15. Misunderstanding

206 37 17
                                    

Kurang-lebih berbarengan dengan saat Lady Louisa membeberkan riwayat masa lalunya kepada Elleana untuk dicermati, Lord Lethbridge dipersilakan memasuki sebuah rumah di Hertford Street. Menolak diantar oleh sang lelaki pelayan, dia naik sendiri ke ruang tamu yang menghadap ke jalan, tempat Lady Massey tengah tak sabar menantikannya.

“Wah, Sayang,” kata Lethbridge sambil menutup pintu di belakangnya. “Aku tentu saja tersanjung, tapi panggilan urgen ini dalam rangka apa?”

Lady Massey sedang menerawang ke balik jendela, tetapi dia seketika berputar. “Kau menerima suratku?”

Lethbridge mengangkat alis. “Jika tidak, Caroline, aku tak akan berada di sini sekarang,” katanya. “Aku jarang bertamu pagi-pagi.” Pria itu mengangkat monokel dan mengamati Lady Massey dengan jeli dari balik lensa. “Perkenankan aku memberitahumu, Sayang, bahwa kau kelihatan lain dari biasa. Ada apa kiranya?”

Lady Massey maju mendekati Lethbridge. “Robert, apa yang terjadi di Ranelagh semalam?” Semburnya.

Jemari kurus Lethbridge kentara sekali mengencang di gagang monokelnya, sedangkan matanya yang menyipit menatap wanita itu. “Di Ranelagh…” Ulangnya. “Kenapa memang?”

“Oh, aku berada di sana!” Timpal Lady Massey. “Aku mendengarmu berbicara kepada si kecil bodoh itu. Kau masuk ke paviliun. Apa yang lantas terjadi?”

Lethbridge telah melepaskan monokel dari pegangannya dan kini mengambil kotak tembakau dari saku. Pria tersebut mengetuk kotak dengan satu jari dan membukanya. “Boleh kutanya kenapa kau ingin tahu, Caroline?” Tanyanya.

“Ada yang mengatakan bahwa seseorang berjubah merah darah telah masuk ke ruang kartu yang terkecil. Aku tak melihat siapa pun di sana. Aku kemudian keluar ke teras. Aku melihat kau—kukira itu kau—memotong rambut si pengantin baru… Oh, tapi itu tidak penting sekarang! Gadis itu lari keluar dan masuklah aku.” Lady Massey terdiam sambil merapatkan saputangan ke bibirnya. “Ternyata si jubah merah adalah Rule, demi Tuhan!” Ujarnya.

Lord Lethbridge mengambil sejumput tembakau, membersihkan residunya, dan mendekatkan tembakau tersebut ke satu lubang hidung kemudian ke lubang hidung sebelahnya. “Pasti kau sangat terperangah, Kasihku!” Ucapnya datar. “Aku yakin kau sudah berkata macam-macam.”

Lady Massey bergidik. “Kukira dia itu kau. Aku mengatakan… tidak jadi soal apa yang kukatakan. Kemudian dia melepas topengnya. Aku nyaris pingsan.”

Lord Lethbridge menutup kotak tembakau dan mengebuti rimpel di ujung lengan bajunya. “Sangat menghibur, Caroline. Kuharap itu menjadi pelajaran untukmu supaya tidak mencampuri urusanku. Sungguh aku berharap kalau saja aku melihatmu saat itu!”

Wanita itu memerah karena marah dan bergerak mendekati sebuah kursi. “Kau selalu mendengki, Robert. Tapi, kau memang di Ranelagh semalam dan kau mengenakan jubah merah darah itu. Kutegaskan kepadamu bahwa selain kau, aku tidak melihat orang lain yang mengenakan jubah berwarna itu!”

“Memang tidak ada,” timpal Lethbridge kalem. Dia tersenyum bengis. “Rule pasti melewatkan malam yang bermutu. Dan betapa bodohnya kau, Caroline! Apa pula yang kau katakan kepadanya?”

“Tidak penting,” kata Lady Massey tajam. “Barangkali kau meminjaminya jubahmu? Benar-benar sesuai kebiasaanmu!”

“Nah, di situlah kekeliruanmu,” kata Lethbridge dengan besar hati. “Yang seperti itu justru sama sekali bukan kebiasaanku. Jubah tersebut direbut dariku.”

THE CONVENIENT MARRIAGE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang