2

6.5K 510 15
                                    

Gelap.

Aku tidak dapat melihat apa pun saat aku terbangun dari tidurku, sepertinya sesuatu menutup mataku karena aku dapat merasakan ikatan yang kencang mengelilingi kepalaku. Semilir udara yang dingin menyentuh kulitku seakan tubuhku tidak dilapisi oleh sehelai benang pun, aku mencoba bergerak untuk meraba tapi kemudian aku baru menyadari bahwa kedua tanganku terikat. Brengsek, apa yang terjadi? Di mana aku berada saat ini?

Jantungku berdebar ketika otakku mulai bekerja mengingatkanku kembali pada apa yang terjadi sebelum aku menutup mata. Ya, aku melarikan diri dari rumah kemudian di persimpangan jalan sebuah range rover berwarna hitam menghampiriku, lalu dua orang pria yang entah datang dari mana menangkapku dan mendorongku masuk ke dalam mobil itu.

Brengsek!

Aku menjadi panik, mencoba untuk berteriak tapi suaraku dibungkam oleh kain yang menyumpal mulutku. Hanya kakiku yang dapat bergerak dan menendang bebas. Siapa psikopat gila yang melakukan ini terhadapku? Aku tidak pernah memiliki musuh, bahkan aku hampir jarang bergaul dan berbicara kepada siapa pun termasuk rekan kerjaku. Satu-satunya orang yang pantas memiliki dendam kepadaku hanyalah Andy, tapi mustahil rasanya dia yang melakukan ini.

"Kau sudah bangun?"

Suara itu....suara yang berat dan dalam, aku tidak salah dengar, bukan?

Meneguk ludahku kasar, aku dapat merasakan sosoknya berdiri menjulang tinggi tepat sebelah kiriku. Aromanya tercium sangat tajam, menusuk hidung dan menyesakkan rongga dada karena aku masih sangat mengenali aroma itu meski dua tahun telah berlalu.

"Jangan terlalu banyak bergerak" dia menyentuh kedua pergelangan kakiku yang sibuk menendang bebas. Di bawah tekanannya itu tubuhku membeku dan nafasku memburu.

Panik dan ketakutan, itulah yang kurasakan sekarang, tapi gejolak yang entah muncul dari mana tiba-tiba saja tumbuh saat dia menjalankan telapak tanganya naik mengusap sepanjang tungkaiku. Demi iblis sialan, meski kedua tanganku tak terikat sekalipun aku pasti tetap mematung di bawah sapuan telapak tangan itu!

Semakin naik, tangan itu berhasil sampai di dadaku. Dia tidak meremasnya, melainkan menjepit puncak dadaku yang menegang karena udara dingin yang menerpa. Ngilu kurasakan hingga ke tulang, tubuhku spontan condong ke depan. Beruntung kain yang menyumpal mulutku menahan desahan yang tak mampu kucegah.

Punggungku kembali terhempas di ranjang yang empuk setelah lelaki itu menyingkirkan tangannya dariku. Dapat kurasakan ranjang bergoyang, dia bukan hanya naik ke atas peraduan tapi juga menindih dan mengurung tubuhku dengan sepasang lengannya.

Aromanya tercium semakin dekat dan kental. Aroma oud wood bercampur dengan aroma tubuhnya yang jantan. Aroma itu mampu membuat otakku lumpuh seketika sehingga aku terus mematung di bawah desakan tubuhnya.

Sesuatu yang lunak dan basah menyentuh puncak dadaku dengan gerakan yang memutar. Aku tebak itu adalah lidahnya. Tubuhku meremang dan menggeliat resah, dengan akal sehat yang masih tersisa aku bergerak mencoba untuk menghindari jangkauan lidahnya.

Tolong, jangan!

Itulah yang berusaha kukatakan dengan mulut yang tersumpal. Tapi tentu saja dia tidak mendengarnya dengan baik, dia justru meremas sepasang payudaraku kemudian melahapnya secara bergantian.

"Sial Cherry, aku sialan sangat merindukanmu!" suara yang berat dan parau itu diselimuti oleh kegusaran.

Cherry....

Hanya satu orang yang memanggilku dengan nama itu.

Ciuman-ciumannya yang ringan menjejaki ulu hati, tulang rusuk, hingga ke perutku. Aku bernafas dengan hati-hati saat ciuman itu tak kurasakan lagi, lalu aku bertanya-tanya apa yang membuatnya berhenti?

His Dirty Little Cherry (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang