12. DEVANO [REPOST]

Mulai dari awal
                                        

“Iya.” jawab Viona seadanya.

••••••••••

“Vi, gue duluan ya? Mamah gue udah jemput, atau lo pulang bareng gue gimana?” ajak Qila kepada Vio.

Vio tersenyum lalu menggeleng.

“Yaudah, bay.” Qila melambaikan tangannya kemudian berlalu masuk ke dalam mobil.

Suasana ramai, lantaran para orang tua berdatangan untuk menjemput anak anak mereka. Viona mengedarkan pandangannya ke segala penjuru. Tak ada tanda tanda ayahnya akan menjemputnya. Sepertinya ayahnya lupa. Padalah Dirinya tadi telah menyuruh pihak pembina untuk menghubungi ayahnya.

Tiba tiba sebuah motor ninja berwarna merah berhenti tepat di hadapanya. Viona merasa familiar dengan motor di hadapanya ini. Sepertinya dirinya pernah berada di atas motor ini, tapi kapan? Dimana?

Seketika mata Viona membulat saat laki laki di atas motor ini membuka helmnya. Ternyata laki laki menyebalkan inilah yang ada di hadapanya.

Viona ingat. Ia hampir jantungan dan berakhir muntah muntah setelah sampai di rumah. Viona ingat. Motor inilah yang digunakan Devan untuk mengantarkannya pulang bulan lalu.

“Ayo naik,” ajak Devan dengan mengulurkan tanganya di depan tubuh Viona.

“Enggak.”

“Lo mau? Nungguin jemputan lo yang nggak dateng dateng? Nggak capek?”

“Enggak."

Devan menghela napas kasar. Gadis dihadapannya ini sungguh keras kepala. Ingin rasanya Devan menggendong tubuh Viona dan mengikatnya dengan tubuhnya agar mau di antarkanya pulang.

“Gue nggak mau naik motor. Lo mau bunuh gue dengan cara naik motor Lo yang ugal ugalan itu?” tanya Viona dengan nada congkaknya.

“Oke!” Devan membuka helmnya kemudian memanggil sahabatnya yang ada di sebrang gazebo.

“Ricky!!" panggil Devan dengan suara lantangnya.

Ricky menoleh ke arah Devan.

“Sini!” titah Devan dengan suara yang terdengar keras.

Ricky berlari menghampiri Devan. Devan melepaskan kunci yang ada di motor merahanya kemudian Diserahkannya kunci motor itu kepada Ricky.

“Bawa motor gue, dan gue bawa mobil lo, mana kunci mobil lo?”

Ricky merogoh saku celananya. Dan keluarlah sebuah kunci mobil dengan bandul dompet di lingkaran kunci itu.

“Nih!”

Thanks.”

Devan menarik tangan Viona hingga membuat gadis itu meringis kesakitan lantaran cengkraman di pergelangan tangannya yang terlalu kuat.

“Devan sakit!! Lepasin.”

Sorry, gue cuma mau ngajak lo pulang bareng itu aja.”

Devan membuka pintu mobil sebelah kemudi dan mengisyaratkan Viona untuk masuk ke dalam.

“Gue nggak mau!"

DEVANO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang