Chapter 16

14.1K 752 1
                                    

Prilly POV

Pagi ini sekolah jadi bising karna Ms. Syahrini yang mondar-mandir ga jelas udah kayak ulat bulu sambil teriak-teriak. Beliau lagi nyari murid yang mau bergabung untuk lomba kesenian untuk acara festival sekolah yang akan di adakan seminggu lagi.

“Anak-anak .. siapa yang mau gabung sama ibu ??? Ayolah .. ayo.. jangan sungkan-sungkan, di tempat ibu kita bisa mainin banyak cerita, kalian mau jadi princess or prince or hero or whateverlah yang kalian mau, sok atuh daftar di klub teater ibu! Dude harlino sama nikita willy dulu juga pernah gabung di klub ibu sebelum mereka jadi artis terkenal”

Sementara itu Di samping Ms. Syahrini, terlihat bu Helena yang sedang sibuk membagikan brosur pendaftaran untuk murid yang mau bergabung masuk jadi anak bimbingnya di klub menarinya.

Tidak heran melihat Ms. Syahrini yang lebih terlihat seperti orang yang habis kebakaran roknya. Dia tentu tak mau kalah dengan saingannya bu Helena.

Yaa dua guruku ini sudah terkenal satu sekolahan sebagai saingan entah dalam memperebutkan cinta pa bandi ataupun dalam hal apapun.

Author POV

Setengah jam kemudian, terlihat murid-murid sudah banyak berjejer membentuk baris untuk melakukan pendaftaran, tetapi barisan paling banyak ada di deretan milik klub menari tarian daerah ibu Helena, dan murid-murid yang ingin bergabung termasuk prilly, mila, gritte dan dahlia.

“lepas kacamatamu prill” tegur mila pada prilly

“ (prilly menghela nafas) phfff,, gimana bisa, gw belum terbiasa mil. Kayaknya kita ga cocok dengan konsep ini deh. Liat ajah syaratnya harus harus cantik, langsing, enak di pandang gitu” ucap prilly sambil memanyunkan bibirnya

“iyah sih, bener.. bu Helena mah gitu tiap tahun standarnya yang menarik, cantik pokoknya. Kayak ga ada kesempatan buat yang wajahnya pas-pasan kayak kita” gritte membalas ucapan prilly

“di banding club theater milik ms. Syahrini semuanya jelek-jelek ga ada yang mau nonton” seru dahlia tak kalah dari teman-temannya

“ehh, tapi apa salahnya kan kita coba, kita kan berempat. Meskipun wajah standar gini dan ga menarik-menarik banget anggaplah kita pelopor buat mereka yang minder ga mau ikutan karna batas penampilan” saran mila bijak. 

Saat mereka tengah asyik berbincang, tiba-tiba ali muncul dari belakang dan berdiri di samping deretan mereka sambil membawa kameranya, membuat prilly langsung mengalihkan perhatian padanya, dan ghina yang sedari tadi berdiri di depan prilly juga menoleh kearah ali dan menegurnya.

“hey ali, kamu ikut club apa???” Tanya ghina

“Fotografi” jawab ali singkat tapi tetap dengan senyum ramahnya

“kalo kamu butuh model hubungi aku yaa” ucap ghina lagi kali ini disertai dengan gaya centil menggodanya

Mendengar itu prilly melirik ghina sinis.

“ohh, kalo soal itu gw lebih suka motret pemandangan daripada orang” jawab ali santai tapi langsung mengundang tawa dari mila, gritte dan dahlia.

“ihh ali, kamu becanda kan???  

“iya becanda, sini aku foto” ali mengangkat kameranya dan mensejajarkan layar fokusnya di depan matanya siap untuk memotret ghina, yang spontan membuat ghina mengatur gayanya.

Prilly yang kesal dalam hati, pelan-pelan berjalan kearah gina dan berdiri di sampingnya.

Dengan perlahan prilly mulai menggerakkan anggota tubuhnya, hingga membentuk sebuah pose yang juga siap untuk di potret ali.

Klik klik klik, terdengar suara kamera SLR ali yang sedang memotret gina tapi juga sebenarnya bersama prilly. 

A crazy little thing called love aliandoprilly versionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang