Chapter 12

36.8K 3.8K 116
                                    

Vote and comment please.
BGM : Day6 - WARNING
***

Sudah sangat larut saat nomor pengaman di pintu apartment Yuna tiba-tiba terdengar.

Yuna yang sedang memeriksa laporan pekerjaannya reflek menoleh, menunggu orang yang sedang memuat nomor pengaman di pintunya untuk muncul ketika tidak sampai semenit kemudian, satu-satunya orang yang mengetahui nomor pengaman apartemennya ditempatnya bekerja, menampakan diri dengan wajah yang sama kusutnya dengan baju yang dia kenakan.

"Ada—"

"I want him."

Hera dengan seenaknya langsung duduk disofa sebelah Yuna, mengabaikan raut kebingungan temannya itu, menyenderkan kepalanya disenderan sofa dan menutupi ekspresi mukanya yang frustasi dengan kedua tangan.

Yuna yang mendengarkan perkataan Hera tadi lantas mengernyit tidak mengerti, "Siapa?"

"Sean Aldarict."

Yuna terperanjat.

"Apa kepalamu baru saja terbentur? Hera, aku sudah bilang dia—"

"Aku tidak peduli!"

Hera membangkitkan tubuhnya. Wajahnya berubah menjadi semakin kusut, cenderung terlihat muak dan begitu marah, dia menatap Yuna dengan dengusan kesal yang sudah sejak di jalan dia lakukan.

"Aku akan membuatnya jatuh cinta padaku."

Yuna meletakan pulpen dan laporan yang sedang dia pegang ke atas meja. Memutar tubuhnya, setengah menyandarkan diri dan langsung berfokus untuk mendengarkan hal gila lainnya yang sudah terjadi pada wanita dihadapannya ini.

"Ada apa sebenarnya?" tanya Yuna, to the point.

Namun Hera kembali mengusap wajahnya, dia menggeram, mendengus dan mengacak-ngacak rambutnya dengan kesal.

"Ayah ingin menikahkanku!" Katanya frustasi.

Yuna semakin mengernyit, "Apa?"

"Dia ingin membuat nama pria itu bersih karena kekacauan yang ku perbuat kemarin."

"Kekacauan? Kau yang berkata Sean menidurimu?"

Hera mengangguk, wajahnya cemberut.

"Ya, dan Ayahku ingin menikahkanku agar aku tidak membuat Sean dalam masalah lagi, karena dia seratus persen lebih percaya perkataan pria itu daripada anaknya sendiri."

"Hah? Tidak mungkin."

Hera mengangguk sedih, terlihat seperti kehilangan gairah hidupnya.

"Lalu kau tau apa yang lebih buruk? Ayah bahkan akan menikahkanku dengan salah satu anak rekan bisnisnya pada pertengahan tahun ini tanpa meminta persetujuanku sama sekali."

Yuna tahu-tahu menggeleng, "Uh-uh, untuk satu itu aku setuju dengan om Al."

Hera berjengit, "Kau sedang berada dipihak ku atau ayahku?"

"I'm all yours."

Yuna mengangkat tangannya menyerah dan tersenyum usil.

"Tapi Hera, coba lihat dalam sisi positif dulu. Umurmu sudah tiga puluh dan karirmu sangat cemerlang, mungkin menggunakan Sean adalah alibi ayahmu untuk menyuruhmu menikah. Kau itu anak tunggal, mereka hanya memilikimu, dan mengingat sikapmu yang sangat bebas selama ini... tentu saja mereka jadi sangat mengkhawatirkan kebahagiaanmu."

Hera mendelik horor, "Omong kosong! Satu-satunya hal yang dikahwatirkan ayahku adalah nama baiknya dihadapan Sean. Ayahku bisa jadi hanya memiliki hutang budi atau bersikap professional dihadapan Sean ak.a keluarga investor rumah sakit terbesar kedua setelah keluarga Arvino."

at: 12amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang