Seseorang pun masuk kedalam lift tepat saat gadis itu berada di lift yang sama.

"Woaaah, Bella sie...." Sapa seorang yang baru saja masuk ke dalam lift dan berdiri disampingnya.

Bella hanya mengangkat wajah dan tersenyum tipis menanggapi sapaannya.

"Apakah kamu akan ke lantai dasar?" Tanya nya lagi.

Bella hanya menganggukkan wajahnya tanpa menoleh kearahnya lagi, kini dirinya sangat malas untuk menanggapi sapaan siapa saja yang ditemuinya.

Bella membuang nafasnya pelan, tidak baik juga tidak menjawab pertanyaan orang lain. Meski saat ini dia lagi tidak ingin bicara. "Nee oppa, aku akan ke lantai dasar. Yuta oppa sendiri hendak kemana?" Tanya Bella kemudian.

"Aku juga akan ke lantai dasar, untuk menjemput Mark. Dia butuh bantuan untuk membawa barang-barang kami ke atas." Bella hanya mengangguk faham sambil tersenyum tipis kepada Yuta, saat ini dia terlihat enggan untuk bicara banyak setelah menyampaikan pesan Keoun kepada Hina.

Pintu lift pun terbuka di lantai dasar, Bella dan Yuta pun segera melangkahkan kakinya ke lobi utama gedung. Disana terlihat Mark tengah berjalan ke arah mereka berdua.

"Hyung!" Sapa Mark dengan melambaikan tangannya.

Yuta merespon dengan lambaian tangan nya juga sambil mempercepat langkahnya menuju Mark.

"Bella sie." Sapa Mark, karena Bella hendak melewati dirinya tanpa sapaan atau tolehan sedikit pun.

Bella pun menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Mark dengan senyuman tipisnya. Tapi, senyuman tipisnya itu hampir tak terlihat dengan wajah datarnya sendiri.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Mark dengan menundukkan sedikit kepalanya.

Bella yang mendapat pertanyaan seperti itu, langsung tersenyum lebar. Karena dia tahu bahwa orang dihadapannya ini sangat tahu tentang dirinya dan semua tingkah maupun sifatnya.

"Aku baik-baik saja Markkeu... Aku sangat terburu-buru tadi." Bella menampakkan senyuman lebarnya.

"And mian... aku tidak sempat menyapamu tadi..." Bella pun melanjutkan kalimatnya dengan perasaan bersalah.

Bella sadar tidak seharusnya dia membawa masalah hatinya dengan suasana disekitarnya. Saat mendengar jawabannya, Mark terlihat mengeraskan rahangnya dan menatap lurus ke arah Bella.

"Aku tahu Bella! kamu sedang tidak baik-baik saja kan?!" Suara Mark naik satu oktaf, nafasnya memburu.

Mungkin orang lain tidak akan tahu jika sebenarnya orang dihadapannya ini tidak baik-baik saja. Tapi jika Mark yang melihatnya, dia akan tahu bahwa orang dihadapannya ini sedang tidak baik-baik saja.

Yang membuat Mark marah, karena Bella tidak bisa menyembunyikan masalahnya dari dirinya. Karena Mark sudah berulang kali mengatakan bahwa jangan pernah menyimpan masalahnya hanya seorang diri, dan biarkan dia juga ikut merasakan dan juga dia siap untuk menjadi keluh kesahnya.

Bella tersentak mendengar penuturan Mark yang nadanya naik satu oktaf itu. Bella tidak tahu bahwa orang dihadapannya ini akan sangat marah kepadanya dan dimana sekarang dirinya ada di lobi utama gedung.

"Markeu..." Yuta menepuk pundak Mark tanda memperingatkan.

Saat ini mereka menjadi pusat perhatian para staf yang berlalu lalang di lobi utama gedung, itu membuat semuanya hening seketika.

Bella menanatap Mark dengan perasaan kacau tidak tahu ingin berbuat apa. Karena pikirannya tidak karuan saat ini.

Marah

Only You Na Jaemin [√] REVISIWhere stories live. Discover now