00 • PROLOG

768 124 399
                                    

_______________

Asap rokok itu mengepul, menari-nari di udara malam. Merokok memang tidak baik untuk kesehatan, barangkali itu yang Alex pikirkan kala puntung rokok menyentuh ujung bibirnya yang sobek. Alex meludah saat rasa amis darah terasa begitu pekat di dalam rongga mulutnya. Alis itu sontak mengernyit merasakan perih pada sekujur tubuh ketika ia bergerak. Pipinya lebam, matanya bengkak. Batin Alex tertawa sumbang, tidak habis pikir apa yang baru saja ia lakukan dengan sang sahabat.

"Gue pikir lo udah berhenti merokok."

Alex menatap Arland datar kemudian mendengus. Keadaan Arland tidak jauh berbeda dengan dirinya, pemuda yang berstatus sebagai sahabatnya itu mencoba berdiri dengan tertatih. Lebam pada wajahnya mungkin lebih banyak dari milik Alex. Sekali lagi Alex merasa bodoh dengan perkelahian ini yang hanya dikarenakan seorang gadis. Baru saja ingin melanturkan kata maaf namun pada sekon selanjutnya rasa kesal kembali memenuhi rongga dada kala Arland bersuara.

"Gue suka sama dia."

Arland memandang Alex tepat pada sepasang netra miliknya. Alex berdecih, geram, ingin menarik kerah baju pemuda itu namun ia urungkan lantaran tungkainya sudah tak sanggup menopang diri.

Tidak tahu siapa yang paling pantas terlihat menyedihkan di sini, dirinya atau Arland? Alex paham betul apa yang sahabatnya rasakan, kendati begitu Alex tetap menatap punggung Arland sengit penuh benci.

"Brengsek."

_______________

.

.

.

haloo!
aku kembali lagi membawa Dari A, Untuk A yang telah direvisi beribu-ribu kali [bersiap menerima hujatan]

jadi, ini adalah new prolog yang—ntahlah, mungkin tidak alay dan lebay HAHAHAHA😭😭😭

berharap 'kisah biasa-biasa saja ini' tidak mengecewakan dan membosankan para penikmatnya sekalian ❤❤❤


xoxo,
galaxiesty

Dari A, Untuk ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang