Part II

151 34 27
                                        

"Lo apa kabar?. "

"B-bbb-baik, l-llo ng-ngapain disini?. " tanya vanilla dengan gugup pada Albagaskara Adiyasha, siswa kebanggaan di SMA Cemerlang di kala olimpiade-olimpiade Nasional, Al adalah utusan terbaik dari sekolah tersebut yang pulang dengan mengharumkan nama sekolah.

"Ya istirahatlah, ya kali gue ngemis disekolah gue sendiri, gila lo ya haha. " pluk! Sebuah tempelengan lembut mendarat di sisi kanan kepala vani.

"Lo udah lama ga keliatan, gue kira lo udah p-pindah sekolah. "

"Iya gue kemarin pergi ke sabang buat acara antar sekolah, utusan tepatnya. " sambil mengerjapkan mata, dan vanilla berfikir bahwa bicara laki-laki kutu buku berkacamata ini terlalu tinggi, alias sombong.

Lelaki bertubuh tinggi dan sedikit berisi, dengan hidung yang tinggi, iris matanya yang kecokelat-cokelatan, ditambah kacamata dengan tangkai hitam membuatnya sangat manis ketika dipandang. Dan kulit sawo matang membuatnya terlalu tampan di mata wanita SMA Cemerlang. Ditambah lagi dengan motor sport hitam yang menambah kegagahannya. Namun, al adalah sosok yang pemilih dalam memilih pasangannya,  karena baginya memilih pasangan yang tepat itu sangat berarti.  sebab, akan dijadikan pasangan seumur hidupnya yang akan membersamai dikala suka menyapa dan duka melanda.

"Eh, napa lo? Bengong gitu.. Lain kali, lo kalo bengong jangan liatin kuah lontong itu aja, terkesan rakus tau gak, mending lo liatin wajah manurios gue hahaha. "  ujar al yang membuyarkan lamunan vanilla.

"Dih, lo mah kalo sekali aja gak ninggi bisa gak sih?!. " sela velya pada al.

Sementara Al membalas hanya dengan sekali sunggingan bibir yang membuat alea dan velya manyun dan meninggalkan meja kantin.

"Gue, mau nanya sesuatu ke lo van. " kata al pada vanilla sambil mengusap lembut kedua tangan yang sudah mengait dengan tangan al.

"Iya, apa itu?. "

"Lo kenapa tiap jumpa gue gugup gitu, lo masih belum bisa ngelupain yang kemaren-kemaren?. "

"Al, please.  gue gak mau bahas itu lagi, dan gue mohon buat lo jangan muncul di hadapan gue lagi, mulai detik ini!. " bentak vanilla sambil menggebrak meja kantin dan meninggalkan al dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

Waktu bel pulang berbunyi.

"Mau pulang bareng gak lo?. "  sambut lelaki yang menunggangi motor sport merah.

"Ga. " jawab vanilla singkat pada axel.

"Kenapa? Gue gabakal macem-macem lah kalo sama lo, gue juga najis mau ngapa-ngapain cewe judes kaya lo!. " ujar axel.

"Ye, emang gue mau sama lo apa, jijik tujuh turunan dahh. " gerutu vanilla.

"Apa? Lo ngomong apa barusan?. " sambil berjalan pelan diatas kuda merahnya.

"Enggak enggak, udah gue dah dijemput sama supir gue, bye!. "

"Dasar, cewe gila!. " teriak axel pada vanilla yang sudah jauh dari pandangannya.

*didalam mobil sambil mendengarkan musik favoritnya Senorita menggoyang-goyangkan kaki sesuai alunan tempo lagu tersebut.

"Pak, anterin aku ke cafe deket mall itu dong. "  perintah vanilla pada pak budi, supirnya.

"Tapi non, kata tuan gitu non pulang harus langsung kerumah, gak diizinin kemana-mana, ntar malah saya lagi yang dimarahin tuan, gaji saya dipotong lagi. " jelas pak budi pada vanilla.

"Lo mau gue pecat! Ikutin aja lah gak usah songong baru jadi supir tingkah lo udah kayak nyokap gue tau, Receh!!. "  sentak vanilla yang membuat pak budi geleng-geleng kepala, ini memang bukan pertama kali vanilla bersikap ketus alias tidak sopan, namun pak budi banyak bersabar agar ia tetap bekerja pada tuannya yang dermawan itu.

------------------------------------------------------

Hello reader yang baik,
Jangan lupa tinggalkan jejak ya😘

Voment juga, biar author raa bisa makin semangat😘

Lanjut part 3?

Lanjut part 3?

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
VanillaМесто, где живут истории. Откройте их для себя