1 - |Mutusin Pacar 1|

54.6K 6.2K 458
                                    

Hari ini adalah hari di mana Asya akan mengubah statusnya from playgirl to single

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari di mana Asya akan mengubah statusnya from playgirl to single. Dia sudah menyiapkan berbagai alasan untuk memutuskan tiga pacarnya. Tentu saja dengan alasan yang berbeda. Mungkin Asya bodoh dalam mencari jawaban dari sebuah soal tapi dia ahli dalam mencari alasan.

Karena hari ini hari libur, misi Isya untuk memutuskan tiga pacarnya akan mulai dijalankan pada pagi hari.

Dia sudah membuat janji dengan ketiga pacarnya di tempat dan waktu yang berbeda. Tentu saja para pacarnya yang baik itu langsung menyetujuinya karena jarang sekali Asya mengajaknya bertemu duluan.

Asya melajukan mobilnya ke sebuah mall. Di sana sudah ada dua sahabatnya yang sudah menunggu sejak 10 menit yang lalu.

Arina dan Chika memang memutuskan untuk ikut menemani Asya dalam misi from playgirl to single ini. Mereka takut terjadi apa-apa pada Asya nantinya. Sekampret-kampretnya Asya, mereka tetap menyayangi sahabat bodohnya itu.

Sekitar 20 menit perjalanan, akhirnya Asya sampai di mall tempat janjiannya dengan Dico. Langsung saja dia melangkah masuk dan mencari kedua sahabatnya yang sudah menunggunya di salah satu resto yang ada di mall itu.

"Lo lama banget, sih? Lihat nih minuman gue sampai habis karena nunggu lo," semprot Chika saat melihat Asya menghampiri mejanya.

Asya memutar bola matanya mendengarnya. "Nanti gue ganti. Kalian stay di sini, ya! Gue mau ke meja tempat janjian gue sama Dico," pinta Asya sebelum kakinya melangkah ke salah satu meja yang tidak jauh dengan meja dua sahabatnya.

Setelah menunggu hampir 15 menit akhirnya Dico datang dengan tersenyum lebar. Ada sedikit perasaan bersalah dalam hati Asya, tapi mau bagaimana lagi? Ini sudah menjadi keputusannya.

"Kamu udah nunggu lama, ya? Maaf banget ya, tadi jalanan sedikit macet," tanya Dico setelah mendudukkan dirinya di kursi depan Asya.

"Aku juga baru sampai kok," jawab Asya dengan tersenyum.

"Aku senang kamu ngajak aku ketemu duluan. Biasanya kan aku yang ngajak kamu, itu pun kamu jarang bisanya," ucap Dico yang hanya dibalas senyuman oleh Asya.

"To the point aja ya, aku mau ngomong sesuatu sama kamu."

Asya memang tipe cewek yang tidak suka basa-basi apalagi soal menyelesaikan masalah. Dia ingin masalahnya cepat selesai tanpa harus berbelit-belit.

Dico yang sedang minum minuman yang telah dipesan Asya untuknya seketika mendongak menatap Asya setelah mendengar ucapan cewek itu.

"Mau ngomong apa, Sayang?" tanya Dico lembut yang membuat Asya semakin tidak tega memutuskannya.

"Aku mau putus."

Dico membulatkan matanya terkejut mendengar kalimat yang diucapkan Asya.

"P-putus?"

"Iya aku mau putus, karena aku--" Belum selesai Asya menjelaskan, ucapannya sudah dipotong duluan oleh Dico.

"Kamu mutusin aku karena kamu lihat aku kemarin jalan sama cewek, ya? Aku nggak ada hubungan apa-apa sama dia, Sayang. Dia yang maksa ngajak aku jalan. Dia emang suka sama aku tapi aku cintanya cuma sama kamu, Sya." Dico memegang tangan Asya, meyakinkan jika yang diucapkannya itu adalah benar.

Asya mengernyitkan dahi mendengar penjelasan Dico. Dia tidak paham dengan apa yang dibicarakan cowok itu. Hingga beberapa detik kemudian otak bodohnya berhasil menyimpulkan sesuatu.

"Wait! Wait! Jangan bilang dia lagi bongkar aibnya sendiri? Thank God, dia bikin rencana gue buat mutusin dia semakin mudah. Kamu udah gali kuburanmu sendiri, Dico Sayang," batin Asya dengan senyuman evil di wajahnya.

"Cukup! Aku nggak mau dengar penjelasan kamu lagi. Aku lebih percaya sama apa yang aku lihat daripada omongan kamu." Asya bersikap seolah dia memang mengetahui apa yang telah dilakukan Dico di belakangnya.

"Maaf, Sayang. Aku janji nggak akan jalan lagi sama dia. Tapi, tolong jangan putusin aku. Aku sayang banget sama kamu." Dico masih mencoba membujuk Asya dengan memegang tangannya, tapi segera ditepis oleh Asya.

"Aku udah terlanjur kecewa sama kamu. Kamu pacaran aja sama dia. Aku tetep pengen putus. BYE!!!"

Setelah mengatakan itu, Asya pergi meninggalkan Dico yang masih berteriak-teriak memanggilnya, tapi tidak dihiraukan oleh Asya. Senyum puas tercetak jelas di wajah cantiknya. Sekarang tinggal dua, setelah itu dia akan menyandang status jomblo seperti keinginannya.

Asya segera menghampiri meja kedua sahabatnya yang sudah menampilkan raut kepo tingkat akut.

"Gimana? Berhasil?" tanya Arina setelah Asya mendudukkan dirinya di kursi sebelahnya.

"Lo mutusin dia dengan alasan apa?" tanya Chika yang tak kalah penasaran.

"Berhasil 100%. Di luar dugaan, dia malah buka aibnya sendiri yang buat gue semakin gampang mutusin dia tanpa perlu ngasih alasan," jawab Asya masih dengan senyuman puas yang belum luntur sejak dia berhasil memutuskan Dico beberapa saat lalu.

"Ceritain yang jelas, Sya! Gue penasaran."

Melihat tampang kedua sahabatnya yang sudah kepo akut, Asya mulai menceritakan bagaimana dia bisa putus dengan Dico, mulai dari saat dia menyampaikan keinginannya untuk putus pada Dico sampai Dico yang mohon-mohon minta dimaafkan.

"Gila! Lo diselingkuhi?" pekik Chika dengan raut tidak percaya.

"I don't care," sahut Asya dengan santai lalu mengajak kedua sahabatnya meninggalkan tempat itu sebelum Dico melihatnya.

💗💗💗

~ Iya part ini emang pendek karena adegan² yg nggak penting di versi sebelumnya aku hapus. Aku juga nggak bisa gabungin sama part selanjutnya cuma biar panjang, karena nanti komentar setiap partnya jadi nggak sesuai.

 Aku juga nggak bisa gabungin sama part selanjutnya cuma biar panjang, karena nanti komentar setiap partnya jadi nggak sesuai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Play With Players (Ketua Oh-shits)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang