4

4.8K 500 28
                                    

Bianca mencium pipiku dengan girang disusul oleh Kyle yang datang dan memberikanku pelukan yang hangat, "Perjalananmu menyenangkan?" tanyanya.

"Seharusnya ya, namun aku jenuh melihat pasangan yang terus bercumbu tanpa memikirkan ada seorang janda yang duduk di samping mereka" sindirku. Jess dan Christian yang mana adalah pelakunya tergelak mendapat sindiranku.

"Kau butuh istirahat, mari kuantar ke kamarmu Green" Bianca menatap suaminya lalu berkata, "Sayang bisa tolong tunjukan kamar Jess dan Christian?"

Kyle mengangguk, "Sure, Bee"

Bianca mengantarkan aku menuju ke kamar yang akan kutempati. Kamar itu berada di lantai tiga, lantai paling atas di rumahnya. Tak diragukan lagi rumah Bianca dan Kyle sangatlah megah dan mewah, meskipun tidak lagi aktif bernyanyi tapi Kyle adalah pria kaya pemilik dapur rekaman ternama.

"Ini kamarmu" ucap Bianca saat kami sampai di sebuah kamar dengan tembok berwarna hijau mint dan terdapat ranjang yang besar di dalamnya, "Buat dirimu merasa nyaman, Green"

Oh, itu sudah pasti.

"Aku berpikir untuk berendam di bath tub" kataku.

Bianca mengangguk, "Lakukan apa pun yang kau inginkan, acaranya dimulai pukul 8 malam gunakan waktu istirahatmu sebaik mungkin"

Aku mengangguk, "Oke, thanks"

Mendadak Bianca bergeming sambil menatapku dengan sendu, entah apa yang salah dengannya tapi ditatap seperti itu aku menjadi kesal, "Bisakah kau berhenti?" tanyaku, ketus.

Bianca terkekeh pelan, tapi kemudian dia maju untuk memelukku lalu berkata, "Aku ikut sedih soal perceraianmu"

Aku membalas pelukannya dan menyandarkan pipiku di bahunya, "Semuanya sudah berlalu, kau tidak perlu merasa sedih aku baik-baik saja"

Bianca mengurai pelukan kami, "Jadi kalian sudah resmi bercerai?" tanyanya.

Aku menggeleng, "Belum, persidangannya satu minggu lagi"

Bianca menghela nafas pelan, "Aku harap kau segera menemukan pria yang baik dan menyayangimu dengan tulus, Green. Sekarang Istirahatlah, nanti malam kita akan bersenang-senang" ucapnya sambil mengerling nakal.

Aku tertawa geli saat Bianca keluar dari kamarku, meskipun baru melahirkan beberapa lima bulan yang lalu tubuh wanita itu masih seksi dan kencang, dia bahkan lebih seksi daripada sebelumnya, dia punya bokong yang mengagumkan!

Baiklah, lupakan soal bokong sekarang aku butuh berendam di dalam air hangat lalu tidur dengan nyenyak di ranjang yang tampak menggiurkan ini.

Tidurku benar-benar pulas sampai aku merasakan ada lengan besar yang memeluk pinggangku erat, mungkin Charlie? Ah ya dia selalu memelukku dari belakang saat kami tidur. Aku meletakkan tanganku di atas tangannya lalu kembali untuk bermimpi hingga tiba-tiba saja aku teringat bahwa aku sudah bercerai, aku adalah seorang janda dan sekarang aku berada di Havana untuk menghadiri pesta pernikahan temanku.

Sialan.

Sontak aku langsung berbalik dan menemukan wajah tampan seorang pria dengan jambul keriting sedang tertidur pulas layaknya bayi di sisiku, pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah salah seorang pria McKenzie yang masih lajang.

Sergio Mckenzie!

What the heck?! Bagaimana lelaki ini bisa tidur di ranjang yang sama denganku?

"AAAaa!!!" aku menjerit sekeras mungkin sehingga Sergio langsung terbangun, dia terbelalak saat melihatku lalu dengan tololnya dia ikut menjerit, "AAAaaaa!!"

Kami berteriak sampai pintu kamar terbuka, Christopher dan Kyle berdiri di ambang pintu dan terkejut menemukan kami tidur di kamar yang sama, mereka turut meramaikan teriakan kami, "AAAaaaaaa!!!"

Oh ini sangat tolol, oke sudah cukup!

"Diam!" pekikku.

Hening...

Mereka semua terdiam dan berhenti menjerit. Masih berdiri di ambang pintu kamar, Christopher dan Kyle menatap kami secara bergantian lalu Kyle dengan wajah tercengangnya bertanya, "Apa yang kalian lakukan? Mengapa kalian tidur di kamar yang sama?"

Aku mendelik menatap Sergio McKenzie yang masih dengan wajah shock-nya, "Dia tiba-tiba ada di sampingku, demi Tuhan aku tidak tahu apa pun!" kataku sambil menunjuk Sergio.

Sergio menatapku dengan tak kalah horor, "Kau yang tiba-tiba ada di sampingku!" tuduh lelaki itu.

"Apa kau gila?! Bianca sendiri yang mengantarku ke kamar ini dan ranjang ini kosong saat aku ingin tidur. Kau bajingan!"

"Hei, Kyle sendiri yang menunjukkan kamar ini kepadaku, aku pikir kau adalah bantal guling yang tertutup oleh selimut, aku terlalu lelah untuk menyadari bahwa kau adalah seorang gadis!" dia membuat pembelaan terhadap dirinya tanpa menyadari bahwa aku bukan lagi seorang gadis, melainkan janda.

"Well Sergio, kau salah kamar dude! Kamarmu berada di sebelah kamar ini" kata Kyle.

Sergio merutuki sepupunya lalu ia meringis dan menatapku dengan wajah tololnya, "Sorry Green, ini salah sepupuku yang bodoh, oke? Aku bukan seorang bajingan" ucapnya.

Aku mendengus sebal.

Sergio turun dari ranjang hanya dengan menggunakan celana dalam, catat ini celana dalam yang ketat itu mencetak jelas kejantanannya yang mengeras. Sialan.

"Wow Green, kau membuat sepupuku menjadi keras" ejek Christopher.

Aku mengumpat pelan lalu kembali menyembunyikan diriku di balik selimut kemudian berteriak dengan sangat nyaring, "Cepat pergi atau kutendang selangkanganmu, Sergio McKenzie!"

Dan seketika itu juga aku dapat mendengar suara langkah yang cepat disusul dengan suara pintu yang tertutup rapat.

Oh, brengsek....

Ini memalukan. Setelah sekian lama aku tidak percaya kami kembali dipertemukan dengan cara yang memalukan seperti ini. Heck, aku ingat aku pernah tertarik kepada Sergio McKenzie dulu, jauh sebelum aku menikah dengan Charlie. Dia sangat tampan kau tahu, tampan dan seksi. Dan sekarang aku telah membuang perasaan itu jauh-jauh mengingat statusku kini adalah janda, oh aku akan merasa canggung berhadapan dengannya.

- TBC -

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apapun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

Friends With Benefits (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang