enam.

1.7K 131 2
                                    


papa
prill
papa hr ini flight ke jerman dadakan
mau apa?

hmm papah mah kebiasaan
mau papa sampai dan kembali dgn selamat aja

papa♡
maaf ya anak papa yg paling cantik
dirumah kan sudah ada Ali
kamu gak kesepian lagi seperti dulu

iyaa iyaa
yaudah aku titip cokelat:)
yg banyak

papa♡
yang lain aja nak
km nanti makin gendut

YA ALLAH PAPAH JAHAD
au ah
bye

papa♡
loh loh
prilly
nak
loh prilly

seen.

Prilly kesel bukan main dikatain papanya makin gendut. Sebenernya dia tau pasti papanya bercanda dan masalah gedut atau tidak Rizal termasuk orang tua yang tidak membatasi ini itu untuk masalah makanan pada Prilly. Pokoknya makanan tersebut menyehatkan.

Tapi sayangnya Rizal mengatakan hal tersebut ketika anak semata wayangnya itu baru saja menjalani diet ketat selama 3 hari belakangan. Prilly yakin betul bahwa berat badannya turun walaupun hanya 1.5kg. Lalu apa memang tubuhnya malah terlihat semakin melar walaupun berat badannya sudah turun?

Sambil menerawang langit-langit kamarnya, cewek itu mulai meredakan rasa kesalnya. Sedikit menyesal karena telah mengacangi Ayahnya hanya karena hal sepele seperti ini.

Baru saja Prilly ingin bangun dari posisi terlentangnya untuk mengambil handphone yang sempat ia jatuhkan kebawah kasur tadi. Pintu kamarnya diketuk pelan oleh seseorang diluar.

"Prilly?"

Itu suara Ali. Tumben sekali cowok itu main-main kesini.

"Iya kenapa li?"

"Boleh masuk?"

"Masuk aja, gak di kunci."

Lalu pintu kamar Prilly pun terbuka. Menampilkan seorang Ali Syarief dengan kaos polo shirt dan celana pendek selutut dengan kacamata ber-frame kotak menghiasi matanya.

"Kamu habis belajar pasti ya."

"Iya, kok tau kamu?"

"Culun sih."

"Culun? What is that?"

"Ganteng."

Ali hanya mengangguk, lalu berjalan menuju meja belajar Prilly dan duduk dikursi putar disana. Sedangkan Prilly masih bertahan duduk di lantai kamarnya yang berkarpet setelah berhasil meraih handphone yang jatuh hingga kebawah tempat tidur.

"Prill, barusan aku dapet whatsapp dari Mr. Rizal. Katanya kamu ngambek, terus beliau minta aku ngehibur kamu. so what can i do to make you happy?"

Tepat setelah Ali mengajukan pertanyaannya Prilly tertawa begitu keras. Memegangi perutnya sambil terus berusaha berhenti untuk mengeluarkan suara. Tapi tiap melihat ekspresi Ali yang terlihat sedikit polos atau mungkin bodoh.

Entah.

"Heh kok malah ketawa? Serius. Aku mau kuliah habis ini pukul sembilan pagi."

Tawa Prilly seketika berhenti. Tadi ayahnya bilang ia tidak akan kesepian lagi karena sudah ada Ali. Tapi ternyata cowok di depannya ini malah ada jam kuliah. Pada weekend seperti ini? Oh ayolah, terkadang Prilly cukup eneg dengan kehidupan genius seperti Ali.

"Prill?"

"Kok kamu ada kuliah sih minggu gini?"

"Aku ada penelitian sama dosen. Buat bahan tugas akhir ku nanti."

"Selesainya jam berapa?"

"Mungkin siang nanti. Jam tiga? atau empat?"

"Yah sore banget sih."

"Kenapa? kamu bosen dirumah sendirian?"

Prilly mengangguk, lalu berdiri dan menaiki tempat tidurnya, bersiap untuk tidur kembali karena pada akhirnya ia tak ada teman untuk hari ini.

"Bangun, ayo ikut sama aku aja biar gak bosen."

"HAH? SERIUS?"

"Iya, ayo bangun cepetan."

"Eh tapi dikampus lagi. Bosen deh sama aja mending dirumah."

"Dibilangin aku penelitian sama dosen. Gak dikampus Prilly manis, tapi di pantai balekambang."

"KE PANTAI?! SERIUS!?!"

"Berisik! Udah ayo cepet."

Prilly pun segera bangun dari tempat tidurnya dan dengan penuh semangat segera bersiap untuk berangkat. Sedangkan Ali yang melihat itu hanya tersenyum tipis sambil bergumam.

Huh cowok ini suka banget ngomong pelan-pelan.

"Senangnya kamu juga senangku nona cantik."

[To Be Continued.]

20 SomethingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang