4👫

54.8K 3.9K 304
                                    

"bun, kok sepi?" tanya Heejin ketika mereka sampai di rumah Yoona.

"kan lagi jadwal sekolah Hee, makanya sepi." jelas Yoona.

Heejin hanya mengangguk mengerti. Lalu ia menahan tawanya melihat ayahnya yang sedang menurunkan koper beserta barang mereka dari mobil. Ia lalu menghampiri Donghae.

"punggung aman kan pak?"

Donghae tersenyum sinis. "gua masih muda ya!"

Heejin tertawa lalu menyambar koper miliknya. Ia lalu menghampiri Yoona yang menunggu didepan pintu.

"Hee, nanti kamu sekamar sama Jisung Chenle, gapapa kan?" tanya Yoona.

"oh tentu tidak apa apa bunda." kata Heejin seneng. Iyalah seneng.

"yaudah, kamu beres beres dulu gih. Kamar nya di lantai 3, ada nama disetiap pintunya. Jangan nyasar lho." beritahu Yoona.

Heejin mengancungkan jempolnya. "okay bun!"

Lalu gadis itu beranjak dari sana dan pergi menuju lantai 3, tempat dimana semua kamar berada.

Ia langsung menemukan pahatan nama Chen-Ji dipintu kamarnya. Segera ia buka ruangan yang didominasi abu-abu hitam itu.

Setelah membereskan barang dan baju bajunya, gadis itu pergi mandi.
.
.
.

"bunda." panggil Heejin.

Yoona yang berdiri membelakangi Heejin menoleh. "kenapa Hee?"

"mau di bantuin gak?" tawar Heejin lalu berdiri disamping Yoona.

"gausah, ini bentar lagi selesai. Kamu tunggu dan duduk manis aja di meja makan." ujar Yoona sembari mencubit hidung Heejin.

"oke bun!"

Heejin lalu beranjak duduk manis dimeja makan seperti yang diperintahkan Yoona sambil memperhatikan sang bunda yang asik berkutat dengan bahan masakannya.

Tak lama kemudian, Yoona datang sambil membawa 2 piring jokbal untuk mereka berdua.

"yeay makan!" pekik Heejin riang.

"seneng banget kayaknya. Sekangen itu ya sama masakan bunda?" tanya Yoona yang tersenyum melihat tingkah Heejin.

Heejin menganggukkan kepalanya semangat. Lalu mereka mulai makan diiringi beberapa obrolan ringan.

"ayah mana bun?" tanya heejin disela sela makannya.

"lagi istirahat diatas." jawab Yoona. Heejin hanya manggut manggut sebagai jawaban.

"bun, tiba tiba aku takut." kata Heejin pelan.

"takut kenapa Hee?" tanya Yoona bingung.

"takut masih ada yang gak nerima aku." ucapnya pelan tapi masih terdengar oleh Yoona.

"yaampun Hee, kamu tenang aja, mereka semua pasti nerima kamu kok, malahan mereka gak sabar ketemu sama kamu. Kamu gausah takut, mereka jinak kok, tenang aja." kata Yoona lembut seraya mengelus tangan Heejin.

Heejin yang mendengarnya langsung tersenyum lega. Yoona itu menurut nya adalah tipe ibu yang sibuk tapi tetap perhatian sama anaknya, dan itu yang Heejin suka dari Yoona sedari dia kecil.

"dulu, aku berharap punya ibu kayak bunda." ujar Heejin seraya menatap Yoona.

Yoona yang mendengarnya langsung tersenyum. Dari dulu dia selalu menganggap Heejin anaknya, karna ia tahu Tiffany, sahabatnya sekaligus ibu dari Heejin sudah meninggal ketika Heejin umur 5 tahun karna kanker darah.

Sejak saat itu, Yoona selalu membantu Donghae merawat dan menjaga heejin, karna ia tahu Donghae juga sibuk mengurus perusahaannya di sana sini. Beruntungnya mereka sempat bertetangga saat di Indonesia dulu.

"dulu bunda juga berharap kamu adalah anak bunda." ucap Yoona seraya tersenyum lembut ke Heejin.

"dan sekarang itu adalah kenyataan!" kata Heejin riang. Yoona hanya tersenyum melihat tingkah Heejin.

"sekarang lebih baik kita abisin jokbalnya, soalnya sebentar lagi mereka semua pulang, pasti bakal rusuh." ujar Yoona yang diangguki oleh Heejin.

================================

ILY 💚

FÀMILY NĆT [21 Ver.]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang