02

1.5K 184 8
                                    

Ternyata Lia beneran dipanggil sama Arin. Dia disuruh ngitung sisa tiket yang ga kejual. Lia ga masalah sama tugasnya, tapi masalahnya kenapa harus sama Soobin?! Kenapa ga sama yang lain? Kan banyak yang nganggur.

"Li, ini tadi lima puluh berapa?" Tanya Soobin.

Lia melihat Soobin dengan kesal. Soobin nyalinya langsung ciut diliatin gitu sama Lia.

"Ck gimana sih! Tadi kan yang ngitung lo, tuh kan gue lupa ini berapa. Ini sih ga selesai-selesai!" Ucap Lia mulai mengomel.

Soobin tersenyum kecil. Lalu dia mengumpulkan semua tiket yang berserakan di lantai. Lia melihat Soobin bingung.

"Gue aja yang ngitung" kata Soobin.

Lia mengerjapkan matanya. Dia mengambil alih beberapa tiket di tangan Soobin

"Maksudnya daritadi yang buat salah itu gue?" Tanya Lia menuduh.

Soobin memukul kepala Lia pelan dengan tiket. Membuat perempuan itu langsung menatap Soobin kesal.

"Ga baik nuduh orang" kata Soobin.

"Ih! Apa sih, bilang aja-"

Soobin meletakkan telunjuknya di bibir Lia. Lia langsung membeku.

"Diem ya, gue mau ngitung ini"

Lia mengangguk lalu menepis telunjuk Soobin, setelah itu dia menyenderkan tubuhnya pada dinding. Diam-diam dia mengamati Soobin yang terlihat serius menghitung. Lia masih normal kok, jujur aja Soobin keliatan ganteng. Lia ga boong.

"Seratus dua puluh ya ini" kata Soobin.

"Yakin?"

"Mau gue itungin lagi?"

Lia tertawa kecil dan membuat Soobin sedikit kaget. Udah lama banget dia ga liat ketawanya Lia dari deket. Sadar diliatin, Lia langsung memasang ekspresi datarnya lagi.

"Udah ah, gue mau cari kak Arin"

Lia berdiri dari duduknya. Soobin juga ikut berdiri dan mengikuti Lia. Lia menoleh terus mendengus.

"Lo ikut juga?"

"Gaboleh? Gue juga panitia kan"

Lia memutar bola matanya lalu memilih mengabaikan Soobin. Lia berusaha berjalan secepat mungkin tapi apa daya, kaki Soobin yang lebih panjang darinya lama-lama membuat mereka sejajar.

"Eh li"

Lia menoleh ke Soobin.

"Apaan sih?"

"Gajadi deh" balas Soobin.

Lia berdecak. Keduanya lalu hening sepanjang jalan. Untungnya Lia langsung melihat Arin yang lagi bareng sama Mark.

"Kak Arin!!!" Panggil Lia.

Keadaan yang lagi ramai memang mengharuskan Lia untuk berteriak. Lia berlari untuk menyusul Arin, tanpa sadar dia hampir saja jatuh karena tersandung kabel. Lia membulatkan matanya begitu sadar Soobin sedang memeluknya, bukan meluk sih tapi hampir saja meluk.

"Woii jangan pacaran disini!" Pekik Arin sambil tertawa.

Lia mendorong Soobin lalu menunduk. Wajahnya udah memerah, jantung juga ga karuan.

"Nih kak, seratus dua puluh. Udah kan?" Kata Lia lalu berlari pergi.

Terserah deh dibilang ga sopan sama senior atau apa lah, lagian Lia tau Arin baik. Yang terpenting dia menjauh dari Soobin. Lia bener-bener malu banget. Akhirnya Lia duduk di sebuah bangku yang agak jauh dari keramaian.

[2] MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang