Pagi senin yang cerah tapi mungkin ini kelewat cerah untuk pagi, bahkan pagi ini tergolong panas. Tentunya cuaca seperti ini sangat menganggu untuk melakukan kegiatan upacara.
"Shh.. panas banget padahal masih pagi" sebuah keluhan terdengar dari bibir gadis dengan name tag Azalea Precill, ia kerap dipanggil Lea oleh teman-temannya.
Demi apapun, cuaca pagi ini rasanya panas sekali, matahari tampak begitu bersemangat untuk membakar kulit. Lea rasanya ingin berendam di kolam es.
By the way, Lea adalah anggota pmr jadi setiap upacara ia dan teman-temannya yang lain akan berpencar di masing-masing barisan kelas untuk memantau jikalau ada teman-teman atau adik-adik kelasnya yang sakit.
Sekarang Lea sedang mendapat giliran untuk memantau dibarisan kelas X.1
"Kak, enak ga masuk ekskul pmr?" tanya salah seorang adik kelas kepadanya.
"Syussss, diem. Perhatiin itu pembina upacaranya ngasih amanat" peringat Lea.
Jika cuaca panas begini entah kenapa Lea merasa ia menjadi lebih mudah emosi, ya sebenarnya pada dasarnya gadis itu memang sumbu pendek, kata teman-temannya.
Ini pembina ngasih amanat buat nyampe ke delapan keturunan selanjutnya apa gimana, panjang amat batin Lea yang sudah tidak tahan akan cuaca panas ini.
Panas, bosan, mata Lea juga harus kesana kesini untuk memantau adik adik kelasnya. Saat menoleh kesampingnya tepatnya dibarisan laki-laki, Lea mendapati ada satu adik kelasnya sedang berjongkok.
Karena khawatir takut kenapa-napa, Lea pun menghampirinya. "Dek, kamu gapapa?" tanya Lea ia juga sedikit merunduk untuk memastikan kondisi adik kelasnya itu.
Anak laki-laki itu pun mendongak "Eh?" ucapnya kaget, pupil matanya sempat membesar sesaat karena wajah Lea sangat dekat dengannya.
Lea berdehem kecil lalu menjauhkan wajahnya. "Kamu gapap-?" ucapan Lea terhenti ketika ia melihat anak kucing sangat kecil di dekat kaki anak itu.
Bukan cuma pupil tapi sekarang mata Lea yang sudah bulat itu semakin membulat karena terkejut, fyi Lea itu takut kucing.
Astaga dia bawa anak kucing ke sekolah kah?
Melihat reaksi Lea, anak laki-laki itu bertanya "Lo, takut kucing?"
Lea sontak menggeleng, ia berbohong tentunya.
"Masa sih?" kening Lea sedikit berkerut mendengarnya. Ngeselin juga ni bocil.. tapi lucu deh.
"Berdiri Al-thezza Kavindra, jangan jongkok gitu kalau ga sakit" ucap Lea sambil membaca name tag anak laki-laki itu.
Althezza atau yang kerap dipanggil Eja oleh teman-temannya itu segera berdiri.
Agak pucet ni cowo "Kamu sakit?" tanya Lea.
"Ngga, pusing dikit doang"
"Udah sarapan?" tanya Lea yang dijawab gelengan kepala oleh Eja.
Yeuuu pantes, mana cuaca panas gini. Kalau cewe udah pingsan tu.
"Ayo ke uks aja" ajak Lea. Eja tampak berpikir sebentar lalu mengangguk.
YOU ARE READING
Twist of Destiny (Revisi)
Romance"orang gila mana yang takut kucing selucu ini?" "gue orangnya, apa lo hah?!" "ga heran kalau lo mah" "kalo gue ga gila lo ga bakalan suka" "iya" Warning!! 𖥻 This story 100% real from my own. so, don't be plagiarism. 𖥻 Bilingual but mostly Indones...
