Chapter 5

2.2K 383 246
                                    

Ketika di luar langit sudah gelap, digantikan terangnya lampu-lampu jalan setapak di depan mini-kafe StarShip, Seungyoun duduk manis dengan semangkuk sup miso tahu di mejanya. Ia menikmati makan malamnya sendirian. Kafe mulai ramai begitu masuk jam makan malam. Beberapa muda-mudi datang, ada pula pekerja-pekerja yang pulang. Dalam sekejap, tempat itu menjadi padat. Beruntung Seungyoun duduk di meja yang terletak di ujung ruangan. Sesekali ia melarikan pandangannya ke luar jendela kaca, memadangi lalu lalang orang yang sesekali lewat.

"Bagaimana rasanya?"

Seungyoun menoleh dan mendapati Minhee tersenyum padanya.

"Mau tambah?"

"Cukup kok cukup! Dan enak sekali."

"Menu andalan di sini. Ada sup ayam juga kalau mau?"

"Mungkin lain kali," jawab Seungyoun senang.

Minhee tersenyum lebar. "Kau akan ke sini lagi kapan-kapan?"

Seungyoun mengangguk.

"Janji, Hyung?!" Minhee mengambil duduk di hadapan Seungyoun. "Aku tidak tahu kalau kau trainee favorit Swing seperti kata noona-ku, tapi barusan aku langsung browsing dan ternyata Hyewon-noona tidak bohong." Mata Minhee berbinar. Sesekali, senyum pemuda itu terlihat kikuk.

"Bagaimana kuemu?" tanya Seungyoun santai.

"Aah, terpaksa kubagi dua."

Raut muka Minhee membuat Seungyoun tertawa.

"Ajari aku beberapa talent yang diperlukan untuk ujian masuk."

"Tentu. Kau suka apa? Menyanyi? Menari?"

"Aku suka semuanya, aku benar-benar ingin jadi idol."

"Impian yang bagus."

"Seungwoo-hyung bilang, suaraku bagus."

"Kalau begitu kau harus menyanyi di depanku dulu," goda Seungyoun.

"Ehh?" Wajah Minhee panik. "Menyanyi apa ya?"

Seungyoun menyeruput kuah sup di sendoknya, menikmati raut wajah Minhee yang polos ketika panik.

"I'm so sorry but I love you nalkaroun mal. Hwatgime nado moreuge neol tteonabonaetjiman. I'm so sorry but I love you da geojitmal ... I'm so sorry."

Mata Seungyoun melebar, senyumnya mengembang mendengar Minhee menyanyi sepotong lagu—mengikuti music yang disetel kafe. "Wah, lagu senior!" Seungyoun bertepuk tangan—membuat Minhee menutupi wajahnya karena malu. Siapa sangka anak muda di hadapannya itu mengenal lagu Bigbang yang rilis satu dekade yang lalu itu?

"Tapi aku tidak bisa menyanyikan bagian rap-nya."

"Tidak apa," ujar Seungyoun tenang. "Kau bisa fokus di vocal, lagi pula visualmu itu..." Seungyoun mengacungkan jempolnya, membuat Minhee semakin malu. "Kau tahu lagu-lagu Bigbang sunbaenim?"

"Aah, tidak semuanya tapi aku suka. Lebih tepatnya suka karena sering diputar di kafe ini. Seungwoo-hyung yang mengatur playlist lagu di sini." Minhee mencondongkan tubuhnya mendekat ke Seungyoun dan berbisik, "selera musik Seungwoo-hyung sangat bagus. Nanti semakin malam menjelang tutup, lagunya berubah menjadi ballad."

Seungyoun mengingat lagu-lagu di dalam iPod Seungwoo dan ia harus mengakui bahwa selera Han Seungwoo memang bagus.

Sebuah tangan menepuk kepala Minhee.

Seungyoun ikut mendongak dan mendapati Seungwoo sudah berdiri di samping mejanya, membawa sebuah tas kecil bening yang berisi pakaian Seungyoun. "Kalian membicarakan apa kok serius sekali?"

Ryeon: Someone Named LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang