkan suhu tubuh.
Tiba-tiba Jungkook teringat metode skin to skin, dengan cepat ia melucuti baju Taehyung dan dirinya sendiri lalu memeluk rapat tubuh bersuhu tinggi itu.
Wangi maskulin khas tubuh Taehyung membanjiri indra penciumannya, perasaan merindu menggoncang emosi Jungkook, ditambah hati yang begitu lelah karena menangis terlalu lama serta fisiknya yang belum mendapat asupan makanan, Jungkook pun kembali terlelap.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.