Wali Kelas Kami Yang Baik Hati

219K 12.7K 2.1K
                                    

Ini kelas saya. 9D.

Katanya semakin tua seseorang, bakal semakin tahu malu dia.

Apa-apaan.

Di sekolah saya, kelas 9 adalah masa saat urat malu kalian putus. Ya bagimana tidak. Namanya juga kakak kelas. Kalo masih adek kelas, mau apa-apa kan takut. Mau ke sini permisi kak, mau ke situ maaf kak, coba kalo kalian kakak kelasnya. Paling-paling adek kelas aja yang malu melihat senior sendiri.

Kembali lagi ke topik awal.

9D adalah sekumpulan anak aneka rupa yang paling berpengalaman bandel di angakatan saya. Tidak semuanya bandel juga sih. Tapi memang, sebagian besar isinya anak sableng.

Oke, sebenarnya begini. Kenakalan anggota kelas kami, secara individual, masih jauh dari kenakalan yang dimiliki anak-anak 9F. Masalahnya, di kelas kami tidak ada satupun murid yang otaknya nggak bandel. Itu yang jadi masalah.

Kata pepatah "Sedikit lama-lama menjadi bukit".

Mentang-mentang kami yang otaknya gesrek banyak, kesannya kami bandel.

Tapi sejujurnya sih, saya saja merasa pikiran saya meningkat ke-kotorannya beberapa derajat selama di kelas penuh dosa ini (Nanti ada ceritanya).

Padahal pikiran saya juga sudah kotor.

Sama seperti semua kelas normal, 9D punya wali kelas.

Wali kelas 9D, adalah seorang guru fisika paling senior di sekolah saya. Kalau mau digambarkan seperti apa, ya, Bapak ini badannya gede. Kalo beliau duduk di kursi guru, kesannya beliau melayang, karena kursinya sirna. Mirip gerhana matahari. Mukanya sangar. Tampak luar rajin sholat, jidatnya sampe item gitu. Suaranya ngebass. Kalo jalan, murid-murid pada menepi (Biar muat maksudnya).

Kalau kalian adek kelas yang baru pertama kali masuk, kalian pasti mengkategorikan guru ini ke kelompok "Guru-yang-sebaiknya-dihindari-karena-ya-serem".

Padahal, beliau ini, sifatnya justru kebalikannya.

Bapak yang satu ini terkenal baik dan banyak temen di antara guru-guru. Orangnya simple dan logis bagaikan pelajaran yang dia bawakan. Misalnya ada murid telat dan minta tanda tangan, maka begini ceritanya:

"Pak, saya telat. Disuruh minta tanda tangan ke Bapak. Terus-"

"Ah ribet. Sini Bapak tanda tanganin. Udah jangan diulang ya."

Lalu udah.

Memang gaya saya banget nih, guru tipe begini.

Tapi bayangkan guru sejenis ini dikasih kelas sableng yang isinya begitu. Saya sih kasihan gurunya saja. Bapak ini juga punya cara yang khas buat ngehukum muridnya kalo telat masuk kelas, yaitu, disaat guru umumnya disuruh tunggu di luar, yang beliau minta adalah lari bolak-balik di koridor.

Lapangan sih biasa Pak, tapi koridor?

Mungkin karena beliau orangnya practical, makanya begini. Masalahnya, sambil marahin muridnya, dia cengar-cengir.

Ya dibales nyengir, lah.

Duh, Si Bapak.

Eh, tapi jangan salah, kalau sudah muntab beneran, walas saya tidak ada duanya. Serem, gila. Untungnya Bapak ini berpikiran panjang. Sabar. Jadi jarang keluar seta- maksudnya marahnya. Alhamdulillah. Kalian bayangkan seandainya dia gampang disulut. Kebakar habis sudah kelas saya yang kaya minyak tanahnya itu!

Bagaimanapun juga, beliau ini berhati mulia. Kalau bagi rapot, dia positive thinking. Apabila ada yang nilainya jelek, maka dibilang kurang teliti. Jika pun ada yang jeblok, dikata kurang serius. (Walaupun saya nggak yakin sih, dia berpikir positif atau males aja ngomong lama-lama).

Kesimpulannya,

Gabungan wali kelas dan 9D; menghasilkan gabungan duo Walas - Kelas paling nggak bener se-sekolahan.

Ya nggak apa-apa lah, Pak. Saya sih tetep salut sama baik dan kejujurannya Bapak.

Umm, tapi nilai saya naikin juga ya.

Ngomong-ngomong, cerita ini masih panjang. Ada lebih banyak lagi kisah-kisah aneh yang bertempat di kelas ini. Yang perlu kalian lakukan adalah membalik halaman - ya, kalian benar-benar perlu melakukannya.

2 Itu Teman, 37 Itu Satu Kelas! [HABIS GELAP TERBITLAH BUKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang