Jeno hanya tertawa pelan. "bisa aja lo."

"Jisa baik baik aja kan?" tanya Jaemin.

"baik lah, napa emang?"

Tiga laki laki itu saling melirik. "ya mana tau, tepar gitu kan ya, capek gara gara malam pertama."

Mengerti maksud Jaemin, Jeno membuang nafasnya, ia melempar bekas tisu entah milik siapa ke wajah Jaemin. "otak lo ngeres."

"lah anjir kalo otak gue ngeres gue udah duluan ngamilin anak orang dari pada lo."

Haechan memberikan cemilan lagi pada Renjun. "mayan njun, pake nonton mereka duelan."

"belajar apa engga nih?" Jeno mengabaikan teman temannya dan mereka pun mulai belajar. Ya tentu ada sedikit keributan.

"loh, kalian?"

Serempak, empat kepala laki laki itu mendongak, dan melihat Siyeon, dan juga Mina.


"Siyeon? Anjir udah lama ga ketemu woy!" Kata Haechan yang langsung berdiri dan memeluk Siyeon. Modus.

Jeno tidak menggubris, ia tetap fokus pada tugasnya.

Jaemin hanya melirik Jeno sekilas lalu sama - sama melanjutkan tugasnya. Jadi, mereka berlima ini, teman sewaktu SMP. Namun, hanya saja saat kelas 11 Siyeon harus pindah sekolah.

Dan mereka  sudah tidak seperti dulu lagi—bersama seperti sekarang, jika ada tugas, sama sama dikerjakan, bermain, atau nongkrong.

"eh, kenalin ini Mina, lo belum tau kan?"

Renjun hanya tersenyum simpul membalas kalimat Siyeon.

"kayanya gue duluan deh, Sejeong udah nyariin. Bye." Mina pamit dan meninggalkan Siyeon bersama empat lekaki ini.

"gue boleh ikutan gabung kan?"

Renjun mengangguk. "ya silahkan gaada yang ngelarang."

Dan Siyeon, duduk disamping Jeno.

Mereka semua tau, kalau mereka mantan pasangan kekasih.

"tumben gue lihat lo belajar kaya gini Jen, biasanya juga ngebasket kan?" kata Siyeon yang tersenyum menatap Jeno.

Jeno menoleh sebentar. Dulu ia memang sangat menyayangi Siyeon, tapi pupus karena Siyeon mengecewakannya dengan pergi bersama laki laki lain.

"iya. Gue ga kaya dulu lagi." jawab Jeno santai. Ia sengaja.

Tapi memang benar, Jeno sekarang lebih rajin lagi. Karena ia merasa memiliki tanggung jawab yang besar sekarang. Karena Jisa, dan anaknya nanti maka dari itu ia belajar dengan giat, dan nantinya bisa bekerja dengan baik.

"lo mau pesen apa? Gue pesenin?" tanya Jaemin pada Siyeon.

Siyeon menggeleng. "eh, gausah Jaem gapapa kok. Gue bosen aja dirumah, makanya main kesini. Udah dari tadi sih, tapi lihat kalian, gajadi pulang." jelas Siyeon yang diakhiri dengan tawa manisnya.

Oke. Oke. Siyeon memang cantik, ya, mereka mengakui itu.

Jeno menghela nafasnya. Tentu, ia merasa tidak nyaman sedikit.

"gue, udah berapa lama ya ga main kerumah lo Jen? Eh, tapi waktu gue ultah lo gajadi ngajak gue pergi?? Ih sumpah kesel gue."

Jeno menghentikan tangannya yang sedang menulis.

"sori, gue lupa." singkat, dan jelas.

Siyeon tersenyum canggung, "hm, gapapa sih. Tapi gue mau main kerumah lo boleh gak? Kangen mama lo masa."

Jeno benar benar menoleh pada Siyeon, dan membuat gadis itu melunturkan senyumannya.

"gue lagi belajar, bisa diem?"

Renjun, Haechan, dan Jaemin, langsung menatap Jeno yang terlihat dingin.

"w-woy elah! Belajar dah lanjut lagi. Yeon, sini samping gue aja, udah lama gue ga gombalin lo. Sini sama gue." Haechan berusaha mencairkan suasana.

Siyeon memang seperti itu, ia tidak pernah merasa bersalah dengan kesalahannya sendiri. Berbicara seenaknya, tanpa memikirkan perbuatan lalunya.

Kebetulan hp Jeno bergetar, dan Siyeon juga melihat itu. Ada pesan masuk.

Jisa Lee ♡
"aku mau ayam goreng, tapi dadanya. Beliin nanti waktu pulang!!"

"Jisa?"















✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖

Plis ah Jen! Capek tau oleng mulu!

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Plis ah Jen! Capek tau oleng mulu!

Plis ah Jen! Capek tau oleng mulu!

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

GEMES BANGET!! ><

[1]MISTAKE; happier | Lee Jeno✔️Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu