Tanpa dilakukan pun perpisahan itu akan tetap terjadi. Karena, meninggalkan atau ditinggalkan adalah suatu hal yang pasti.
***
Humaira mencak-mencak sambil memukuli lengan Revan, sementara Revan malah tertawa kurang ajar.
Prilly tersenyum tipis setidaknya kehadiran Humaira dan Revan menjadi hiburan tersendiri untuknya.
"Ibu Humaira tuh cinta Kak sama Aku," ucap Revan sambil menatap Prilly.
"Masa sih?" tanya Prilly.
Humaira menggeleng berbanding terbalik dengan Revan yang mengangguk semangat.
"Jangan percaya Pril!" Humaira memelototi Prilly.
Prilly tertawa kecil. "Percaya nggak ya?"
"Harus percaya Kak," balas Revan. "kalau nggak cinta mana mungkin sekarang ada bayi di sini." Revan menunjuk perut Humaira.
Mata Prilly berbinar. "Kamu hamil Ra?"
Humaira tersenyum kikuk. "Iya, Alhamdulillah."
Revan tersenyum penuh kemenangan. "Percaya, kan Kak kalau Ibu Humaira tuh cinta sama aku?" tanya Revan.
"Percaya," jawab Prilly. Tiba-tiba saja raut wajahnya berubah murung. Humaira hamil sedangkan dirinya baru saja kehilangan sosok yang sangat ia inginkan itu.
Humaira berdehem. "Kamu keluar dulu sana!" Humaira menyenggol tangan Revan.
Revan mengangguk ia paham akan situasi ini. "Aku keluar dulu Kak," pamitnya pada Prilly.
Prilly hanya mengangguk kecil.
"Pril," panggil Humaira lalu mendudukkan diri di samping Prilly.
"Selamat ya Ra, sebentar lagi kamu bakalan jadi Ibu," Prilly tersenyum getir.
Humaira tersenyum lalu memeluk Prilly yang kini tengah duduk bersandar. "Jangan sedih lagi," ucap Humaira.
Prilly terisak dalam pelukan Humaira. "Allah telah mengambilnya...
"Stt, percaya Pril. Allah pasti akan menggantikan sesuatu yang hilang dengan yang baru dan insya Allah itu akan lebih baik. Karena sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang terbaik untuk setiap hambanya," jelas Humaira.
Prilly menghapus air matanya, bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman. "Makasih Ra," ucapnya.
Humaira mengurai pelukannya. "Aku pulang dulu ya Pril, masih ada urusan."
"Hati-hati ya," ucap Prilly yang diangguki oleh Humaira.
Humaira keluar dari ruang rawat Prilly, perempuan itu menepuk pelan pundak Ali yang saat ini berdiri di depan kaca memerhatikan Prilly dari luar.
"Semuanya akan baik-baik saja," ucap Humaira.
Ali menggeleng dengan pandangan yang masih fokus menatap Prilly. "Nggak Ra, semuanya nggak baik-baik aja."

KAMU SEDANG MEMBACA
Captain, I Love You | Selesai
Random[Follow akun Author terlebih dahulu sebelum membaca] Berawal dari pertemuan yang tak disengaja lalu berlanjut pada kejadian yang tak pernah diduga sebelumnya. Sebuah kejadian yang berujung pada masalah yang cukup pelik. Ali dan Prilly harus menikah...