"Lagi pula, bagaimana bisa kau tertusuk seperti itu?Kau selama ini baik-baik saja, aku terkejut saat mengetahui kau memiliki musuh sejahat itu.."

"Mungkin ini juga karena salahku, hyung. Tak apa, sedikit rasa sakit untuk mendapatkan kebahagiaan di masa depan bukan hal yang perlu di permasalahkan lagi, kan?"

Min Seul Ha

Aku tersadar, mataku terbuka dan mengerjap berulang kali saat mendapati cahaya yang begitu terang membuatku seolah diserang dengan paksa agar dapat menyesuaikan diri dengannya. Setelah dapat mengontrol pandanganku, mataku mengedar dan menyadari bahwa tempat dimana aku terbaring adalah tempat dimana kebahagiaanku berada. Ingin tersenyum namun satu hantaman keras muncul di pikiranku.

Tidak seharusnya aku berada di sini.

Cklek
Mataku melirik ke arah pintu, ku dapati pria yang selama ini menjadi objek dalam hidupku tengah tersenyum cerah yang seharusnya tidak tertuju untukku.

"Noona sudah bangun?"Tanya pria itu dan aku hanya diam seribu bahasa.

Ia mendekat, aku pun menjauh.
Ia terdiam, hatiku berteriak.

Aku kembali dan kesakitan akan menghantuinya.

"Wae?Noona -"Ia murung dan aku tetap menatapnya dalam diam.

"Kenapa aku tidak mati?"Tanyaku, ia terkejut.

"Noona tidak ingin kembali bersamaku?"

Ingin, ingin sekali sampai aku harus bercekcok dengan pikiranku sendiri.

"Ku pikir setelah noona tersadar, noona mau bersamaku lagi. Apa hanya karena obat yang dokter berikan membuat noona diam seolah menurut padaku?"Dahiku berkerut.

"Noona, tadi pagi saat kita berada di mobil kau mencium pipiku..."

Keduanya terdiam saling menatap dengan pandangan yang sulit di artikan. Min Seulha mengingat apa yang terjadi sebelum ia tertidur siang ini, apa benar ia mencium pipi pria pujaannya?Bukankah ia berjanji untuk menjauhinya?Kondisi tubuhnya benar-benar sulit ia kendalikan, kenapa ia tak mati saja?Pikir wanita itu. Jungkook meremat seprai ranjang berwarna abu-abu itu seolah menahan air mata yang kini menggenang di pelupuk matanya. Tidak seperti yang ia inginkan, dan ia benci itu.

"Jeon,"Panggilan itu membuat air mata pria bersurai mullet itu jatuh begitu saja.

"Noona mau pulang ke rumahmu dan sekretaris Kim, ya?"Tanya Jungkook dengan rematan yang semakin kuat.

Sungguh, Min Seulha tidak tega melihatnya. "Ani, tidak pulang kesana atau pun kembali menetap disini..."

Mata pria yang berkaca-kaca itu membulat,"Kenapa?"Tanyanya dengan hidung bangir yang memerah.

"Aku ingin mati, agar tidak kembali menyakiti dirimu lagi..."

Jungkook menunduk, bahu lebarnya bergerak ke atas ke bawah berulang kali,"Noona tidak -hikss~ me -hiks~ nyakitiku -hiksss -hikss.."

"Aku menyakitimu, aku menghancurkanmu..."Lirih wanita itu dengan mata berkaca-kaca.

Jungkook mengadahkan kepalanya menunjukkan kesedihan yang begitu dalam, pria itu menghapus air matanya dan menarik napas sebelum mengutarakan isi hatinya."Jangan tinggalkan, kookie. Biarkan Kookie bersama noona walaupun hanya sekadar simpanan noona, jeballl!!Kookie ingin bersama noona lagi...."

‧͙⁺˚*・༓☾ 𝓑𝓮𝓰𝓲𝓷 𝓐𝓰𝓪𝓲𝓷 ☽༓・*˚⁺‧͙

𝑊𝑎𝑦𝑛𝑜𝑡𝑒𝑠 :

HeyHo!
Bagaimana hari minggu kalian?Menyenangkan?!

Satu chapter ini semoga bisa menutup hari terindah kalian, semangat untuk rutinitas kalian besok ^^

╭┈˖⋆ ❁────
┊☆Fᥲᥒfιᥴtιoᥒ bყ Wᥲყιmᥲgιᥒᥱ, 2019 ˖⋆࿐໋₊
╰┄───➤ °♡•.

Begin AgainWhere stories live. Discover now