13. Gw kenapa?

23 6 10
                                    

Ayana berjalan terburu-buru dengan perasaan jengkel pada keempat temannya karena terus memojokinya dengan siketos pengabdi tatib. (Tatib:tata tertib)

"Ngapain pula sih manggil gue gak jelas? Harus dia gitu yang manggil gue?gak ada manusia lain apa selain dia?" Gerutu ayana sembari terus menghentakan langkahnya dengan kasar. Hingga ayana tersadar...

"Bentar, gue dipanggil fasya kan?anaknya dimana? trs gue mau kemana ini?" Ayana langsung menghentikan langkahnya mendadak dan hampir terjatuh karena berhenti tiba-tiba.

Ayana menepuk jidatnya keras sambil mengomel pada diri sendiri "Aagghh bego amat sih gue, amat aja gak bego"

Kini ayana tengah berdiri dikoridor kelas 12 yang berada dilantai paling atas, entah bagaimana caranya dia bisa sampai disana. Ayana memperhatikan sekitar sambil celingak-celinguk kaya anak ayam mencari induknya. Dia baru tersadar bahwa banyak siswa kelas 12 yang ada disana sembari menatap ayana dengan tatapan heran bahkan ada yang menatapnya dengan tatapan jijik, ilfil, syirik, iri, dan kawan-kawan.

"Kenapa pada ngeliatin gue gitu sih?ada yang aneh sama gue?apa karena gue yang terlalu cantik jadinya pada ngeliatin gue?" Gumamnya memuji dirinya sendiri sambil ketawa gak jelas.

"Dia kenapa sih?ih merinding deh gw"

"Kesambet kali ketawa sendiri"

"Itu si ayana itu kan?anak kls 11 IPA 3?gak nyangka gw cantik tapi gesrek"

Yaps, seperti itulah batin siswa kelas 12 yang melihat ayana.

 ~~~~~~~~~~~~~~~~

Sementara itu, fasya sudah menunggu dibawah tangga kelas 11 yang tak jauh dari kelas ayana. Seperti layaknya anak ilang, fasya duduk disalah satu anak tangga sembari melihat keatas menunggu ayana datang.

"Aaiiisshh!! dimana sih tu anak? gak tau apa gue udah garing disini nungguin? dia gak tau apa menunggu itu gak enak apa lagi digantungin" Gumamnya sembari mengacak rambutnya berkali kali tanda dia sedang kesal.

"Ngapain lo disini?"

Seseorang tiba-tiba menepuk pundak fasya dengan keras yang membuat fasya langsung kaget dan image latahnya pun keluar.

"EHBAMBANGBAPAKDADANG!" yaps seperti itulah latahnya fasya ketika dikagetkan oleh aidan.

"Tch gitu aja kaget lo" Ucap aidan sembari tersenyum mengejek.

"Eh upil kuda! selow bro gak usah ngagetin juga kali ah" Protes fasya dengan memasang wajah kesalnya yang membuatnya semakin tambah ganteng:)

"Ya lo kaya anak ilang disini sendirian. Ngapain lo? nunggu doi lewat? dia kagak bakal dateng bro karena udah bersama orang lain, eh? kenapa gue jadi bucin?" Ucap aidan yang ketularan para bucinnya fasya.

"Ck, gue nunggu adek lo lama banget kali bertelor dulu apa gimana?" Ngegas fasya dengan nada yang tak ada santainya.

"Lah gue kira lo manggil dia kekelas 12, mangkanya tadi dia lari kesana" Sontak fasya langsung memasang wajah heran bercampur bingungnya.

"Siapa bilang? orang gue nunggu disini daritadi"

"Mana gue tau, tadi dia kekoridor kelas 12 sambil gremeng-gremeng gak jelas gitu" Gremeng-gremeng?

Mendengar itu, fasya langsung menghela nafas kasar dan juga mengusap wajahnya membayangkan betapa gebleknya seorang ayana adek kembarnya aidan yang beda jauh 180 derajat dari aidan.

"Oke thanks udah ngasih tau" Fasya langsung berlari bergitu saja meninggalkan aidan dibawah tangga sana.

"Yeu untung lo cogan" Gerutu aidan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sementara itu, ayana masih berada ditengah koridor kelas 12 sambil clingak clinguk kaya anak ayam nyasar dikandang kucing.

"Ayana!!" Panggil fasya sembari berlari kecil ketempat ayana berdiri.

"Fasya?" Ayana menoleh dan memasang muka tak berdosanya yang minta dicium sepatunya fasya. fasya belike: untung cantik:)

"LO BISA GAK SIH GAK USAH NYUSAHIN GUE SEHARI AJA?! GUE UDAH BILANG KE MEI KAN UNTUK BILANG KE LO TEMUIN GUE DIBAWAH?NGAPAIN LO MALAH KESINI?!" Bentak fasya dengan raut wajahnya yang sedang marah.

"G-gue.. gue gak tau kalo lo ada dibawah tangga" Ucap ayana dengan nada hati-hati.

"MANGKANYA ORANG NGOMONG ITU DIDENGERIN! LO GAK TAU APA, GUE UDAH NUNGGUIN LO DIBAWAH KAYA ANAK ILANG? KALO BUKAN TUGAS DARI BU NIA GUE GAK AKAN SUDI BUAT CAPEK-CAPEK NYAMPERIN LO, MENGURAS TENAGA" Yaps, kali ini fasya benar-benar sedang marah dengan ayana sampai-sampai dia tak sadar masih banyak siswa kelas 12 yang memperhatikan mereka ditambah dengan perkataan fasya pada ayana membuat mereka jadi bahan gosip siswa kelas 12.

Suatu keajaiban indonesia, ayana terdiam saat dibentak fasya seperti itu. Biasanya dia paling tidak suka ada yang membentaknya dan langsung membalas bentakan orang itu sampai orang tersebut mengalah dan ayana menang.

"Udah cepet! gue gak ada waktu buat marah-marah sama lo" Ucapnya sembari menarik lengan ayana meninggalkan koridor kelas 12.

"Fasya lepasin ih sakit!!" Ucap ayana sambil berusaha melepas lengannya dari tangan fasya yang mulai merasakan nyeri dilengan.

Fasya yang baru tersadar langsung melepas genggamannya itu. Rasa nyeri pun langsung melanda lengan ayana.

"Maaf." Satu kata yang keluar dari mulut fasya setelah melihat lengan ayana memerah karenanya.

"Langsung to the point aja gue gak nafsu mau marah-marah." Ucap ayana dengan raut menahan emosi.

"Lo dipanggil bu nia keperpus" singkat fasya.

"Cuma itu?" fasya hanya mengangguk, sementara ayana langsung ingin menampar wajah mulus fasya setelah mendengar perkataan fasya tadi.

Ayana sekuat tenaga mungkin untuk bisa mengontrol emosinya agar tidak berkata kasar pada orang yang ada didepannya sekarang, dan memilih untuk pergi keruang perpus daripada berlama-lama dengan orang macam fasya.

 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Teng teng teng!

Bel istirahat pun berbunyi. Semua siswa berhamburan menuju kantin, tapi tidak buat ayana. Yaps, dia masih berada didalam perpustakaan merapikan buku-buku yang berceceran dilantai dan menyusunnya keatas rak.

"Aghh..kurang tinggi apa lagi sih gue masih gak nyampe gini" Gerutunya sambil berjinjit-jinjit untuk menaruh buku dirak paling atas.

"Itu ada meja kan? kenapa gak gue gunain aja ya?" Ucapnya lalu segera mengambil meja dan menaikinya. Namun, meja itu sudah terlihat rapuh dan tua tapi ayana tetap menaikinya.

Nyit nyit...

Meja itu terus bergerak saat ayana naiki, sampai dia harus banyak diam untuk menyeimbangkan mejanya agar tidak roboh. tapi karena faktor usia, meja itu tak bisa bertahan dan kaki mejanya pun terlepas membuat mejanya ambruk seketika, dan ayana langsung teriak saat mengetahui dia akan jatuh.

Namun sebelum ayana terjatuh kelantai, dengan sigap seseorang langsung menangkap tubuh ayana sebelum akhirnya jatuh. Ayana langsung membuka matanya ketika dia sadar ada yang menangkapnya sehingga dia tidak jadi jatuh.

"Fasya?" Batinnya dalam hati setelah melihat siapa yang menangkapnya. Mata mereka pun saling bertemu. tatapan fasya yang terlihat serius membuat ayana tidak bisa lepas pandangannya dari orang yang ditatapnya tersebut, seakan ada yang menahannya.

Selang beberapa detik, mereka tersadar dari lamunan masing-masing. Fasya segera menurunkan ayana dan tanpa sadar dia merasakan panas dipipinya. Mungkin sekarang pipinya telah memerah bagai kepiting rebus. Begitu pun ayana, segera dia memalingkan wajahnya yang dia rasa telah memerah setelah saling bertemu dengan wajah fasya.

"Gw kenapa sih?? kenapa gw jadi deg-degan gak jelas gini?? ada apa wahai jantung.." Batin ayana sembari memegangi dadanya yang tiba-tiba berdetak tak karuan.

"Sadar fas, kenapa jadi deg-degan gak jelas gini?? aaghh shit!" Batin fasya sembari menetralkan keadaan.


Annyeong, jangan lupa tinggalkan vote dan koment setelah kalian membaca:) ❤ bila ada kritikan silahkan tulis dikolom komentar yaa:) happy reading❤

AyanafasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang