Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♒♒♒
Kisah ini bermula dari sebuah restoran mewah dimana hanyalah petinggi perusahaan, penguasa, pelaku seni (re: artis), pejabat dan sejenis kaumnya yang dapat makan di restoran bergaya Italia itu.
Diantara beberapa meja bundar yang memenuhi ruangan dengan arsitektur klasik Italia duduklah seorang gadis dengan dibalut dress cantiknya.
Roseanne Park, nama gadis itu.
Ia duduk terdiam diantara empat orang manusia paruh baya dan seorang bocah lelaki disana.
"Jadi, bagaimana?" tanya sang ayah.
Rosé melirik ayahnya dengan tajam, mencengkram pisau dan garpu di tangannya. "Apa maksud papa?"
Sang ayah tersenyum kecil dan hal itu turut mengundang tawa dari ibu Rosé dan dua orang paruh baya lainnya.
"Park Jisung tampak tampan bukan?"
Pertanyaan yang aneh.
Rosé sontak melirik ke bocah lelaki yang dimaksud, Park Jisung, oke dia tampak lucu + menggemaskan tapi ayolah akan tampak horor jika ia menjawab seperti itu.
"Hm." deham Rosé pelan.
Sang ayah tersenyum puas dan melihat putrinya melanjutkan makan, kemudian melirik Jisung yang tampak gugup dan tak nyaman dengan situasi.
"Kau akan menikah dengan Jisung."
"UHUK! UHUK!"
Rosé terbatuk keras dengan tidak elegan, sayur yang baru ia telan terbuang keluar dari mulut.
Sang ibu yang panik memberi air minum untuk Rosé sementara Jisung hanya memandangi Rosé dalam diam, berbeda dengan kedua orang tuanya yang menampilkan concern pada gadis 22 tahun itu.
"Aish." keluh Rosé saat merasa pangkal hidungnya terasa perih dan berdengung karena tersedak sekaligus batuk keras.
Dan kini Rosé tahu mengapa ia turut hadir dalam jamuan makan malam ini. Sial, sial, sial.
